Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tidak Ada "Kompromi" dalam Dakwah

Topswara.com -- Ketika Rasulullah SAW menyebarkan Islam di Mekah hingga tahapan berinteraksi dengan umat, Rasulullah mulai membongkar rencana jahat orang-orang kafir Quraisy. Ayat-ayat Al-Qur'an menjelaskan tentang bagaimana rencana mereka kepada Rasulullah SAW. 

Salah satunya adalah tentang harapan orang Quraisy, seandainya Rasulullah SAW ingin berdamai dan melunak maka mereka pun akan melunak. Namun, Allah SWT justru menunjukkan kepada Rasulullah SAW bagaimana Quraisy merencanakan makar dan berupaya membujuk Rasulullah SAW. Keteguhan Rasulullah SAW di dalam mengungkap makar kafir Quraisy membuat telinga kafir Quraisy semakin panas. 

Kemudian Rasulullah SAW mulai mengungkap makar yang merupakan bagian dari dakwah pemikiran, mulai dari menguliti bisnis-bisnis mereka yang curang, di samping ada upaya lain yaitu muhasabah lil hukam. 

Akan tetapi kafir Quraisy tidak tahan dengan kritik dan muhasabah dari Rasulullah SAW, itu semua karena mereka tidak memiliki keimanan atas agama baru yang membawa kebaikan bagi seluruh dunia. Karena itu, mereka melakukan perlawanan dan sampailah kemudian mereka berkumpul di rumah Abu Thalib di Darun Nadwah. 

Bahkan di Darun Nadwah orang-orang Quraisy mengatur strategi dan rencana untuk menyerang balik Rasulullah SAW, di antaranya dengan sebutan saahirul bayan (orang yang ahli menyihir dan menghipnotis), sehingga orang yang mendengarkan penjelasannya menjadi seolah-olah tidak berdaya, seolah-olah seperti orang yang betul-betul tidak kuasa menahan dirinya dan akhirnya setuju dan terpengaruh dengan penjelasan Islam. Ini yang disebutkan oleh Al-Qur'an, bahkan mereka menyebut Rasulullah SAW sebagai majnun (orang gila), semua itu ditunjukkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW.

Orang-orang Quraisy kemudian mencoba datang kepada paman Nabi SAW yaitu Abu Thalib, agar beliau bersedia membujuk Rasulullah SAW dengan bayaran apapun yang diminta. Maka pada saat itu, Rasulullah SAW diundang ke rumah Abu Thalib dan disampaikanlah apa yang menjadi tawaran orang kafir Quraisy.

Orang kafir Quraisy menawarkan kekuasaan, harta dan wanita dengan kompensasi Rasulullah SAW harus menghentikan dakwahnya. Namun, seluruh tawaran tersebut ditolak tegas oleh Rasulullah SAW, melalui pernyataan beliau:

"Kalau sekiranya mereka sanggup meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, maka sekali-kali aku tidak akan meninggalkan urusan ini." 

Pernyataan Rasulullah SAW ini menunjukkan, betapa dakwah yang diemban Nabi SAW dengan pemikiran yang begitu luar biasa, tidak ada kata kompromi, tidak ada kata negosiasi, karena Islam adalah kebenaran dan kebenaran itu harus disampaikan apa adanya. 

Rasulullah SAW bersabda:
"Sampaikanlah kebenaran itu meski kebenaran itu terasa pahit." 

Beginilah dakwah yang seharusnya dicontoh oleh pengemban dakwah hari ini. Mereka harus menyampaikan pemikiran Islam yang membangkitkan umat, hingga umat dan pengemban dakwah sama-sama menginginkan kembalinya kehidupan Islam yang pernah dibangun oleh Rasulullah SAW. Kehidupan agung yang bisa dirasakan karena penerapan syariat Islam secara kaffah. Sesuai dengan firman Allah SWT:

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (TQS. Al-Baqarah: 208)

Dan perlu dipahami, bahwa Islam kaffah hanya bisa terealisasi di dalam bingkai negara, di mana negara itu tidak berkompromi sedikitpun dengan pemikiran-pemikiran asing, seperti salah satunya adalah lapitalisme sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Inilah dakwah yang akan membawa pada datangnya pertolongan Allah SWT.  

Wallahu a'lam bishshawab.


Sumariya
Aktivis Lisma Bali
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar