Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Strategi Islam Mengasuh Anak yang Membahagiakan

Topswara.com -- Anak adalah amanah Illahi, rezeki yang tak ternilai. Mengasuhnya mendatangkan keberkahan dunia akhirat. Mendidiknya bisa menjadi jariyah kebaikan. Sungguh malang, jika sebagai orang tua, menyia-nyiakan anak dengan pola asuhan yang tidak sesuai syariat Islam. 

Sekalipun ketika telah baligh anak akan memiliki pertanggungjawaban sendiri, alangkah indahnya jika anak memiliki pemahaman Islam yang benar dan akidah Islam yang kokoh. Oleh sebab itu, mendidik anak pun butuh ilmu dan tsaqofah Islam.

Berikut strategi Islam dalam pengasuhan anak. Pertama, sebagi orang tua, harus menyadari, anak adalah amanah yang akan diminta pertanggungjawaban. Sehingga, sebagai orang tua harus benar-benar dan sungguh-sungguh dalam melakukan pendidikan tersebut. Kedua, orang tua harus menancapkan akidah Islam yang kuat kepada anaknya. 

Ini penting, akidah kuat tidak bisa tertancap tanpa pengasuhan yang masih dan sistematis. Orang tua harus terus mendampingi anak, agar akidahnya semakin kuat, sekalipun anak ketika memahami sesuatu itu belum secepat orang dewasa. Perlahan tetapi pasti.

Ketiga, orang tua harus mampu menjadi teladan anaknya. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Begitu pun anak, anak itu butuh teladan kebaikan. Teladan kebaikan, yang pertama dilihat anak adalah orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi teladannya. 

Selain itu orang tua harus menjadikan anak mampu meneladani Rasulullah Muhammad SAW, sahabat, dan orang-orang yang shalih. Agar anak memahami teladan utama Muslim adalah Nabi Muhammad SAW, kalau anak melihat orang tuanya tidak sempurna dan melakukan kesalahan-kesalahan, anak mampu mengambil sikap, mana yang harus dicontoh dan tidak.

Keempat, memberikan tsaqafah Islam kepada anaknya. Tugas orang tua memberikan tsaqofah Islam kepada anaknya, bisa dengan mengajarinya dan mengajaknya dalam kajian kids. Hal ini penting untuk menumbuhkan haus ilmu sejak dini pada anak. Kelima, pola pengasuhan anak akan berhasil jika didukung oleh sistem dan negara. Karena melalui otoritas negara, anak-anak bisa terlindungi dari konten-konten sekuler yang merusak. Karena itu, butuh peran negara agar pendidikan anak sukses. Yakni, sukses di keluarga dan sukses di tengah-tengah masyarakat. 

Memahami hal tersebut, selain orang tua, masyarakat dan negara memiliki peran penting untuk mendukung pengasuhan anak dengan baik. Karena sejatinya, anak shalih-shalihah adalah aset berharga pembangun peradaban Islam, penerus tonggak perjuangan negara. Di sini negara memiliki kewajiban penuh dalam mendidik dan menyelenggarakan pendidikan yang Islami dan melahirkan generasi emas. 

Selain itu, negara wajib melakukan pengawasan, apakah orang tua telah menjalankan peranannya dalam menjadi sekolah pertama anak? Tidak hanya itu, negara pun menyelenggarakan pendidikan yang bisa dijangkau semua lapisan masyarakat dengan sistem Islam demi mendapatkan bibit unggul.

Dari situlah sesungguhnya menyadarkan bahwa hidup dalam naungan khilafah Islam adalah kewajiban dan kebutuhan sebagai Muslim. Karena, sumber malapetaka multidimensi yang terjadi hari ini dikarenakan sistem yang tidak Islami, yakni kapitalisme sekuler.


Ika Mawarningtyas
Direktur Mutiara Umat Institute
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar