Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Solusi Islam dalam Pengelolaan Limbah Sampah Plastik

Topswara.com -- Sampah plastik adalah salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup saat ini. Selain berbahaya, plastik juga sulit dikelola. Perlu waktu puluhan bahkan ratusan tahun agar kantong plastik itu benar-benar terurai. 

Beberapa negara telah berupaya menekan penggunaan kantong plastik, seperti kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global. Karena sampah kantong plastikbila dibiarkan di tanah, dia akan menjadi polutan. Jika dibakar, secara signifikan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer.

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati mengatakan isu serius tentang sampah plastik sedang dihadapai Indonesia. Sebanyak 12,87 juta ton sampah plastik pada 2023 mengakibatkan antrian truk ke TPA. 

Oleh karena itu, Sampah plastik menjadi fokus utama penanganan sampah di Indonesia dalam Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 yang diperingati 21 Februari. Hal tersebut terkait target pengurangan sampah plastik ke laut yaitu 70 persen pada 2025. Katadata.co.id /7 Februari 2024)

Keberadaan sampah plastik saat ini bukan hanya menjadi masalah regional, namun secara global sudah dirasakan dampaknya. Bukan hanya terhadap manusia, hewan juga mengalami hal yang sama. 

Sebagai contoh, bahwa baru-baru ini ditemukan berbagai jenis kelomang atau kepiting pertapa di seluruh dunia mulai beralih menggunakan sampah plastik sebagai alternatif cangkang untuk digunakan demi melindungi tubuh mereka yang rentan.

Salah satu peneliti Marta Szulkin, seorang ahli ekologi perkotaan dari Universitas Warsawa dan Łukasz Dylewski, dari Poznan University of Life Sciences, menemukan sebanyak 386 kelomang menggunakan cangkang buatan - terutama tutup botol plastik. (bbc.com/indonesia/11 Februari 2024)

Adanya tumpukan limbah plastik tersebut adalah bukti kelalaian negara. Pemerintah belum secara nyata membuat kebijakan terkait hal tersebut. Negara dengan penerapan sistem kapitalis saat ini hanya berorientasi pada keuntungan materi semata, alhasil negara abai terhadap keselamatan rakyatnya dengan tidak memperhatikan kerusakan lingkungan akibat penggunaan plastik.

Wadah plastik memang tergolong ekonomis bagi masyarakat, namun bahanya juga tidak bisa dianggap remeh. Sampah plastik jika dibakar akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. 

Inilah fakta yang menunjukkan lemahnya inovasi di negeri ini serta kurangnya edukasi tentang bahaya plastik dan rendahnya kesadaran rakyat menambah deretan persoalan limbah ini semakin sulit diatasi.

Akan jauh berbeda jika Islam diterapkan dalam sebuah negara . Dimana negara Islam yakni khilafah akan menjalankan fungsinya sebagai raa’in (pengurus) dan mas’ul (penanggung jawab) atas urusan rakyat. Negara berkewajiban mengedukasi rakyatnya tentang bahaya plastik. Bukan hanya itu, bahkan negara islam juga akan mengembangkan riset terpadu untuk menemukan teknologi mutakhir, hingga kemasan alternatif yang ramah lingkungan bisa tersedia.

Selain itu, terknologi pengolah sampah baik organik maupun non organik akan sedemikian rupa terus dikembangkan sehingga dapat mengatasi persoalan sampah sebagaimana mestinya.  
Bantuan dana khusus untuk Inovasi penyediaan alternatif plastik senantiasa diberikan oleh negara. 

Karena sebagai negara yang independen dalam mengelola segala hal demi kemaslahatan rakyat khilafah memiliki sumber pendanaan murni dari baitulmal, bukan dari utang atau investasi swasta yang dapat menguntungkan segelintir pihak. 

Demikianlah khilafah, menyelesaikan berbagai persoalan rakyatnya terutama masalah limbah plastik yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup. Dengan penerapan Islam secara kaffah, akan terwujud rahmat bagi seluruh alam. 

Wallahu’alam.


Oleh: Dewi Ratih
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar