Topswara.com -- "Persatuan umat Islam", adalah sebuah kalimat yang begitu indah untuk didengar, begitu mulia untuk dicita-citakan, namun tak semudah itu diwujudkan. Apalagi menengok realita saat ini umat Islam begitu mudah dikotak-kotakkan.
Padahal sikap demikian hanya akan menjatuhkan mereka pada kehinaan.
Ibarat bangunan yang hampir roboh, tak lagi mampu menunjukkan keindahan yang menyeluruh, tidak lagi mampu memberi perlindungan yang sempurna, bahkan bisa saja membahayakan penghuninya. Demikianlah ketika umat Islam terpecah belah.
Namun solusinya, tentu bukan keluar dari bangunan tersebut, sebab di luar justru lebih berbahaya. Solusinya adalah memperbaiki dan mengokohkan bangunan itu kembali. Mewujudkan kembali persatuan untuk kemuliaan kehidupan.
Sejarah telah mencatat bahwa dulu umat Islam pernah disatukan oleh satu kepemimpinan dunia selama 14 abad lamanya.
Terhitung dari masa Rasulullah SAW. berhasil mendirikan negara Islam pertama di Madinah, terus berlanjut hingga masa kepemimpinan para Khalifah sesudahnya. Yaitu era Khulafaur Rasyidin, Khilafah Umayyah, Khilafah Abbasiyah, dan Khilafah Utsmaniyah.
Selama itu umat Islam berhasil memiliki peradaban yang unggul. Mereka tampil sebagai pelopor di berbagai bidang, penemu di berbagai ilmu, dan yang tidak kalah penting pemimpin dalam bidang militer.
Runtuhnya Peradaban
Namun, kegemilangan peradaban itu kini telah tiada. Sejak satu abad yang lalu tepatnya tanggal 03 Maret 1924, Inggris melalui kaki tangannya, Mustafa Kemal Attaturk, berhasil meruntuhkan kekhilafahan terakhir yakni Khilafah Ustmaniyah.
Setelahnya, merekapun membagi-bagi wilayah kaum muslimin menjadi negara-bangsa (nation state) dengan warna kebangsaan atau nasionalisme masing-masing. Inilah yang menjadi cikal bakal terpecahbelahnya umat Islam, hingga melemahnya ukhuwah Islamiyyah mereka.
Sejak itu kehinaan kehidupan terus menimpa umat ini. Apa yang terjadi di Palestina merupakan bukti nyata dari berhasilnya kafir Barat dalam mengoyak-ngoyak persaudaraan umat Islam. Betapa tidak, sudah 75 tahun lamanya sejak 1948 hingga kini, warga Palestina nyaris berjuang sendiri melawan kebiadaban zionis.
Padahal data membuktikan bahwa banyak negara Islam, salah satunya Indonesia yang memiliki kekuatan militer di atas Israel, namun nyatanya mereka seakan tak berdaya. Sebab paham nation state telah mengakar sebegitu kuatnya dalam diri umat Islam khususnya pemimpin mereka.
Di belahan bumi lain termasuk di tanah air, meski tak lagi dijajah secara fisik, namun pengaruh nation state ini tak kalah berbahaya.
Paham ini telah membuat umat Islam lupa bahwa mereka adalah umat yang satu dan memiliki pedoman yang satu pula. Pedoman inilah yang harusnya mereka pegang untuk meraih peradaban yang mulia.
Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur'an, "Yang diperintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus. Karena itu ikutilah jalan tersebut dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian adalah diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa" (TQS al-An‘am [6]: 153).
Dalam ayat tersebut Allah SWT. memerintahkan kita untuk mengikuti jalan yang lurus yakni jalan Islam, dan melarang untuk berpecah belah. Ketika kita mengikuti dan terlenakan dengan jalan lain selain Islam seperti sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan), maka kehinaanlah yang akan didapatkan seperti saat ini. Tidak aneh jika kemiskinan, kebodohan, kerusakan moral makin menggerogoti umat Islam saat ini.
Lebih Dari Sekedar Seruan
Sejarah telah membuktikan begitu berharganya persatuan umat, begitu luar biasanya kekuatan ukhuwah Islamiyyah. Maka, seruan "It's time to be one ummah" adalah seruan yang sangat urgen saat ini. Lalu apa yang harus umat lakukan saat ini?
Tentu tak cukup sekedar menyeru, tapi umat Islam juga harus faham apa yang harus mereka perjuangkan untuk memunculkan persatuan. Tak lain tak bukan adalah apa yang telah membuat umat Islam dulu juga bersatu.
Imam Malik berkata, "Tidak akan bisa memperbaiki kondisi orang-orang yang datang kemudian dari umat ini kecuali dengan apa yang telah memperbaiki kondisi orang-orang pertamanya."
Persatuan umat Islam hanya akan terwujud jika umat ini memiliki satu kepemimpinan dunia, yaitu khilafah Islamiah. Maka arah perjuangan umat saat ini adalah untuk menegakkannya kembali.
Caranya tentu sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. yakni membina diri dalam sebuah jamaah Islam, mengamalkan dan mendakwahkan. Rasulullah Saw. juga telah mengabarkan, "..Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad SAW diam.” (HR Ahmad).
Dengan adanya kabar gembira ini, masihkah kita ragu untuk memperjuangkannya?
Oleh: Noor Dewi Mudzalifah
Aktivis Dakwah
0 Komentar