Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sekularisme Menghilangkan Fitrah Keibuan

Topswara.com -- Kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya sungguh tidak diragukan lagi, sebagaimana pepatah mengatakan bahwa kasih sayang ibu sepanjang masa. Namun pepatah ini sepertinya tidak berlaku pada ibu berinisial R yang tinggal di Desa Membalong Belitung.

Insiden tragis telah terjadi di Desa Membalong, Kabupaten Belitung pada Kamis, 28 Januari 2024, sekitar pukul 21.00 wib. Seorang ibu rumah tangga berinisial R yang berusia 38 tahun di duga membunuh dan membuang bayinya yang baru saja dilahirkan secara normal dikamar mandi. (Bankapos.com/23/1/2024)

Kasus pembunuhan dan pembuangan bayi ini berhasil diungkap oleh jajaran Satreskrim Polres Belitung yang dibantu Polsek Membalong. Motif tindakan mengerikan ini diduga terkait faktor ekonomi. 

Pelaku juga merahasiakan kehamilannya kepada sang suami hingga proses kelahiran tiba pelaku melakukannya dikamar mandi dengan menyiapkan air di baskom untuk wadah ketika bayinya keluar sehingga bayinya tidak bisa bernafas dan akhirnya meninggal dunia. Lalu pelaku membuang jenazah bayinya di kebun warga yang berjarak sekitar tiga meter dari rumahnya. (Bankapos/23/1/2024)

Fitrah seorang ibu pasti ingin selalu menyayangi dan melindungi anaknya. Tak jarang nyawa seorang ibu melayang saat berjuang melahirkan sang buah hati. Namun akibat faktor ekonomi, seorang ibu tega membunuh dan membuang bayinya sendiri. Inilah fakta yang membuktikan bahwa tingginya beban hidup yang dialami saat ini menjadikan seorang wanita menghilangkan fitrah keibuannya. Sungguh miris.

Tentu ada banyak faktor yang mempengaruhi sehingga seorang ibu tega membunuh bayinya. Lemahnya ketahanan iman juga akan mampu mempengaruhi hilangnya fitrah keibuan dikarenakan hilangnya keyakinan tentang konsep rezeki dari Allah SWT. Apalagi membunuh jiwa yang diharamkan Allah tanpa alasan yang dibenarkan oleh syarak adalah termasuk dosa besar.

Selain itu, tidak berfungsinya peran keluarga juga memicu hilangnya naluri keibuan. Tak jarang seorang istri bukan dianggap sebagai sahabat bagi suami nya sehingga menghilangkan fungsi istri bukan lagi sebagai Ummu Warabbatul Bait tapi sebagai roda penggerak ekonomi keluarga. 

Akibatnya beban istri semakin bertambah, baik beban fisik maupun mental. Lemahnya kepedulian masyarakat saat ini juga disebabkan dari gaya hidup individualis sehingga hilangnya fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang mengakibatkan sesama tetangga tidak bertegur sapa serta hilangnya aktivitas amar makruf nahi mungkar.

Tidak adanya jaminan kesejahteraan dari negara terhadap rakyatnya semakin menambah berat beban kehidupan rakyat karena rakyat dipaksa untuk memenuhi kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan. Sementara lapangan pekerjaan yang semakin langka. Maka makin kompleks penderitaan rakyat dalam sistem kapitalisme hari ini sehingga tidak heran semakin meningkat tindakan kejahatan.

Semua fakta yang telah terjadi tidak lain adalah akibat sistem kapitalis yang diterapkan di negeri ini. Sistem kapitalis terbukti telah gagal dalam mensejahterakan seluruh rakyatnya. 

Seharusnya negara adalah pihak yang bertanggung jawab dalam melindungi dan menjaga seluruh rakyatnya termasuk kepada seorang ibu karena dari nya lahir para penerus peradaban.

Berbeda dengan sistem Islam. Islam mewajibkan kepada para suami untuk bekerja mencari nafkah agar mampu menafkahi dirinya dan keluarganya sehingga berdampak dalam tanggung jawabnya. 

Apabila dalam keadaan tidak mampu mencukupi kebutuhannya Islam menganjurkan kita untuk lebih bersabar dan jangan berputus asa.

Islam memerintahkan kepada kaum muslim untuk saling memperhatikan saudaranya yang kekurangan. Rasulullah bersabda “Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sedang tetangganya kelaparan sampai ke lambungnya. Padahal ia (orang yang kenyang) mengetahuinya. (HR. At-Thabrani dan Al-Bazzar)

Sementara negara atau khilafah akan menjalankan fungsinya sebagai ria'yatul su'unil ummah dengan bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar seluruh rakyatnya. Membuka lapangan kerja dan negara akan memberikan santunan bagi warga yang tidak mampu karena keterbatasan fisik ataupun mental yang diambil dari pos di Baitul maal. 

Negara khilafah akan benar-benar memastikan setiap laki-laki yang sehat dan kuat bisa mendapatkan lapangan pekerjaan. Sehingga para istri fokus dalam menjalankan peran utama nya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Tidak lagi berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan rumah tangga serta tidak akan ada lagi istri/wanita yang menjadi tulang punggung keluarga.

Saatnya kita mencampakkan sistem kapitalisme yang terbukti gagal mensejahterakan rakyat dan gagal dalam mewujudkan wanita-wanita sebagai istri dan pengatur rumah tangga. Mari kembali kepada aturan sang Khaliq yaitu sistem Islam dalam bingkai khilafah.

Wallahu a’lam bishawab.


Oleh: Mairawati
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar