Topswara.com -- Tidak henti-henti memikirkan perilaku pemuda di era sekarang ini, begitu mudah melakukan tindak kriminal tanpa memikirkan konsekuensinya, beginilah kondisi pemuda bila di atur oleh sistem yang jauh dari Islam di mana tidak dikendalikan oleh akal sehat.
Bayangkan, betapa kejamnya remaja berusia 16 tahun yang masih menduduki kelas 3 SMK melakukan pembunuhan kepada satu keluarga yang berjumlah 5 orang yakni perempuan berinisial RJS (14 tahun) sebagai korban konflik asmara dengan pelaku, ayah, ibu dan kedua adiknya menjadi korban.
Tidak puas membunuh remaja J kemudian memperkosa jasad korban RJS dan ibunya berinisial SW. Setelah itu, pelaku ia juga mengambil ponsel dan uang korban sebesar 363 ribu.
Peristiwa bengis ini berawal saat pelaku berpesta minuman keras bersama teman-temannya, kemudian sekitar 23:30 WITA, pelaku diantar pulang oleh temannya, setelahnya pelaku menuju ke rumah korban yang tidak lain tetangganya sendiri sambil membawa senjata tajam berupa parang untuk melakukan pembunuhan. Sesampainya di rumah korban pelaku mematikan aliran listrik untuk melancarkan aksinya, (Republika.com.id, 08/02/2024).
Peristiwa yang sangat mencengangkan di usia sangat muda seharusnya fokus pendidikan dan memikirkan masa depan yang cerah ini malah menjerumuskan diri ke jurang hebat yang membuat masa depannya hancur.
Banyak peristiwa anak muda terjerat dalam kasus-kasus serupa dan membuktikan masa depan mereka habis dalam dunia sel. Insiden ini menandakan bahwa mereka tidak tahu tujuan hidup sebenarnya, mereka melakukan banyak hal yang menyenangkan bagi dirinya tanpa disadari akan berakhir buruk baginya bahkan orang tua akan terlibat menanggung rasa malu dan bertanggung jawab terhadap perbuatan anaknya.
Akibat sistem pendidikan yang tidak menerapkan pembinaan akidah Islam generasi buta jalan kehidupan. Sistem sekularisme atau aturan yang memisahkan Islam dari kehidupan memang kejam, fakta anak muda di sistem ini diracuni oleh berbagai macam hal.
Pertama, lingkup media di mana sosial media dipenuhi dengan video atau konten-konten brutal seperti tauran, pacaran, mabuk-mabuk kan, pembunuhan.
Generasi tidak akan melakukan perbuatan yang tidak pernah mereka lihat seperti dalam matematika, setiap orang akan mengerjakan soal–soal sesuai rumus yang di contohkan. Begitu pun pemuda hari ini mereka telah terjerat oleh canggihnya teknologi yang mendorong mereka melakukan adegan seperti tontonannya.
Kedua, pergaulan di mana pemuda juga akan berperilaku tidak buruk ketika pergaulannya buruk, ada pepatah arab mengatakan “ketika kita berteman dengan penjual besi maka kita akan terpercik karat besinya dan apabila kita berteman dengan penjual parfum maka kita akan terpercik harumnya”. Pertemanan berpengaruh besar bagi kepribadian kita oleh karena itu pentingnya kita mencari teman yang menjamin pribadi kita menjadi baik dan lebih baik.
Ketiga, pendidikan juga berpengaruh besar, jika kita melihat anak-anak yang dititipkan ke sekolah Islam mereka terlihat tenang dan memiliki akhlak yang baik, itu karena pendidikan Islam berkiblat pada akidah Islam yang bertujuan mencipkan kepribadian islami yang berdasar pada pola pikir dan pola sikap yang islami sehingga generasi tidak kering dari ilmu agama.
Maka pentingnya kita (orang tua) mengenalkan Islam kepada generasi hari ini, bila orang tua tidak mampu atau cukup ilmu maka titipkan anak ke sekolah Islam.
Keempat, implementasi hukum tidak tegas, membuat pelaku kriminal tidak jerah pada akhirnya banyak yang melakukan tindakan serupa yang terus menerus.
Oleh karena itu, mengapa Islam menjadi solusi untuk problem hari ini, sebab manusia yang beriman penuh kepada Allah maka hidupnya akan berjalan sesuai perintah Allah.
Memahami hakikat dari Islam kaffah bahwa Islam bukan sekedar agama yang mengatur dalam ibadah ritual saja tetapi semua lingkup kehidupan manusia di atau oleh Allah, halal haramnya perbuatan dan makanan, memberikan hukuman setimpal atas perbuatannya. Jika kita memahami ini khususnya anak muda maka mereka adalah bagian dari generasi peradaban.
Wallahu a’lam bisshawab.
Oleh: Sasmin
Pegiat Literasi
0 Komentar