Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pragmatisme Pemilu dalam Sistem Demokrasi

Topswara.com -- "Pemilu tercepat hasil pemenangnya ya di Indonesia, belum lagi penghitungan suara sudah ada pemenang nya."

Pernak-pernik demokrasi menjelang Pemilu 2024 diwarnai berbagai macam drama politik praktis. Perhelatan 5 tahunan ini pun menjadi topik hangat bak pisang goreng di musim hujan. Hangat dan dinikmati di mana-mana.

Mata dan pikiran tertuju ke fenomena 5 tahun-an ini. Rakyat Indonesia disuguhi drama lagu lama, dan masih tetap dalam bahasan pragmatisme dalam Pemilu seperti tahun-tahun sebelumnya.
 
Dilansir dari CNN Indonesia.
Rosan Roeslani ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyebut, Connie Rahakundini Bakrie meminta jabatan wamenham atau wamenlu, ujarnya di Media Center Prabowo-Gibran . Jakarta (Minggu 11/02).

Sehari berikutnya,dilansir Tribunnews. Com. Bantah Roslan Roeslani, soal jabatan wamen, inilah pernyataan Connie.
Connie: "saya yang ditawari, termasuk mobil Jeep. "
"Bahkan ditawari Jeep Bantley First Edition seharga 11 milliar" ungkapnya lagi.Senin (12/02)

Tetapi Connie menolak, karena sebagai akademisi beliau tidak ingin dimanfaatkan oleh segelintir orang. Sehingga mencemarkan nama baik akademisi, yang sewajarnya ada di posisi tidak memihak kecuali idealisme akademisi.

Dalam sistem demokrasi pemilihan pemimpin baik dari tingkat kabupaten hingga pemilihan kepala negara, syarat dengan berbagai macam jual beli kepentingan, dan di dalam demokrasi sah-sah saja dan seolah-olah menjadi hal yang lumrah.

Bagaimana kemudian Islam memandang hal tersebut? Islam telah melarang suap menyuap atau jual-beli jabatan.Termaktub dalam Al-Qur'an QS Al Baqarah 188, dan juga hadist Rasulullah SAW.

عَÙ†ْ عَبْدِ اللَّÙ‡ِ بْÙ†ِ عَÙ…ْرٍÙˆ Ù‚َالَ Ù‚َالَ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù„َعْÙ†َØ©ُ اللَّÙ‡ِ عَÙ„َÙ‰ الرَّاشِÙŠ ÙˆَالْÙ…ُرْتَØ´ِÙŠ

Artinya: Dari Abdullah bin 'Amr, dia menceritakan Rasulullah SAW bersabda, "Laknat Allah SWT kepada pemberi suap dan penerima suap." (HR Ahmad).

Dari sisi tentang pemahaman demokrasi itu sendiri adalah, kekuasaan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Dari definisi ini saja, kita mesti bertanya, rakyat yang mana?

Di mana rakyat adalah kumpulan manusia yang tentu saja mempunyai pemikiran yang berbeda-beda dan persepsi yang berbeda-beda pula, serta keinginan yang berbeda-beda, sehingga ketika sekelompok atau bagian dari masyarakat berkuasa, sudah bisa dipastikan peraturan atau undang-undang yang dibuat untuk kepentingan kelompok mereka saja.

Bagaimana dengan masyarakat yang lainnya? Jawabannya, ketika ada yang dimenangkan di satu pihak dipastikan ada pihak yang dikalahkan atau dirugikan.

Apa tah lagi dibarengi dengan sekularisme/ pemisahan agama dari kehidupan. Sehingga aturan-aturan dalam agama tidak boleh digunakan dalam masalah muamalah atau interaksi manusia dengan manusia lain. 

Begitu juga dalam bab sistem sanksi.
Sanksi dari suatu perbuatan, tolok ukurnya hanya perkiraan pemikiran manusia saja sehingga sering terjadi perubahan undang-undang sesuai kepentingan penguasa saja.

Belum lagi sistem ekonomi kapitalisnya yang hanya mementingkan kapital dengan prinsip dasar, bagaimana dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Jelasnya hal ini, melegitimasi nafsu keserakahan manusia untuk menguasai manusia lain. Betapa sistem ini telah memberi kebebasan kepada manusia, untuk mengikuti hawa nafsu semau-maunya.

Ketika Islam mengharamkan miras, negara hanya membatasi kadar persentase alkohol dan tempat-tempat atau kawasan tertentu yang diperbolehkan. Ketika Islam melarang zina, negara hanya melokalisasi atau membuat tempat khusus untuk pelacuran dan hal itu legal di mata negara, dengan dalih agar tidak menyebar ke kawasan-kawasan penduduk, selain juga mendatangkan devisa yang lumayan banyak.

Sistem saat ini, demokrasi, sekularisme dan kapitalis lme telah merusak sendi-sendi kehidupan manusia hampir di seluruh dunia dan ini masih bertahan hingga saat ini sehingga terjadi kerusakan moral dan ketimpangan-ketimpangan sosial ada di mana-mana.

Seorang muslim harus paham dan meyakini bahwa Islam yang menjadi akidahnya adalah sebuah pandangan hidup yang benar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Seperangkat aturan yang paling benar dan paling sahih karena berasal dari Sang Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan, maka sudah selayaknya lah, seorang muslim memahami mengamalkan dan mendakwahkan islam secara komprehensif /menyeluruh di tengah-tengah masyarakat. 

Sehingga ketika Islam benar-benar tegak di muka bumi, maka Islam akan membawa rahmat bagi seluruh alam, seperti apa yang pernah terjadi selama kurang lebih 1400 tahun dari kepemimpinan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hingga Khilafah utsmaniyah yang berakhir Maret 1924.

Inilah solusi yang telah terbukti dan pasti akan kembali sebagaimana janji allah subhanahu wa ta'ala dan kabar gembira dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "tsuma takunu khilafatan 'ala minhajjin nubuwwah"
Kemudian akan kembali tegak Daulah Khilafah sesuai dengan apa yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.

Wallahu 'alam bishawab.


Oleh: Yustiono
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar