Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemuda dan Trend Politik Islam

Topswara.com -- Pemuda sebagai generasi pelanjut estafet perjuangan para Nabi adalah generasi yang memiliki potensi besar untuk membawa umat (Islam) ke arah kebangkitan. Hal ini adalah keniscayaan yang tak bisa dipungkiri, terlebih karena sejarah telah mencatat bahwa perubahan dan kebangkitan Islam tidak pernah lepas dari peran para pemuda yang ikut andil dalam dakwah dan perjuangan.

Di kalangan Assabiqunal Awwalun atau orang-orang yang memeluk Islam pada generasi awal, kita mengenal nama Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah dan juga Zaid bin Haritsah. 

Saat keduanya mengazzamkan diri memeluk Islam, usia keduanya masih tergolong sangat muda. Mereka adalah Sahabat Nabi Saw. yang senantiasa setia membersamai dalam dakwah, dan keduanya juga ikut terlibat langsung dalam beberapa pertempuran bahkan sempat ditunjuk menjadi panglima perang.

Selain keduanya, kita juga mengenal nama-nama Sahabat lain yang juga dari kalangan pemuda. Sebut saja Sa’ad bi Abi Waqash yang masuk Islam pada Usia 17 Tahun, dalam sejarahnya Sa’ad tercatat sebagai orang pertama yang melepaskan anak panah dalam peperangan. 

Kemudian, ada Usamah bin Zaid, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Muadz bin Jabal, Anas bin Malik, dan Mush’ab bin Umair. Mereka radiyallahu anhum semua merupakan Sahabat-Sahabat Nabi Saw. yang juga turut serta berkontribusi dalam Dakwah bersama Rasulullah SAW. dalam menyebarluaskan Islam.

Bagi kita kaum Muslimin, aktivitas dakwah merupakan perkara yang sangat penting. Tanpa dakwah mustahil Islam tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, wajib bagi seluruh kaum muslimin untuk ikut andil didalamnya tidak terkecuali para pemuda yang diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam upaya dakwah melanjutkan kehidupan Islam.

Hari ini, kita melihat bagaimana krisis mental dan degradasi moral tengah menimpa mereka para generasi muda, dan kondisinya semakin memprihatinkan seiring massifnya infiltrasi pemikiran Barat yang begitu mudah diakses, entah itu melalui jaringan internet di berbagai platform media sosial ataupun media informasi lainnya.

Berangkat dari kekhawatiran inilah, maka sudah seharusnya ada upaya untuk meningkatkan kesadaran dan mengoptimalkan peran mereka agar bisa berkontribusi dalam menyongsong perubahan dan kebangkitan Islam. Salah satunya adalah dengan mengembalikan pemahaman mereka kepada pemahaman-pemahaman Islam yang benar, melalui kajian, diskusi, seminar, dialog, sharing dan lain sebagainya.

Islam adalah ad-diin (agama) yang sempurna yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Sayangnya, pasca diruntuhkannya kekhilafahan di Turki pada tahun 1924 dan diadopsinya faham sekulerisme oleh sebagian besar Umat Islam, tidak terkecuali generasi mudanya sampai hari ini, nyatanya telah mendikotomi ajaran Islam dan mengantarkan kita pada jurang-jurang kehancuran, perpecahan bahkan kekufuran. 

Sekulerisme adalah ideologi atau faham yang mengajarkan bahwa agama (Islam) harus dipisahkan dari pengaturan seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam urusan perpolitikan (siyasah) dan negara (daulah). Sehingga, wajar apabila umat Islam hari ini merasa sudah cukup beramal hanya dengan menjalankan Islam dalam ranah akhlak dan ibadah saja, tanpa merasa perlu menerapkannya dalam aspek-aspek muamalah.

Islam dianggap tidak layak menjadi asas peraturan dalam aspek pendidikan, ekonomi, sosial, hukum, dan perundang-undangan, akibatnya berbagai kemerosotan terjadi hampir di semua lini kehidupan. 

Sekulerisme telah jelas menjadi biang keladi dari mundurnya pemahaman Umat Islam hari ini, maka dakwah yang kita lakukan semestinya harus diawali dengan dakwah pemikiran. Membongkar kecacatan faham-faham diluar Islam, baik itu sekulerisme, liberalisme, kapitalisme, dan berbagai turunannya. Islam kemudia harus disampaikan sebagai sebuah pemahaman yang logis, menenangkan akal dan sesuai fitrah manusia. 

Berangkat dari kondisi itulah, maka pemuda sebagai ujung tombak perubahan mesti bergegas mengambil peran untuk membangkitkan kembali kesadaran Umat melalui dakwah. Dakwah yang tidak hanya mencakup urusan Ibadah dan akhlak, akan tetapi dakwah yang kemudian mulai diarahkan pada dakwah pemikiran yang didalamnya membahas terkait pengaturan Islam dalam mengatur berbagai urusan.

InsyaAllah, melalui tangan dan lisan mereka lah kelak Umat akan dihantarkan menuju kebangkitan. Yaitu kebangkitan hakiki dengan diterapkannya Islam dalam segala aspek kehidupan.
Wallahu a’lam.[]


Oleh: Rahmat S. At-Taluniy
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar