Topswara.com -- Tanpa disadari, ternyata masyarakat banyak yang tertipu karena telah menyukseskan pemilu. Ya, mungkin termasuk Anda yang menyoblos pada tanggal 14 Februari kemarin. Karena siapa pun yang Anda coblos tidak akan konsisten dengan janjinya.
Sejak dari dulu sampai saat ini, tidak ada presiden yang menepati semua janjinya saat kampanye. Kalau seperti itu kenyataannya, lantas mengapa apa yang bisa diharapkan rakyat dari pesta pemilu demokrasi?
Jika belum kapok ikut nyoblos saat pemilu, maka betapa lugunya Anda sehingga tertipu oleh permainan para oligarki yang telah mendesain pemilu seakan capres yang menduduki jabatan nantinyabdi negeri ini adalah piluhan rakyat. Tertipu oleh janji manis yang hanya menjadi popularis semata. Bahkan Anda secara tidak sadar menyukseskan pemilu untuk memilih para pemimpin penipu.
Jika diamati, rakyat bisa tertipu karena keluguan/ketidaktahuan mereka terhadap politik praktis yang hanya menguntungkan penguasa dan kelompoknya. Mereka tidak peduli dengan fakta yang banyak terjadi di negara ini adalah karena pemimpin yang terpilih tidak amanah.
Fakta banyaknya orang yang justru diam ketika melihat pemuda yang semakin bengis dan kekerasan yang kian ganas. Fakta harga kebutuhan yang semakin tinggi, biaya berobat yang mahal, pendidikan yang dijauhkan dari syariat Islam dan sebagainya. Inilah fakta yang tidak dipedulikan rakyat dan berharap janji manis para calon pemimpin bisa diwujudkan.
Setinggi apapun pendidikan seseorang, mereka tidak akan bisa melihat kerusakan itu karena tidak pahamnya mereka terhadap keburukan politik praktis dan kurangnya pengetahuan terhadap syariat Islam.
Keilmuan syariat sendiri hanya ada pada sistem terbaik yang berasal dari Tuhan yang maha baik. Pada sistem inilah mereka diajarkan syariat Islam yang berasal dari Sang Pencipta dan tidak didasarkan pada nilai dan gelar sarjana semata, melainkan berdasarkan pemikiran mereka terhadap kehidupan.
Kita lihat kehidupan Abu bakar beliau tidak memiliki gelar sarjana tetapi beliau mampu melihat dan mengetahui kezaliman secara nyata sehingga beliau menjadi sahabat terbaik Rasulullah dengan julukan Asshiddiq.
Jadi sebenarnya yang membuat umat lugu, sejatinya adalah sistem demokrasi dengan politik praktis nya dan pendidikan mereka yang berdasar pada nilai dan gelar. Rakyat dijauhkan setiap harinya dari Islam sehingga membuat umat lupa akan sistem Islam yang sebenarnya. Membuat rakyat diam ketika kezaliman ada disekitarnya.
Selain dari faktor itu keluguan rakyat ini sebenarnya telah dirancang oleh penguasa oligarki. Mereka sengaja merancang itu semua sehingga rakyat lugu dan yang menguatkannya pun dimonsterisasi bahkan diradikalisasi. Bahkan ada yang sampai dibunuh. Itu semua mereka lakukan untuk menunda kebangkitan Islam dan menambah lebih lama sedikit kesenangan mereka.
Kenapa Saya katakan menunda, karena kebangkitan Islam itu pasti dan tinggal menunggu waktunya saja. Tinggal bagaimana mana kita mampu mendakwahkan ini semua agar kita menjadi bagian orang orang yang ikut dalam perjuangan menerapkan syariat yang telah lama hilang. Sehingga kerusakan dan kezaliman tidak lagi ada dan rakyat hidup tenang di bawah naungan khilafah ala minhajin nubuwwah.
Oleh: M. Amrullah Azzaky Ali
Aktivis Dakwah
0 Komentar