Topswara.com -- United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East merupakan badan dari PBB yang bertugas untuk membantu pengungsi Palestina di Timur Dekat (BBC News, 30 Januari 2024).
UNRWA didirikan oleh PBB pada tahun 1949, berfungsi sebagai lembaga operasional non-politik dengan tujuan memeberikan bantuan kepada pengungsi Palestina setelah pendudukan Zionis di tanah Palestina pada tahun 1948.
Lembaga ini bertanggungjawab atas pengelolaan sekolah, layanan sosial, pusat kesehatan, dan distribusi bantuan makanan pada jutaan pengungsi di Gaza, Tepi Barat (termasuk Yerusalem Timur), Lebanon, Suriah, dan Yordania.
Mayoritas pendanaan UNRWA berasal dari kontribusi sukarela dan sumbangan negara-negara donor, dengan Amerika Serikat menjadi salah satu negara pendonor terbesar.
UNRWA memiliki perat yang sangat krusial dalam mendistribusikan bantuan di Gaza, dan mengklaim telah berkontribusi pada kesejahteraan dan pembangunan manusia bagi pengungsi Palestina.
Beberapa donor besar, termasuk AS, telah menangguhkan pendanaan untuk UNRWA sebagai tanggapan atas tudingan Israel bahwa staf UNRWA secara aktif berpartisipasi dalam pembantaian Hamas di Israel pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Warga Palestina merasa cemas jika UNRWA tidak dapat beroperasi di Gaza. Dampak dari penangguhan dana tersebut mengakibatkan ancaman kelaparan bahkan kematian bagi anak anak Gaza. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. (VoA, 9 Februari 2024).
Pemangkasan dan penangguhan dana bantuan kemanusiaan UNRWA makin menunjukkan bahwa Barat tidak sepenuhnya mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. Fenomena ini menunjukkan lembaga yang dibuat PBB nyatanya tidak mampu menyelesaikan masalah Palestina.
Dalam ideologi kapitalisme, dunia seolah telah mengabaikan empati dan rasa peduli. Dunia diam, seolah memberikan kesan mengakui tindakan tersebut. Rasa kemanusiaan juga tampaknya telah menghilang. Meskipun terjadi pembantaian, dunia terlihat acuh dan berpura-pura tidak menyaksikan tragedi yang tengah berlangsung.
Dunia digiring untuk peduli pada nasib rakyat Palrestina, namun membiarkan akar masalah terus terjadi. Umat muslim di Palestina semakin terjepit, sementara negeri-negeri muslim tidak dapat berbuat apa apa saat saudaranya dizalimi.
Padahal, kewajiban mengurusi umat Palestina juga menjadi tanggungjawab seluruh umat muslim. Hal ini menjadi bukti kerusakan dalam tatanan kehidupan saat ini dan menyoroti kelemahan sistem kapitalisme yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, termasuk umat lain yang membutuhkan bantuan. Islam melarang membunuh sesama saudara muslim, melarang menzalimi dan menyakiti umat beragama lain. Dalam hukum Islam, tindak pembunuhan adalah salah satu dosa besar yang konsekuensinya sangat berat di hadapan Allah Taala.
Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa mengambil satu nyawa manusia pada hakikatnya sama dengan membunuh seluruh umat manusia. Dalam QS An-Nisa: 93, Allah Taala berfirman, “Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah (neraka) Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar.”
Dalam konteks peperangan, Islam sangat menjaga etika dan memiliki adab yang baik. Islam melarang keras pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan, melarang merusak fasilitas umum, dan mendorong untuk tidak menyerang musuh yang telah menyerah.
Dalam Islam, tidak ada paksaan dalam memilih agama, dan seseorang bebas memutuskan untuk memeluk Islam tanpa adanya tekanan atau paksaan. Apabila seseorang mendapatkan petunjuk dari Allah, maka ia akan memilih Islam dengan keyakinan pribadinya.
Selain itu, Islam sangat mendorong kolaborasi dan kerjasama antarindividu, yang dikenal sebagai konsep taawun atau tolong menolong, membantu dan memberikan dukungan kepada orang yang mengalami kesulitan serta mempermudah urusan sesama sangat dianjurkan.
Hanya dengan sistem Islam dengan segenap aturan yang terperinci menjelaskan nilai-nilai kebaikan, kemanusiaan, keadilan, dan kasih sayang dapat dijelaskan secara menyeluruh. Dalam lingkaran kapitalisme, semua aspek itu gagal terwujud sepenuhnya.
Karena itu penting bagi umat Islam untuk berjuang menerapkan syariat Islam dalam naungan Khilafah Islam. Hanya dengan penerapan sistem Islam secara kaffah, akan mampu membebaskan bumi Palestina dan membawa kesejahteraan bagi penduduknya.
Oleh: Anggi Fatikha
Aktivis Muslimah
0 Komentar