Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menjadi Orang yang Dikasihi Allah




Topswara.com -- Sobat. Sayyid Ahmad Al-Badawy ra dalam mukadimah Kitab Alhikam beliau menjelaskan bahwa seseorang yang benar-benar dalam syariat memiliki 12 tanda-tanda yang menjadi syarat layak disebut sebagai waliyullah:

1. Benar-benar mengenal Allah yakni mengerti benar tauhid dan mantap Iman dan keyakinannya kepada Allah SWT.
2. Menjaga benar-benar perintah Allah SWT.
3. Berpegang teguh sunnaturrasul SAW.
4. Selalu berwudhu
5. Rela menerima hukum qadha Allah dalam suka dan duka.
6. Yakin terhadap semua janji Allah SWT.
7. Putus harapan dari semua apa yang di tangan makhluk (manusia).
8. Tabah, sabar menanggung berbagai derita dan gangguan orang.
9. Rajin mentaati perintah Allah SWT.
10. Kasih sayang terhadap semua makhluk Allah SWT.
11. Tawadhu’ merendah diri terhadap orang yang lebih tua dan atau lebih muda.
12. Menyadari selalu bahwa syetan itu musuh utama. Sedang sarang syetan itu dalam hawa nafsumu dan selalu berbisik untuk mempengaruhimu.

Sobat. Allah SWT berfirman:

إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمۡ عَدُوّٞ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ  

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir (35): 6)

Sobat. Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa setan itu adalah musuh abadi bagi manusia yang selalu membuat keraguan, membisikkan yang jahat dengan daya tariknya yang memesona, supaya manusia menuruti dan mengerjakannya. Firman Allah: Setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam. (al-'Ankabut/29: 38)

Oleh karena itu, hendaklah manusia menganggap dan menjadikan setan itu musuhnya yang sangat berbahaya, yang tidak perlu dilayani dan diikuti sama sekali, sebagaimana firman Allah: Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (al-An'am/6: 142) 

Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa maksud dan tujuan setan mendorong manusia berbuat yang bertentangan dengan perintah Allah adalah untuk mencari teman sebanyak-banyaknya, menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. Firman Allah:
Apakah mereka (akan mengikuti nenek moyang mereka) walaupun sebenarnya setan menyeru mereka ke dalam azab api yang menyala-nyala (neraka)? (Luqman/31: 21)

Sobat. Sayyid Ahmad Al-Badawy Ra juga menasehatkan agar kita berhati-hatilah daripada cinta dunia. Sebab itu bibit dari segala dosa, dan dapat merusak amal shalih. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW – “Hubbud dunyaa ra’su kulli khatiáh” Cinta pada dunia itu pokok (bibit/sumber) segala dosa atau kejahatan.

Orang boleh kaya dunia, tetapi Rasulullah SAW melarang jangan cinta dunia, kita harus menundukkan dunia ada pada genggaman tangan, dunia tidak boleh diletakkan di hati.

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ  

“ .Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An-Nahl (16): 128)

Sobat. Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan alasan mengapa Nabi diperintahkan bersabar dan dilarang untuk cemas dan berkecil hati. Allah swt menegaskan bahwa Dia selalu ada bersama orang yang bertakwa dan orang yang berbuat kebaikan sebagai penolong mereka. Allah selalu memenuhi permintaan mereka, memperkuat, dan memenangkan mereka melawan orang-orang kafir.

Orang-orang yang takwa selalu bersama Allah swt karena mereka terus menyucikan diri untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan melenyapkan kemasygulan yang ada pada jiwa mereka. Mereka tidak pernah merasa kecewa jika kehilangan kesempatan, tetapi juga tidak merasa senang bila memperoleh kesempatan. Demikian pula Allah selalu menyertai orang yang berbuat kebaikan, melaksanakan kewajiban mereka kepada-Nya, dan selalu menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pernyataan Allah kepada mereka yang takwa dan berbuat ihsan (kebaikan) dalam ayat ini mempunyai pengertian yang sama dengan pernyataan Allah dalam firman-Nya kepada Nabi Musa dan Harun a.s.: Dia (Allah) berfirman, "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. (thaha/20: 46)

Juga mempunyai pengertian yang sama dengan firman Allah kepada malaikat:

إِذۡ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمۡ فَثَبِّتُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ سَأُلۡقِي فِي قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلرُّعۡبَ فَٱضۡرِبُواْ فَوۡقَ ٱلۡأَعۡنَاقِ وَٱضۡرِبُواْ مِنۡهُمۡ كُلَّ بَنَانٖ  

“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS. Al-Anfal (8): 12)

Sobat. Dalam ayat ini Allah mengingatkan kaum Muslimin kepada pertolongan-Nya, yang lain lagi dalam Perang Badar, yaitu pada saat Allah swt mewahyukan kepada para malaikat untuk memberikan bantuan kepada kaum Muslimin. Malaikat-malaikat diperintahkan Allah agar menyertai kaum Muslimin untuk sewaktu-waktu dapat memberikan bantuan. 

Bantuan itu adalah memantapkan hati kaum Muslimin dalam pertempuran. Dan meyakinkan mereka agar Allah menciptakan ketakutan di dalam hati orang-orang kafir, lantaran mereka melihat jumlah malaikat yang menyertai tentara Islam itu. Dengan demikian kaum Muslimin dapat menguasai pertempuran, mereka dapat maju dengan tangkas dan dengan mudah pula mereka mematahkan serangan musuh.

Sobat. Berdzikirlah kepada Allah dengan hati yang hadir (khusyuk), dan berhati-hati daripada lalai, karena lalai itu menyebabkan hati jadi beku. Dan serahkan dirimu pada Allah, dan relakan hatimu menerima bala’ ujian sebagaimana kegembiraanmu ketika menerima nikmat dan kalahkan hawa nafsu dengan meninggalkan syahwat.

Kalimat Laa ilaaha illallah tidak ada tuhan, berarti tidak ada tempat bersandar, berlindung, berharap, yang berhak diibadahi kecuali Allah. Tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tiada yang memberi dan menolak melainkan Allah.
Sobat. Seorang Shalih mengeluh kepada Abu Abdillah Al-Qurasy; bahwa ia telah berbuat berbagai amal kebaikan, tetapi belum bisa merasakan kelezatan amal kebaikan itu dalam hatinya. Jawab Abu Abdillah Al-Qurasy ,” Karena engkau masih memelihara putri iblis yaitu kesenangan dunia, dan lazimnya ayah itu selalu berziarah kepada putrinya.”  

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis 30 Buku mengenai Motivasi dan Pengembangan diri. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar