Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Membuka Aib Orang Lain Sama Saja Membuka Aib Sendiri

Topswara.com -- Zaman now ngetren berkomunitas. Apalagi bagi gen z ga berkomunitas ya enggak keren. Ada komunitas profesi. Ada komunitas bisnis. Ada komunitas seniman. Ada komunitas pedagang pasar. Ada komunitas hobiis, seperti komunitas sepeda onthel hingga robotic, aerodinamika. Bahkan banyak juga komunitas dakwah.

Namanya komunitas pastinya ngumpul banyak orang. Ngumpul berbagai karakter dan background. Sehingga ngumpul berbagai varian manusia namun tergabung dengan aktifitas yang sama dalam komunitas. 

Berbagai karakter muncul. Dengan segala kurang dan lebih masing-masing. Disinilah kita dihadapkan adanya aib. Baik aib sendiri maupun aib orang lain. Sehingga kita sebagai muslim mesti berupaya maksimal untuk menjaga lisan dan jempol dari mengumbar aib kawan sekomunitas. 

Apalagi komunitas dakwah. Sangat enggak pantas membongkar air kawan seiring. Apalagi di sosial media (sosmed). Kadang masjid kita baik untuk menasehati namun jempol kita malah berulah hingga muncul menjadi status di sosmed. Ya Allah.

Memang berat meninggalkan perbuatan dosa yang satu ini. Menahan lisan dan jempol itu sungguh sulit. Bagi shoimin, orang yang sedang berpuasa, pun lebih mampu menahan diri dari makan dan minum daripada menahan lisan dan jempol. Betul kan? Karena beratnya itu, maka besar pula balasan bagi hamba yang mampu menjaga lisannya dari mengumbar aib orang, yaitu Allah Ta’ala akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن نفَّسَ عن مُؤْمنٍ كُرْبَةً مِن كُرَبِ الدُّنيا؛ نفَّسَ اللهُ عَنه كُرْبَةً مِن كُرَبِ يَوْمِ القِيامَةِ، ومَن ستَرَ مُسْلمًا ستَرَه اللهُ في الدُّنيا والآخِرَةِ، ومَن يسَّرَ على مُعْسِرٍ يسَّرَ اللهُ عليه في الدُّنيا والآخِرَةِ، واللهُ في عَوْنِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَوْنِ أَخيه

“Barang siapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barang siapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Barang siapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Bagi sesama muslim maka aib orang lain juga adalah aib sendiri. Maka membongkar aib saudara muslim sama saja membongkar aib sendiri. Dan melindungi alias menutup aib saudara muslim berarti juga menutup aib sendiri.

Sebaliknya, balasan bagi orang yang suka mencari-cari kekurangan orang lain adalah Allah Ta’ala akan membongkar aibnya. Suatu hari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam naik ke atas mimbar, lalu menyeru dengan suara yang tinggi,

يا معشَرَ مَن أسْلَمَ بلِسانِه، ولم يُفْضِ الإيمانُ إلى قلبِه، لا تُؤْذُوا المُسلِمينَ، ولا تُعَيِّروهم، ولا تتَّبِعوا عَوْراتِهم؛ فإنَّه مَن تتَبَّع عَوْرةَ أخيه المسلِمِ تتَبَّع اللهُ عورتَه، ومَن تتَّبَع اللهُ عَورتَه يَفْضَحْهُ ولو في جَوفِ رَحلِه

“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya padahal iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin! Janganlah menjelekkan mereka! Jangan mencari-cari kekurangan mereka! Sebab, barang siapa mencari-cari kekurangan saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan mencari-cari kekurangannya. Barang siapa yang Allah cari-cari kekurangannya, niscaya Allah akan membongkar aibnya dan mempermalukannya, walaupun dia berada di dalam rumahnya.” (HR. Tirmidzi no. 2032, Ibnu Hibban no. 5763, dari Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma).

Nah, berat kan sanksinya?

Padahal disisi lain kita semua kan punya aib. Kita misalnya memandang si A, kawan sekomunitas, tidak baik. Kemudian kita tulis di status sosmed bahwa si A itu begini begitu. Maka sadar atau tidak kita juga telah membongkar aib kita sendiri.

Kita bagian dari komunitas itu kan? Aib komunitas berupa keburukan si A, kalopun itu benar, juga adalah aib kita. Apalagi kemudian dikomen banyak orang hingga muncul fitnah dari orang orang yang tidak tahu persoalan atau memang dari orang orang yang bermaksud buruk. Akhirnya Maslaah tak selesai fitnah beranak Pinak. Dosa tumbuh berkembang. Rugi dunia akhirat bukan?

Apalagi jika kita bongkar aib orang lain dengan maksud mencelanya. Maka bahaya nya lebih besar lagi. Karena bisa jadi kita akan menjadi pelaku apa yang kita cela itu.

Kita memang diajarkan untuk amar makruf nahi mungkar dan saling menasihati. Tetapi bukan dengan niat mencela atau menjelek-jelekkan kemaksiatan orang lain. Apalagi merendahkan dia dan merasa kita lebih baik. Kita merasa lebih baik dalam berkomunitas atau dalam hal yang lain. 

Ingat, bisa jadi kita pun akan melakukan kesalahan yang sama dengan dia. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali kepadamu. Maksudnya, Engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.” (Madarijus salikin, 1: 194).

Maka, jangan sampai kita bongkar aib kawan komunitas kita di sosmed atau ditempat lain. Sebab membongkar aib kawan sendiri sudah pasti juga membongkar aib sendiri. Ya Allah.....[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar