Topswara.com -- Prabowo Gibran Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029? Berdasarkan data perhitungan KPU pada laman resminya sampai Selasa, 27/02/2024 dengan suara yang masuk sebanyak 77,42 persen pasangan Prabowo-Gibran memperoleh suara sebanyak 58,84 persen.
Hasil hitung cepat Pilpres 2024 oleh LSI dikutip dari cnnindonesia (18/02/2024), perolehan pasangan nomor urut 2 mencapai 57,46 persen suara, unggul jauh dari dua pasangan lainnya.
Jika membandingkan hasil hitung cepat Pilpres dan Pilkada yang telah lalu oleh LSI maupun lembaga-lembaga survei lainnya, hasil hitung cepat tidak akan jauh berbeda dari hasil akhir perhitungan suara yang dilakukan oleh KPU, dengan demikian kemungkinan besar Prabowo Gibran adalah pemenang Pilpres kali ini.
Menarik jika kita mengingat kembali sepak terjang pasangan ini saat kampanye lalu, sama halnya dengan pasangan lain pasangan inipun banyak mengobral janji kepada rakyat Indonesia yang kemudian akan diwujudkan ketika mereka terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden, diantara banyaknya janji manis yang telah disampaikan oleh pasangan yang juga dikenal dengan pasangan “gemoy” ini, penulis tertarik membahas janji Program makan siang dan susu gratis.
Namun, belum juga resmi ditetapkan dan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden sudah tersiar kabar jika program ini akan teralisasi ditahun 2029 mendatang. Komandan Tim TKN Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono dikutip dari detik.com (17/02/2024), akhirnya angkat suara lantas memastikan bahwanya berita tersebut tidak benar ia menegaskan program makan siang gratis akan dijalankan langsung setelah Prabowi Gibran dilantik, hanya saja program ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas.
Pada tahun pertamanya pada daerah yang benar-benar membutuhkan dan akan ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya hingga mencapai target maksimal 82,9 juta anak yang menerima Program makan siang dan susu gratis pada tahun 2029 nanti terangnya.
Lantas pertanyaannya adalah uangnya dari mana? Apakah APBN sanggup untuk mendanai makan siang dan susu gratis? Dilansir dari idxchannel.com (16/02/2024) untuk merealisasikan program yang menyasar 30 persen dari total penduduk diperkirakan akan memakan anggaran setara Rp2.198 triliun.
Sungguh dana yang sangat fantastis. Jika dibandingkan dengan penerimaan pajak dan non-pajak tahun 2024 yang hanya sebesar Rp2.780 triliun, maka masih masuk akalkah Program ini terwujud?
Jika pun diwujudkan lantas anggaran untuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ketahanan pangan, subsidi dan lainnya bagaimana? Apakah akan menambah utang lagi? Padahal jika menilik utang negara sudah mencapai RP8.041 triliun per november 2023 (cnbcindonesia.com. 2/2/2024).
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno disadur dari kompas.id (17/02/2024) menyatakan, pertama untuk merealisasikan Program ini yaitu dengan meningkatkan rasio perpajakan, kedua mengurangi subsidi yang tidak terlalu dibutuhkan dan yang tak tepat sasaran.
Artinya program ini akan mengambil dana dari peningkatan pajak dan mencabut subsidi, jika demikian maka Program makan siang dan susu gratis ini hanyalah sekedar omong kosong belaka.
Bagaimana tidak, program ini nantinya justru akan menambah beban dan semakin mencekik rakyat. Saat ini saja dengan besaran pajak yang ditarik negara kepada rakyat sudah sangat memberatkan, hal itu bisa dilihat berapa banyak rakyat yang menunggak pembayaran pajak satu contohnya ialah pajak kendaraan bermotor. Apalagi jika pajak akan dinaikkan dan adanya penambahan basis pajak baru, maka ini akan menambah sengsara rakyat.
Ditambah lagi untuk merealisasikan program ini dengan cara mencabut subsidi. Penulis khawatir subsidi yang dicabut adalah BBM, jika ini terjadi maka dapat dipastikan dengan kenaikan harga BBM akan mendorong terjadinya Inflasi.
Harga-harga barangpun akan semakin membumbung tinggi, rakyat akan semakin sulit memenuhi kebutuhan hidupnya, disisi lain upah/gaji yang diterima rakyat (karyawan) tidak mengalami kenaikan.
Sebenarnya mampukah negara memberi makan siang dan susu gratis kepada rakyat? Jika dalam sistem ekonomi kapitalis yang dianut oleh negeri ini dapat dipastikan akan sulit terjadi, jikapun terjadi maka akan mengorbankan dan memotong anggaran lain yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah baru bagi rakyat.
Pada sistem ekonomi kapitalisme sendiri yang menjadi sumber pemasukan terbesar negara ialah dari pajak, namun pajak tersebut tidak mampu menutupi belanja negara, sehingga sisanya akan dipenuhi dengan utang. Hal inilah yang terjadi pada sistem ekonomi di Indonesia.
Padahal jika kita melihat potensi sumber daya yang ada di Indonesia sangatlah melimpah. Negara tidak perlu memunggut pajak untuk pembiayaan/belanja negara cukup dengan mengelola sumber daya yang dimiliki, jika demikian maka program makan siang dan susu gratis ini akan berjalan dengan mudah.
Andaikan Prabowo Gibran benar-benar ingin memberikan makan siang dan susu gratis solusinya adalah dengan meninggalkan sistem ekonomi kapitalis ini kemudian menggantinya dengan menerapkan sistem yang mampu mewujudkannya tanpa menambah derita rakyat, sistem itu ialah sistem ekonomi Islam.
Jika dalam sistem ekonomi kapitalis pajak menjadi tumpuan utama pemasukan negara maka berbeda dalam sistem ekonomi Islam, pajak justru tidak boleh dipungut dari rakyat, kecuali dalam keadaan genting.
Pemasukan negara dalam sistem Islam salah satunya melalui pengelolan harta milik umum termasuk barang tambang yang jumlahnya tidak terbatas. Terkait barang kepemilikan umum yang tidak bisa dimanfaatkan secara langsung oleh setiap individu sebab memerlukan alat hingga teknologi canggih maka negara wajib mengelolanya tidak diserahkan kepada asing, hasilnya menjadi kas negara lalu digunakan untuk kepentingan rakyat.
Pengelolaan harta milik umum ini barulah salah satu contoh sumber pemasukkan dalam sistem ekonomi Islam masih ada sumber pemasukan lainnya misalkan pengelolaan harga milik negara, zakat yang dibayarkan oleh umat Islam serta dari sumber yang lainnya.
Dapat kita bayangkan jika pengelolan sumber daya yang dimiliki oleh negeri ini dikelola oleh negara dengan sistem ekonomi Islam maka dapat dipastikan negara mampu untuk memberikan makan siang dan susu gratis bagi rakyatnya yang membutuhkan.
Sebab dalam Islam negara lah yang wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok individu, sehingga tidak hanya pangan saja yang tercukupi kebutuhan lain semisal sandang, papan, kesehatan hingga pendidikan menjadi tanggungan negara.
Jika demikian maukah anda mendapatkan semuanya secara gratis? Jika iya, maka harus menerapkan sistem ekonomi Islam dalam sebuah bingkai negara yang didukung dengan sistem-sistem Islam lainnya.
Wallahualam Bissawab.
Oleh: Ridho Riyanto
Aktivis Dakwah
0 Komentar