Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Lagi, Asmara Merenggut Nyawa, Ada Apa dengan Remaja?

Topswara.com -- Entah apa yang dipikirkan seorang remaja sekolah menengah kejuruan di Babulu Penajam Paser Utara, hingga tega membunuh satu keluarga yang juga tetangganya. Sangat benar-benar diluar perikemanusiaan, entah setan apa yang merasukinya.

Dilansir dari berita BBC (08 Februari 2024), Pembunuhan yang dilakukan seorang remaja berinisial J (16 Tahun) melakukan tindakan pembunuhan kepada lima orang sekaligus. Kapolres Penajam Paser Utara (PPU), Supriyanto mengatakan pembunuhan dilakukan oleh seorang remaja yang masih duduk di kelas 3 sekolah menengah kejuruan (SMK).

Dari pengakuan pelaku, sebelum melakukan aksinya dia sempat melakukan “pesta minuman keras” bersama sejumlah temanya. Kemudian sekitar pukul 12 malam, pelaku diantar pulang oleh temannya. 

Namun begitu sampai di depan rumahnya, muncul lah niat untuk melakukan pembunuhan. Supriyanto melanjutkan, pelaku lantas mengambil sebilah parang sepanjang 60 sentimeter di rumahnya dan pergi kerumah korban yang hanya berjarak 20 meter. Sebelum masuk pelaku sengaja memadamkan listrik di rumah korban. 

Setelah menghabisi semua nyawa, pelaku juga memperkosa wanita yang dikabarkan sebagai mantan pacar pelaku berinisal (RJS). Ada beberapa motif sehingga pelaku membunuh semua korbannya, salah satu nya adalah kisah asmara yang tidak direstui oleh orang tua korban.

Asmara Merenggut Nyawa

Bukan pertama kali pembunuhan yang dilakukan remaja dengan motif asmara. di pertengahan bulan Mei tahun lalu, terdapat kasus pembunuhan pelajar sekolah menengah pertama di Surabaya, pembunuhan juga dilakukan oleh mantan kekasih dengan motif asmara.

Tidak ada yang salah dengan asmara, karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki naluri untuk saling suka dengan lawan jenisnya. Namun dalam hal ini, banyak remaja menyalurkan di jalan yang salah yaitu pacaran. Pacaran dianggap normal di kalangan remaja, bahkan di mata orang tua.

Pacaran saat ini dijadikan simbol pergaulan remaja modern, terasa kurang afdol jika saat ini tidak mengenal pacaran. pacaran membuat remaja tambah gaul, dan pastinya kekinian. Kenyataanya pacaran adalah tempat ngebucin antar dua remaja yang dimabuk asmara. 

Apalagi saat ini kemajuan teknologi sangat luar biasa sehingga remaja dengan mudah mengakses konten dewasa, hal itu juga lah yang mempengaruhi pacaran menjadi hal yang biasa dan bebas.

Ketika Allah menciptakan naluri berkasih sayang kepada sesama manusia, sesungguhnya Allah juga memberikan aturan demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Jika semua itu dilanggar, pastinya akan menciptakan kerusakan di muka bumi. 

Hal ini sesuai dengan Al-Qur'an surat Al A’raf ayat:57 yang berbunyi "Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”
Bagaimana Solusi Semua Itu?

Dalam Islam, remaja sejatinya bukan sekedar masa transisi dari kehidupan anak menuju manusia dewasa. Namun, remaja adalah masa emas para penurus dan calon pemimpin yang terikat dengan hukum syariat islam sehingga dalam kehidupan ideal mereka tidak terlepas dari dua hal yaitu ilmu dan takwa.

Sebagaimana nasehat dari imam syafi’I “Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah ilmu dan takwa, bila tidak ada padanya maka tidak ada harga diri baginya.” 

Kalau hari-harinya dihabiskan dengan pacaran, ngebucin tidak kenal tempat, mengumbar kemesraan di media sosial, pamer pacar, pastinya makin menjauh dari prilaku taat. Jangakan membekali dirinya dengan ilmu dan takwa, yang ada ditempel terus oleh prilaku maksiat.

Remaja jangan gagal fokus untuk mengisi hari-harinya. Bukan berkutat dalam dunia asmara percintaan, tetapi harus hadir dalam majelis-majelis ilmu, untuk menambah pengetahuan dan wawasan Islam. Tidak lupa, ketakwaannya dijaga dengan menjadikan aturan islam sebagai standar perbuatanya. Butuh pula sahabat-sahabat yang saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran. 

Serta perlu adanya peran negara yang menjalankan sistem pendidikan yang berlandaskan akidah islamiah, dimana negara mampu mengontrol kebebasan akses teknologi yang dapat di akses oleh rakyatnya khususnya remaja agar tidak terpedaya dengan asmara dan nafsu semata.


Oleh: Adzmy Tamdzyl, S.E.
Prakitisi Pendidikan dan Pemerhati Remaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar