Topswara.com -- Isu tentang kemiskinan kian bergulir. Masyarakat dihadapkan dengan beragam masalah kompleks yang terus menjadi. Sebetulnya, apa penyebab utama kemiskinan yang tidak pernah usai?
Kemiskinan, Dampak Sistemik Cacatnya Sistem
Berdasarkan data lembaga PBB dan Badan Amal Inggris, Save the Children, setidaknya ada lebih dari 1,4 milyar anak (di bawah 16 tahun) hidup tanpa perlindungan sosial apapun (kumparan.com, 15/2/2024).
Akibatnya anak-anak lebih mudah terkena beragam penyakit, stunting dan terdampak kemiskinan. Di sebagian besar negara berpenghasilan rendah, hanya terdapat satu dari 10 anak yang mempunyai akses tunjangan anak.
Nasib anak banyak yang tergadai oleh kemiskinan ekstrim. Perjuangan bertahan hidup kian sulit saat aksesnya semakin sulit didapat. Direktur Global Kebijakan Sosial dan Perlindungan Sosial UNICEF, Natalia Winder Rossi, mengungkapkan bahwa pencapaian penanggulangan kemiskinan dalam pembangunan berkelanjutan masih di luar jangkauan (antaranews.com, 15/2/2024). Dan tentu saja hal tersebut tidak bisa diterima.
Begitu banyak anak yang terperangkap kemiskinan hingga menggadai masa depan mereka. Akses kebutuhan primer sangat sulit. Dampak jangka panjangnya bisa berupa kelaparan, kekurangan gizi dan keterbelakangan nasib. Kondisi lebih buruk pun menimpa anak-anak korban perang di negara-negara terdampak peperangan.
Peningkatan global yang rendah dalam pemenuhan akses terhadap tunjangan anak selama 14 tahun, dari 20 persen pada tahun 2009 menjadi 28,1 persen pada tahun 2023 (kumparan.com, 15/2/2024). Data ini pun tidak sesuai target yang diharapkan.
Kemiskinan ekstrim terus menjadi topik yang selalu hangat. Tidak hanya di dalam negeri, namun menjadi isu global dunia. Beragam solusi disajikan, namun tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Segala bentuk kemiskinan yang kini tercipta sebagai buah hasil penerapan sistem kapitalisme yang kian membabi buta. Setiap kebijakan yang diterapkan tidak berorientasi pada pelayanan kepentingan rakyat. Melainkan pada keuntungan penguasa oligarki yang kapitalistik. Materi dan kewenangan dijadikan jalan melanggengkan kedudukan dan kekuasaan. Wajar saja, saat kondisi rakyat kian terpuruk.
Sementara itu, kebijakan perlindungan sosial yang dijadikan program andalan sebagian besar negara dunia dalam mengentaskan kemiskinan, tidak mampu mengeliminasi kemiskinan dengan sempurna.
Kebijakan yang ada ibarat program tambal sulam yang tidak mampu menjadi solusi tuntas. Sistem kapitalisme yang membebaskan konsep kepemilikan berdampak langsung pada sulitnya akses kebutuhan hidup rakyat.
Liberalisasi sumberdaya alam membuahkan keserakahan para penguasa yang juga bertindak sebagai pengusaha kapitalis. Semua ini sebagai dampak reinveting government, negara hanya berfungsi sebagai regulator.
Bukan sebagai pengurus urusan rakyat. Segala bentuk sumberdaya yang semestinya untuk memenuhi kebutuhan rakyat, justru dijadikan obyek bisnis demi keuntungan materi.
Kondisi ini tentu akan mengancam nasib generasi. Peradaban di masa depan pun menghadapi alang rintang yang luar biasa. Betapa buruknya dampak penerapan sistem kapitalisme yang rusak dan merusak.
Islam Melahirkan Kegemilangan
Generasi merupakan kekayaan luar biasa bagi suatu negara. Dalam sistem Islam, pelayanan terhadap setiap kepentingan generasi adalah hal yang diprioritaskan. Karena kualitas generasi yang berpotensi mampu menghantarkan negara pada kejayaan dan kegemilangan di masa depan.
Konsep dalam sistem Islam niscaya menciptakan kesejahteraan. Pengelolaan sumberdaya alam yang ada dikelola amanah secara mandiri oleh negara. Setiap hasil pengolahan sumberdaya diperuntukkan seluas-luasnya maslahat umat. Bukan sebagai barang dagangan. Sehingga akses memenuhi kepentingan rakyat menjadi hal yang mudah. Kebijakan negara pun ditetapkan berdasarkan pondasi syariat yang senantiasa menjaga nyawa umat.
Rasulullah SAW. bersabda
"Imam adalah ra'in (pengurus) dan ia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya"
(HR. Al Bukhari)
Betapa sempurna konsep Islam dalam mengentaskan kemiskinan. Dan semua konsep ini hanya mampu diwujudkan dalam sistem Islam melalui institusi khilafah. Demikianlah Rasulullah memberikan contoh. Demi sejahteranya umat. Demi hidup yang penuh rahmat. Generasi terjaga, peradaban pun terjamin kegemilangannya.
Wallahu 'alam bisshawwab.
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
0 Komentar