Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kasus DBD Mengancam Generasi, Butuh Solusi Pasti

Topswara.com -- Gawat! Dalam sebulan terdapat 219 kasus yang diperoleh oleh Dinkes Cianjur, dari jumlah tersebut dua anak dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun meninggal, peningkatan kasus disebabkan oleh musim hujan, yang menyebabkan banyak genangan air. 

Di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, terdapat data hingga bulan Januari, sudah empat orang meninggal dunia dari 74 kasus DBD (rmol.sumsel, 30/01/2024). Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) hingga minggu ke-52 tahun 2023 mencatat 98.071 kasus dengan 764 kematian. 

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang sangat urgen karena dapat menyebabkan kematian tanpa adanya pengobatan khusus (liputan6.com, 04/02/2024).

Kasus DBD ini mengancam generasi, sebab data Kementerian Kesehatan melaporkan 73 persen dari 1.183 kematian akibat demam berdarah dengue pada tahun 2022 adalah anak-anak berusia 0-14 tahun (kompas.id, 05/02/2024).

Anak-anak yang terdampak rata-rata masih usia belajar, anak-anak produktif bagian dari masa depan generasi. Dengan meningkatnya kembali kasus DBD yang sudah banyak merenggut jiwa termasuk anak-anak, sudah selayaknya mendapatkan antisipasi perlindungan dan jaminan kesehatan.

Upaya Pemerintah 

Tidak dipungkiri, banyak upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengantisipasi hal ini. Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa rumah sakit harus mengutamakan keselamatan pasien di atas kepentingan yang lain.

Tidak ada lagi alasan bagi setiap rumah sakit untuk tidak menerapkan budaya keselamatan pasien, karena bukan hanya kerugian secara materi yang didapat tetapi juga ancaman terhadap hilangnya nyawa pasien.

Hanya saja faktanya saat ini kurang maksimal dalam pelaksanaannya karena dinilai setengah hati. Mulai dari edukasi terhadap masyarakat yang kurang, penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang tidak memadai.

Begitu banyak kendala yang dialami oleh pemerintah setempat dalam mengantisipasi DBD, seperti kebutuhan fogging yang terhambat karena kurangnya alat, dana juga sumber daya manusia yang memadai, sehingga fogging pun tidak dapat dilakukan secara masif (pikiranrakyat.com, 04/02/2024).

Belum lagi ketersediaan rumah sakit yang minim dalam menampung dan merawat pasien, keterbatasan lainnya seperti administrasi yang mahal menyulitkan pasien untuk berobat.

Faktor Penyebab

Dalam sistem kapitalisme yang saat ini diterapkan, jaminan kesehatan dan lingkungan hidup yang bersih menjadi salah satu pelayanan bisnis, yang dapat memberikan keuntungan bagi para pengusaha bahkan negara. Alhasil bila rakyat menginginkan fasilitas kesehatan yang memadai, mereka harus mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkannya.

Banyak masyarakat tidak mampu tidak mendapatkan fasilitas memadai karena kesulitan ekonomi dan persyaratan administrasi yang tidak mudah. Masyarakat harus memikirkan bagaimana cara tetap bertahan di tengah kesulitan dengan akses kesehatan terbatas. Maka tak sedikit dari mereka memilih untuk berobat di rumah atau dengan cara tradisional untuk bertahan hidup.

Sungguh sangat prihatin melihat keadaan masyarakat saat ini. Beban ekonomi semakin sulit, juga tidak adanya jaminan kesehatan dari negara membuat kondisi masyarakat semakin terpuruk.

Kasus DBD tidak bisa dianggap sebagai kasus yang ringan, karena di Indonesia DBD sudah menjadi endemi. Artinya, setiap tahun akan ada kasus DBD jika musim hujan tiba.

Masih banyak lingkungan kotor tempat tinggal masyarakat yang tidak layak huni, rumah yang kurang sanitasi air atau terlalu kumuh dan penyebab nyamuk bersarang tak kunjung diperhatikan oleh pemerintah. Karena lingkungan yang bersih dan asri hanya bisa didapatkan oleh orang-orang yang sanggup membayar. Begitulah prinsip sistem kapitalisme.

Faktor penghambat lainnya adalah negara tidak mampu menjamin gizi anak-anak dengan terpenuhinya kebutuhan pokok. Sehingga anak-anak mengalami kekurangan gizi dan menyebabkan imun mereka sangat rendah.

Ditambah dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang membuat mereka tidak mengetahui antisipasi terbaik dalam aspek kesehatan. Ini membuktikan kapitalisme menjadikan negara abai dalam menyiapkan masyarakat yang sehat dan cerdas.

Solusi Tepat

Jika kita menginginkan solusi tepat untuk mengatasi berbagai masalah hidup masyarakat terutama kesehatan, maka tidak bisa mengharapkan sistem kapitalisme yang jelas gagal dalam melindungi rakyatnya. Maka satu-satunya solusi pasti adalah syariah Islam yang hakiki.

Islam dengan syariahnya yang sempurna dan paripurna menempatkan negara sebagai ra'in atau pengurus rakyat. Dengan kata lain, negara berkewajiban menjamin kesehatan seluruh rakyatnya secara merata tanpa terkecuali.

Negara yang menerapkan sistem Islam akan menyiapkan fasilitas kesehatan yang mumpuni dan mampu dirasakan manfaatnya oleh setiap individu masyarakat dengan mudah prosesnya, murah biayanya bahkan gratis. Pemerintah juga akan membangun rumah sakit di wilayah perkotaan hingga berbagai pelosok daerah, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. 

Menempatkan banyak para dokter umum, dokter spesialis yang memiliki kinerja melayani penuh dengan keikhlasan, cepat, ramah dan berkualitas serta mendahulukan keselamatan dan kenyamanan pasiennya. Termasuk penyediaan alat-alat kedokteran yang canggih akan di hadirkan pemerintah untuk memenuhi pelayanan yang maksimal kepada publik.

Untuk mewujudkan lingkungan hidup bersih jauh dari sarang penyakit, pemerintah akan memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat tentang pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan juga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Di antaranya pemberian fogging berkala juga pemeriksaan intensif setiap rumah warga dan memastikan tak ada sarang jentik nyamuk di dalam dan di luar rumah. 

Pada prinsipnya negara yang menerapkan syariat Islam akan memfasilitasi seluruh kebutuhan masyarakat secara mutlak baik sandang, pangan dan papan.
Menjamin perumahan tempat tinggal masyarakat yang layak, bersih sehat dengan sanitasi air yang memadai juga lingkungan yang asri. Semua masyarakat dapat mengakses dengan mudah, murah bahkan gratis.

Semua kebutuhan rakyat akan di tanggung negara yang berasal dari kas baitul mal dengan pengelolaan sumber daya alam secara mandiri yang hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat berupa jaminan kesehatan, pendidikan, keamanan dan sebagainya. Semua ini dapat terwujud tatkala syariah Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan oleh negara. []


Oleh: Pani Wulansary, S.Pd. 
(Pengajar dan Aktivis Dakwah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar