Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jangan Bongkar Aib Sendiri di Sosial Media

Topswara.com -- Di zaman sosial media (sosmed) ini makin banyak manusia mengalami disorientasi ruang. Mereka bingung membedakan mana ruang publik dan mana ruang privat. Sehingga banyak orang berbicara atau membuat status di sosmed merasa di ruang privat. Padahal dia upload di sosmed yang merupakan ruang publik. 

Akibatnya banyak terjadi aib pribadi, keluarga, dan jamaah atau komunitas terekspos di sosmed dan menjadi konsumsi publik. Kemudian dibahas, didiskusikan, dikomentari oleh publik yang tentu saja mayoritas tidak tahu dan tidak berkepentingan terhadap apa yang terjadi.

Lihatlah, betapa sosmed yang merupakan ruang publik akhirnya dipenuhi info-info sampah yang tak berguna bagi publik. Waktu dan tenaga termasuk paket data habis untuk sekedar membahas aib kisruh rumah tangga orang. Rebutan warisan lah, selingkuh lah. Juga bongkar-bongkar aib komunitas lah. Aib jamaah lah. Aib ormas lah. Ribut terus saling bongkar aib. Sama sekali tidak berguna untuk kebaikan baik keimanan maupun keshalihan apapun. 

Padahal Baginda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: كُلُّ أُمَّتِي مُعَافَاةً إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنَ الْإِجْهَارِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ فِي اللَّيْلِ عَمَلًا، ثُمَّ يُصْبِحَ، وَقَدْ سَتَرَهُ رَبُّهُ، فَيَقُولُ: يَا فُلَانُ قَدْ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا، وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيَبِيتُ فِي سِتْرِ رَبِّهِ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap ummatku diampuni kecuali mujâhir (orang yang membuka aib sendri), dan termasuk perbuatan membuka aib, seperti seorang hamba yang melakukan sebuah perbuatan pada malam hari kemudian keesokan harinya ia berkata, ‘Wahai, fulan ! Tadi malam aku telah melakukan ini dan itu,’ padahal malam harinya Allâh menutupi perbuatannya, akan tetapi keesokan harinya ia membuka penutup yang Allâh telah berikan”. (HR. Muslim).

Jika seorang hamba tergelincir dalam perbuatan maksiat, lalu ia bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla lalu Allâh Azza wa Jalla menutupi aibnya tersebut di dunia, maka dia juga harus menutupi aibnya tersebut. Barang siapa menutupi aibnya, maka ia akan selamat dari celaan manusia dan terhindar dari murka Allâh Azza wa Jalla.

Oleh karena itulah kita mestinya sangat berhati-hati. Segalau apapun jangan sampai aib diri, keluarga atau komunitas bocor ke sosmed. Benar-benar tidak berfaedah dan hanya menimbulkan dhoror yang lebih besar. Jika itu aib yang merupakan problem pribadi tutuplah baik baik. 

Jika diperlukan Konsul dengan ustaz atau ulama shalih yang bisa dipercaya karena keikhlasan dan ilmunya. Jika itu aib keluarga ya bicarakan lah dengan keluarga secara baik-baik. Jika itu aib atau kekurangan dalam komunitas, jamaah atau ormas yang jelas bukan konsumsi publik maka bicarakan melalui prosedur masing masing. 

Apapun hasilnya setelah kita mencari solusi, dapat solusi maupun tidak, maka aib tetaplah aib. Tidak boleh sampai kita sebar di sosmed. Pertama itu dosa. Kedua tak kan pernah menjadi solusi malah akan muncul fitnah.

Kemudian jika kita melihat postingan aib seseorang maka sikap kita yang tepat adalah mengingatkan agar segera dihapus. Jika tetap tidak dihapus maka tinggalkanlah. Jangan malah ikutan komen yang membumbui atau memanasi. Meskipun apa yang kita sampaikan itu benar. Meskipun mungkin maksud kita benar pun tidak berguna. Karena yang akan muncul adalah fitnah yang lebih besar baik bagi individu, keluarga maupun komunitas. 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَلِيمٌ حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ

Sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala Maha Pemurah, kekal, dan Maha Penutup, Dia mencintai rasa malu dan sikap sitru (menyembunyikan aib). (Riwayat Abu Dawud dan Nasâ-i).

Semoga kita termasuk orang yang dicintai Allah karena mampu mengendalikan diri dari menyebar aib. Baik aib pribadi, keluarga maupun komunitas. Aamiin.[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar