Topswara.com -- Publik kembali digegerkan dengan berita anak remaja 16 tahun dengan membunuh satu keluarga beranggotakan 5 orang, di Paser Utara Kalimantan Timur, selasa (6/2/2024), seperti diberitakan KOMPAS.com, Waluyo (35), istri dan tiga anaknya yang masih di bawah umur tewas dibunuh oleh tetanggnya sediri yang tercatat sebagai siswa SMK. Jnd.
Kapolres PPU, AKBP Supriyanto mengatakan bahwa, berdasarkan penyelidikan awal, motif pembunuhan yakni karena sakit hati atau dendam. Bermula dari konflik sepele masalah ayam dan helm yang tiga hari belum dikembalikan. Pembantaian ini juga dipicu oleh asmara antara pelaku dan korban yang memutuskan tidak berhubungan lagi.
Sebelum melakukan aksinya, pelaku sempat minum minuman keras bersama temannya di lokasi yang tak jauh dari rumah korban. Tersangka sempat pulang ke rumahnya untuk mengambil parang, kemudian menuju rumah korban, untuk melakukan aksinya.
Kasus-kasus kejahatan yang dilakukan anak remaja saat ini sungguh sangat miris, remaja yang seharusnya masa keemasan mencetak berbagai prestasi, saat ini menjadi bersifat keji dan bengis, menjadi potret buram bagi masa depan bangsa.
Potret buram remaja saat ini adalah akibat diterapkannya sistem kapitalisme di negeri ini. Kapitalisme dengan asas sekuler telah menghilangkan peran agama dalam kehidupan juga dalam sistem pendidikan.
Agama hanya dibolehkan mengatur perkara yang berkaitan dengan masalah ibadah seperti halnya salat, zakat, puasa, dan perkara ibadah lainnya.
Akibatnya, hilanglah nilai-nilai ketakwaan dalam diri masyarakat, terutama para remaja. Tidak ada lagi standar halal dan haram dalam melakukan setiap aktivitas. Semuanya boleh dilakukan sekalipun bertentangan dengan aturan Islam.
Broken home, bingung, dan cemas dalam menghadapi masa depan adalah hal yang sering ditemui pada remaja saat ini. Kejiwaan remaja yang labil, ditambah hilangnya pemahaman Islam dalam benak remaja menjadikan mereka semakin jauh terperosok dalam berbuat kejahatan.
Sekularisme melahirkan peradaban yang menafikan peran Pencipta dalam menjalani kehidupan. Pada saat yang sama, peradaban ini sangat mengagung-agungkan akal manusia yang serba lemah dan terbatas. Alhasil, muncullah beragam permasalahan di tengah masyarakat, termasuk kenakalan remaja.
Sekularisme yang menjadi landasan sistem pendidikan, ikut andil membentuk output manusia-manusia yang sibuk mencari materi dunia tetapi mental dan moral tidak terbentuk. Agama yang seharusnya menjadi landasan dalam perbuatan kini diabaikan, didobrak, dan dianggap tidak penting. Hal ini menunjukkan bahwa sistem sekuler kapitalisme telah gagal membentuk kepribadian yang baik bagi remaja
Berbeda dengan Islam, Islam yang memandang bahwa permasalahan kenakalan remaja disebabkan oleh hilangnya peran negara dalam melindungi generasi dari kerusakan. Maka di dalam Islam, negara bertanggung jawab untuk menjaga keimanan dan ketakwaan ditengah-tengah masyarakat.
Negara akan menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam berkehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Islam menciptakan sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Pemahaman Islam akan dipelajari secara menyeluruh di samping ilmu-ilmu terapan lainnya. Sehingga, lahirlah generasi yang tidak hanya menguasai sains dan teknologi saja, namun juga memiliki kepribadian Islam.
Negara akan menutup celah situs-situs tontonan adegan kekerasan, tempat-tempat maksiat, dan memberikan sangsi yang tegas dan keras bagi pelaku kejahatan. Inilah upaya Islam dalam mencegah dan mengatasi tindak kejahatan di tengah-tengah masyarakat termasuk kejahatan yang dilakukan oleh para remaja.
Selain itu kontrol masyarakat yang tinggi serta nya seluruh aturan Islam menjadi penjaga paling kuat terpeliharanya masyarakat dari terjadinya berbagai tindakan kriminal baik sebagai pelaku maupun sebagai korban tindakan kriminalitas.
Wallahu a'lam bish shawwab.
Oleh: Wibi Fanisa
Aktivis Muslimah
0 Komentar