Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hilangnya Fitrah Keibuan akibat Himpitan Ekonomi, di Mana Peran Negara?

Topswara.com -- Seorang ibu bernama Rohwana alias (Wana) yang berusia (38 tahun) dari kabupaten Belitung, Bangka Belitung. Ditangkap polisi karena terlibat pembunuhan. Perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai buruh itu membunuh bayinya sendiri dengan cara menenggelamkan ke ember berisi air setelah bayi itu dilahirkan.

Akp Deki Marizaldi mengatakan kepada kumparan, Rabu 24/1/2024, pelaku bunuh anaknya dan bayi itu kemudian dibuang ke semak-semak dalam kebun milik warga sekitar. Kemudian polisi melakukan proses penyelidikan dan mencurigai bayi tersebut sengaja dibunuh dan dibuang. Dari hasil penyelidikan diketahui Rohwana yang baru saja melahirkan tapi bayinya tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Pelaku diinterogasi dan mengaku bahwa mayat bayi yang ditemukan dikebun adalah anaknya yang sengaja dibuang. Pelaku langsung dibawa ke Polres Belitung pada Senin 22/1/2024. Pelaku mengaku melahirkan ditoilet kemudian bayi itu diceburkan ke ember mandi sampai meninggal. 

Kepada Polisi Rohwana mengaku tega membunuh bayinya itu karena tidak menginginkan kelahirannya. Alasannya karena tidak cukup biaya untuk membesarkannya. Rohwana pun memiliki suami yang bekerja sebagai buruh. Pelaku ini memiliki 2 anak semua sudah besar dan anak ketiga ini dibunuh karena alasannya faktor ekonomi (Kumparan.news.com, 24 januari 2024).

Kasus yang begitu sangat miris sekali saat ini banyak terjadi. Dimana seorang ibu bisa dengan tega melakukan pembunuhan kepada anaknya yang baru saja dilahirkan, alasannya pun hanya karena tingginya himpitan ekonomi 

Mengapa problem ini bisa terjadi? Tingginya beban hidup membuat kaum ibu betul-betul kehilangan fitrah keibuannya. Padahal ada peribahasa "Kasih ibu sepanjang masa", "Sebuas-buasnya harimau tidak akan memakan anaknya" Ungkapan ini menggambarkan betapa besarnya kasih sayang dan perlindungan seorang ibu kepada anaknya.

Namun saat ini begitu banyak sekali ibu yang tega membunuh anaknya. Faktor yang paling berpengaruh besar saat ini adalah karena akibat himpitan ekonomi yang tinggi. Bagaimana tidak, pada sistem saat ini semua aspek kehidupan dipisahkan dari agama. Segala aturan hidup hanya berdasarkan aturan yang di buat oleh manusia.

Sistem saat ini tidak memberikan pendidikan yang bisa membentuk keimanan yang kuat. Sehingga ketika pun dibenturkan dengan suatu masalah maka akan mengambil jalan pintas dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Mereka tidak menyadari bahwa anak adalah titipan dan sebagai amanah dari Allah dan tentunya harus kita jaga dan pasti akan kita pertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah.

Dalam sistem saat ini pun masyarakat bersifat individualis, tidak adanya kesadaran masyarakat akan keperdulian kepada orang lain. Yang ada hanya mementingkan dirinya sendiri itulah masyarakat pada sistem kapitalis. 

Begitu juga pada sistem ini tidak adanya peran negara, yang seharusnya negara menjadi pelindung bagi kaum ibu dan anak, malah ternyata abai dalam melindungi dan mensejahterakan rakyatnya. Penguasa pada sistem ini hanya sibuk melindungi dan mensejahterakan para pemilik modal saja.

Negara yang seharusnya memiliki peran penting dalam melindungi kaum ibu dan anak nyatanya tidak bisa memberikan solusi dan tidak berusaha mencari apa akar masalah dari kasus-kasus yang terjadi. Sehingga kasus seperti ini terus terjadi didalam masyarakat. 

Seharusnya negara memberikan pendidikan untuk bisa menanamkan keimanan kepada para ibu. Supaya tidak lemah iman ketika diberikan suatu ujian tidak langsung mengambil tindakan yang melampaui batas seperti hanya karena terhimpit beban hidup lalu mengambil jalan pintas membunuh anaknya sendiri na'uzubillah.

Negara pun seharusnya memberikan perlindungan dan kesehjateraan bagi rakyatnya. Sehingga rakyat pun tidak kesulitan dalam menghadapi tingginya beban hidup karena memang itu adalah tugas negara. 

Namun pada sistem ini negara bukan menjadi pelindung rakyat dan negara juga tidak bisa mensejahterkan rakyatnya, sehingga rakyatlah yang menjadi korban dengan banyaknya kasus pembunuhan akibat dari tingginya himpitam hidup. Kurangnya keimanan dan tidak adanya peran negara dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada turut andil dalam kasus ini.

Hanya dengan menerapkan sistem Islam secara keseluruhan lah yang bisa menjadi solusi. Karena sistem Islam memuliakan kaum ibu. Dalam sistem Islam seorang ibu merupakan kehormatan yang harus dijaga dan dilindungi. 

Negara akan memberikan jaminan keselamatan dan memberikan kesehjateraan bagi para kaum ibu. Melalui berbagai mekanisme, dalam sistem Islam, negara tentunya akan membantu perempuan dalam berbagai kesulitan terutama kesulitan ekonomi. 

Negara dalam sistem Islam tidak mewajibkan perempuan untuk bekerja, para suami lah yang seharusnya bekerja memberikan nafkah. Sehingga perempuan tidak menanggung beban ekonomi dan hanya fokus kepada keluarga karena perempuan menjadi madrasah bagi anak-anaknya.

Dalam sistem ini masyarakat akan lebih perduli dengan anggota masyarakat lainnya. Sehingga akan saling membantu dan meringankan beban. Negara pun akan membantu, melindungi dan mensejahterakan rakyatnya dengan berbagai mekanisme dalam berbagai aspek kehidupan. Dan tentunya kesejahteraan hidup akan terwujud.

Dengan penerapan sistem Islam secara keseluruhan akan membuat kaum ibu dan anak terlindungi dalam segala aspek baik aspek keimanan, mental, kesehatan, keamanan serta kesejahteraan. 

Sehingga tidak akan ada lagi seorang ibu yang terbebani dengan himpitan hidup yang mengakibatkan berbuat sesuatu yang diluar batas dan tentunya fitrah keibuan akan benar-benar terjaga dengan baik.

Ketika fitrah kaum ibu terjaga maka kaum ibu bisa mendidik dan menjaga anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan kaum ibu akan menjadi madrasah bagi anak-anaknya yang tentunya akan mewujudkan generasi yang berkepribadian Islam.

Wallahu a'lam bish shawwab.


Oleh: Iske Berniati
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar