Topswara.com -- Dakwah itu cinta. Sebagaimana cinta orang tua kepada anaknya, penampakannya kadang lembut kadang galak membentak.
Tetapi sekeras apapun bentakan orang tua, itu dilakukan karena cinta. Tidak rela si anak jatuh, maka dibentaklah si anak yang bermain di tepian jurang.
Pun begitu dakwah. Berdasar cinta dan tidak rela manusia tersesat ke jalan neraka, pendakwah menyeru, dengan teriakan yang boleh jadi terdengar tidak nyaman di telinga orang yang diseru.
Memang cinta semacam itu sering kali berbalas benci dan caci. Seperti anak tanggung yang benci orang tuanya karena melarang dirinya melakukan ini dan itu.
Kelak, setelah orang tua dipanggil Allah Ta'ala, si anak baru sadar. Betapa bentakan orang tua itu tiada lain kecuali cinta.
Karenanya, menjadi orang tua dan pengemban dakwah itu hampir sama. Sering dibenci anak dan umat yang diseru.
Pun sebagaimana orang tua yang tidak pernah membalas kebencian anaknya dengan kebencian juga, pengemban dakwah juga seharusnya sama.
Boleh jadi ummat yang diseru mencaci dan merendahkan pengemban dakwah. Tetapi ingatlah, dakwah itu cinta kepada manusia. Jangan benci mereka, meski mereka yang kau seru menyakitimu.
Dakwah ini bentuk cinta kepada sesama manusia, namun dipersembahkan untuk Allah Ta'ala. Maka caci dan puji manusia bukanlah tujuannya.
Oleh: Doni Riw
Budayawan Muslim
0 Komentar