Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bagaimana Hujjah Kita Kelak di Hadapan Allah dan Rasulullah atas Saudara Kita di Gaza?

Topswara.com -- Menyaksikan bagaimana hari ini saudara muslim di Gaza dibantai oleh musuh Allah, mayat berserakan dimana-mana, kehilangan saudara dan keluarga setiap hari mereka saksikan, bagi para mujahid yang sedang berjuang disana, kematian bukanlah sebuah ketakutan tetapi sebuah jaminan bahwa kepedihan dunia akan hilang dengan syahid diganti dengan kenikmatan surga.
Ini bukan tentang bagaimana mereka disana.

Tetapi tentang hari ini kita disini, tentang diri kita yang masih sibuk pada perkara dunia, seakan lupa diwaktu yang sama, darah seorang muslim tumpah di tanah yang suci, lagi-lagi ini bukan tentang bagaimana keadaan mereka, tetapi tentang keadaan kita hari ini yang mungkin sudah mati hatinya atas kondisi saudara muslim lainnya.

Membela saudara kita di Gaza bukan soal apa yang bisa dilakukan tetapi soal sikap dan rasa, sejatinya seorang muslim adalah saudara dengan muslim lainnya, kita terikat oleh satu keimanan yang sama, lantas apa yang membuat kita acuh atas derita saudara kita. Bagaimana hujjah kita kelak dihadapan Allah dan Rasulullah atas derita saudara muslimnya.

Rasulullah mengibaratkan satu Mukmin dengan Mukmin yang lainnya bagaikan anggota badan dalam satu tubuh. Beliau bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Artinya, “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).

Rasulullah juga memberikan gambaran tentang keeratan hubungan saling mengasihi dan menyayangi antara sesama orang beriman itu dengan kecintaan dan kasih sayang terhadap diri pribadinya sendiri. 

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ " رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Artinya: "Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, pembantu Rasulullah saw, dari Nabi saw bersabda, 'Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'" (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun apa yang terjadi hari ini kaum muslim bercerai berai, mata dan hatinya tertutup atas kondisi saudaranya hari ini, padahal kepada siapa lagi mereka meminta pertolongan selain kepada kita saudaranya, tetapi kita tidak peduli, menutup mata dan tidak punya hati membiarkannya larut dalam kesedihan.

Bagaimana kelak pertanggungjawaban kita dihadapkan Allah dan Rasulullah atas kondisi saudara kita hari ini, bagaimana jika Allah dan Rasulullah kecewa atas sikap kita hari ini yang tidak terlibat dalam perjuangan dan menyadarkan umat untuk bersatu.

Maka persatuanlah yang akan menjadikan segala penderitaan itu hilang, dengan dakwah menyatukan umat adalah hujah kita kelak dihadapan Allah dan Rasulullah, bahwa kita telah berjuang untuk saudara kita yang hari ini tertindas.

Ya Allah kuatkanlah saudara kami yang hari ini sedang berjuang menjaga kemuliaan Islam, kami bersaksi bahwa kami adalah bagian dari orang-orang yang mencintai saudara muslim kami, jadikan kami menjadi umat yang satu (ummatan wahidah) agar tidak ada lagi air mata kesedihan dari saudara-saudara kami.

Hasbunallah Wanimal wakil.


Oleh: Hafidz Mubarok Al-Qudsiyyah
Penulis, Inspirator Pasangan Kolaboratif
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar