Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Paradoks Sikap Kaum Muslim pada Pergantian Tahun


Topswara.com -- Hingar bingar atmosfer malam pergantian tahun selalu disambut dengan meriah dan identik dengan pesta kembang api. Tidak hayal berbagai rencana disiapkan untuk mengisi liburan panjang akhir tahun.

Di Jakarta ada sembilan lokasi yang mengadakan pesta kembang api untuk menyambut malam pergantian tahun yang diprediksi jalanan akan mengalami kemacetan parah. (Cnnindonesia.com 31/12/2023). Lautan manusia berkumpul demi menikmati suasana malam pergantian tahun pada titik-titik yang telah ditentukan. 

Kondisi serupa juga terjadi di Yogyakarta yang pengunjung mulai memadati kawasan Tugu Pal Putih hingga Malioboro yang selalu padat setiap tahunnya tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. (Republika.co.id 31/12/2023).

Resolusi pergantian tahun yang seharusnya menjadikan kita untuk muhasabah agar menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya seolah hanya bayangan yang sulit terwujud. Malah terjadi pergaulan bebas ditengah kebebasan yang kian tidak terarah. Pesta, hura-hura, foya-foya, seks bebas seolah semakin menjadi dan kian menjadi ancaman bagi generasi mendatang. 

Masih terngiang pada benak kita di belahan bumi lain, peperangan yang berkecamuk antara Israel dan Palestina yang terus memanas. Harapan untuk hidup normal di tahun baru seolah hanya mimpi yang jauh dari angan-angan. Faktanya, keadaan semakin mengancam sungguh memilukan. 

Kondisi yang juga tidak berbeda jauh yaitu muslim Rohingnya yang mengalami tekanan hidup luar biasa atas kekejaman rezim Myanmar yang melakukan pengusiran dari wilayah tinggalnya sehingga terlunta-lunta di negara-negara tetangga. 

Termasuk di Indonesia. Penolakan terhadap pengungsi dan kejadian menyedihkan saat pengusiran yang tidak manusiawi dialami oleh muslim Rohingnya yang dilakukan mahasiswa setempat. (Bbcindonesia.com 29/12/2023).

Disinformasi mengakibatkan emosi mahasiswa sehingga bersikap keras terhadap perempuan dan anak-anak muslim Rohingnya. Aksi tersebut membuat trauma dan ketakutan oleh para pengungsi. Padahal seharusnya kita saling menjaga saudara seiman.

Ego setiap muslim tersekat batas antar negara sehingga mengakibatkan persaudaraan sesama muslim hilang seketika saat batas negara (nation state) berbicara. Inilah gambaran nasionalisme sesungguhnya. 

Tidak ada rasa saling menjaga antara muslim satu dengan yang lain. Yang bersisa hanyalah rasa ego yang mengendalikan perilaku sehingga berakibat semua menderita. 

Semua ini menjadi bukti abainya negara mempersatukan perasaan kaum muslim. Konsep nasionalisme yang ada saat ini justru mengerat-erat ukhuwah kaum muslim yang melemahkan kekuatan kaum muslim untuk bangkit dan membela diri. 

Umat muslim saat ini juga mulai kendor dan lemah terhadap boikot produk-produk zionis. Perang opini semakin santer dalam dunia maya maupun dunia nyata. 

Meskipun pembungkaman dilakukan oleh Meta sebagai penggengam informasi dunia. Pemblokiran masuknya informasi, dan konten konten serta berbagai vidio kekerasan yang dilakukan pihak zionis Yahudi terhadap Palestina di media.

Beginilah dampak dari nasionalisme yang memupus ukhuwah islamiah dan kepedulian terhadap penderitaan saudara seiman.

Konsep nasionalisme memutilasi perasaan dalam diri umat sebagai saudara seiman. Paradoks kaum muslim semakin nyata terlihat. Pesta kembang api gemerlap pada malam pergantian tahun dengan bersuka cita di tengah penderitaan sesama kaum muslim. 

Umat seharusnya sadar bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Rasulullah SAW dari An-Nu'manbin Basyir dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda "perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi diantara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)"(HR Muslim no 4685).

Sehingga wajib menunjukkan pembelaan, pertolongan dan sikap yang nyata terhadap segala penderitaan kaum muslim.

Umat Islam seharusnya sadar bahwa umat Islam satu tubuh. Pembelaan dan pertolongan terhadap sesama kaum muslim harus tampak nyata. Nasionalisme harus dihapuskan dari pemikiran umat karena menjadi racun berbahaya yang mengakar dalam benak kaum muslim. Dengan penanaman akidah Islam, ukhuwah Islam dapat tumbuh dalam jiwa kaum muslim secara utuh.

Hanya sistem Islam satu-satunya harapan yang mampu mempersatukan kaum muslim di seluruh penjuru dunia. Sistem Islam dalam bingkai khilafah yang menjadi satu-satunya solusi terbaik. Daulah Islam yang mampu menghapuskan penjajahan dan penindasan terhadap kaum muslim di bumi manapun. Tidak ada solusi lain. 

Wa'llahualam bishawab.


Oleh: Ratna Kurniawati, SAB.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar