Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Narasi Pemberdayaan Perempuan Hanya Ilusi


Topswara.com -- Perempuan Indonesia sangat berperan dalam sejarah pembangunan Indonesia dari perspektif kesetaraan gender pun perbedaan peran perempuan dan laki-laki di Indonesia bisa dianggap secara umum terlihat tidak terlalu tampak perbedaan yang sangat ekstrem. 

Meskipun masih ditemui isu di berbagai bidang pembangunan," tutur Dadang SupriatnaSupriatna, pada acara Upacara Peringatan Hari Ibu ke-95 Tingkat Kabupaten Bandung digelar di Dome Bale Rame, Soreang, Jumat (22/12/2023). Kejakimpolnews. Com.

Dengan para peserta upacara mayoritas ibu-ibu dari lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung maupun pihak lainnya. Upacara tersebut dengan tema "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju".

Sudah ke -95 kali diperingati hari ibu, Sejak 22 Desember 1928,. Hal ini merupakan bentuk penghargaan dan apresiasi terhadap pejuang perempuan dari masa ke masa sejak kongres perempuan pertama, yang menjadi tonggak perjuangan perempuan Indonesia.apakah kaum ibu sudah bahagia? Sejahtera? Sedangkan Berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A).

Kabupaten Bandung dari Januari hingga Oktober 2023 terjadi 73 kasus kekerasan yang menimpa anak-anak dan 10 kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Artinya ibarat gunung es kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi. Belum lagi kasus-kasus yang dilaporkan oleh DP2KBP3A," kata Bupati Bandung.

Para ibu dan perempuan dalam sistem kapitalisme tidak akan pernah menemukan kebahagian yang sejati. Fitrah nya sebagai ibu yang mengurus rumah tangga, menyayangi, melindungi, menjaga dan mendidik anak-anaknya, melayani, menjadi teman dan sahabat bagi suami tugas-tugas itu harus terenggut dengan sistem kapitalime.

Sistem ini memaksa peran ibu untuk bekerja diluar rumah, bekerja banting tulang tidak beda dengan para laki-laki. Banyak dari kaum ibu dan perempuan berganti alih dari tulang rusuk menjadi tulang punggung, mereka tidak lebih diekplotitasi untuk bekerja mendongkrak perekonomian negara.

Narasi pemberdayaan ibu dan perempuan telah berhasil menciptakan ilusi bagi kaum ibu dan perempuan, sehingga dirinya tidak merasa sedang diekploitasi, sebaliknya merasa sedang dieksploitasi, mereka merasa bangga dan bahagia manakala berkarir diluar rumah.

Begitulah hakikat narasi yang tercipta dari ide kesetaraan gender ala feminisme
Hanya islam yang memuliakan ibu dan perempuan.

Islam mempunyai aturan yang sempurna dan paripurna mengatur semua sistem kehidupan manusia termasuk kaum ibu dan perempuan.

Dalam skala individu islam memuliakan ibu dana perempuan lewat kewajiban menutup aurot, menjaga pandangan, dilarang berdandan berlebihan (tabaruj), pemisahan kehidupan umum antara laki-laki dan perempuan, hal ini adalah upaya preventif dari terjadinya kekerasan dan pelecehan terhadap kaum ibu dan perempuan. 

Dalam ranah pribadi ibu, suami wajib memperlakukannya dengan cara yang makruf, wajib menjaga, melindungi, hubungana suami istri bukan sebagai atasan bawahan tetapi seperti hubungan persahabatan.

Dalam skala negara, Islam mewajibkan negara untuk membuka lowongan kerja yang seluas-luasnya untuk kaum laki-laki, hal ini untuk memfasilitasi kaum laki-laki untuk melaksanakan kewajiban pencari nafkah dengan mudah, adapun bagi ibu dan perempuan yang ingin bekerja adalah sebuah pilihan bukan sebagai kewajiban yang dibebankan kepadanya.

Begitulah hakekatnya Islam mampu memberikan solusi efektif, efisien dan mendasar. Islam memuliakan perempuan, dan memberikan hak yang sama dengan laki-laki, fungsi strategis perempuan terjamin dari berbagai hal. 

Mulai dari politik ekonomi yang berasaskan Islam, sehingga perempuan tidak merasa rendah diri, karena perempuan tetap bisa berdaya dengan membantu ekonomi keluarga tanpa harus meninggalkan kewajiban sebagai ummu warabatul bait dan pengemban dakwah. 

Kemudian, sistem pendidikan yang berdasarkan asas akidah membuat perempuan menjadi benteng yang kokoh dalam rumah tangganya, sehingga bisa mendidik dan mencetak generasi penerus peradaban Islam. 

Generasi yang unggul adalah generasi yang lahir dari ibu tangguh, yang mempunyai keyakinan dan kekuatan akidah yang mampu berjuang dalam segala keadaan, dan itu semua bisa terwujud dalam sistem Islam yang mampu menjadikan perempuan mulia tanpa melanggar kodrat dan tetap terikat dengan syariat. 

Oleh karena itu, keseluruhannya tidak bisa di wujudkan dalam sistem yang ada saat ini, sekular kapitalis yang sudah jelas tidak memanusiakan manusia apalagi kaum ibu, hanya dengan sistem islamlah perempuan terjaga, semoga allah segera menurunkan pertolongan kepada kita semua dan bisa menjadi generasi pencetak peradaban. 

Wallahu'alam bishawab.


Oleh: Wibi Fanisa
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar