Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Masalah yang Terjadi Jika Tata Kelola Lahan Diserahkan kepada Para Kapitalis


Topswara.com -- Musim hujan yang terjadi di Indonesia saat ini memicu banyak peristiwa bencana alam seperti banjir, longsor dibeberapa daerah. Bukan hanya wilayah yang biasa terdampak banjir, namun daerah yang biasanya tidak tersentuh banjirpun kini terkena dampak nya. 

Tidak sedikit wilayah yang mendadak terkena banjir karena luapan sungai, atau drainase yang buruk sehingga menyebabkan aliran air yang tidak seimbang antara curah hujan dan saluran pembuangan, dan masih banyak lagi permasalahan penyebab banjir di berbagai daerah di indonesia. 

Seperti yang di beritakan, CNN Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sedikitnya 6.000 orang dari sejumlah daerah di provinsi tersebut mengungsi akibat rumah, lahan dan tempat usaha mereka terdampak banjir sejak beberapa pekan terakhir ini.

"Mereka yang mengungsi berasal dari Kabupaten Rokan Hilir, Kepulauan Meranti dan Kota Dumai. Sedangkan warga dari kabupaten dan kota lain yang terdampak banjir belum tercatat ada yang mengungsi," kata Kepala BPBD Riau M. Edy Afrizal dalam keterangannya di Pekanbaru, seperti dikutip Antara, Sabtu (13/1).

Kemudian dilansir dari Beritasatu.com. Banjir yang merendam ribuan rumah warga Kampung Bojongasih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Minggu (14/1/2024) pagi perlahan mulai surut. Banjir diakibatkan Sungai Citarum dan jebolnya tanggul anak Sungai Cikapundung.

Sebenarnya potensi dan penyebab bencana telah diketahui sebelumnya dan juga termasuk bencana rutin yang dipengaruhi cuaca. Bencana banjir bukan perkara baru, hampir setiap musim hujan bencana banjir pasti jadi langganan.

Ada beberapa alasan yang mendukung terjadinya bencana banjir. Selain hutan yang semakin gundul, lahan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan berubah menjadi lahan komersil, objek wisata dan lain-lain.

Dilansir dari CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 4.940 bencana sepanjang 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2022.

"Indonesia merupakan satu negara dari 35 negara di dunia yang potensi risiko bencananya paling tinggi, sehingga dikatakan kalau tadi di 2022, 3 ribu begitu ya memang ribuan terus, di 2023 BNPB mencatat lebih tinggi lagi 4.940 kali bencana," kata Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (12/1)Suharyanto menjelaskan kejadian bencana alam didominasi oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla), banjir serta cuaca ekstrem.

Inilah masalah yang terjadi jika tata kelola lahan diserahkan pada mekanisme ala Kapitalisme. Dalam sistem Kapitalisme hak kepemilikan diberikan sebebas-bebasnya kepada para pengusaha atau pemodal untuk mengelolanya tanpa memperhatikan apa dampaknya, apakah itu akan merusak lingkungan atau tidak, yang penting disitu ada keuntungan yang didapat semata.

Dan kerusakan yang terjadi memang akibat dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab seperti dalam Al-Qur'an: 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)

Bencana memang qadha dari Allah SWT,dan sebagai orang yang beriman wajib kita bersabar akan setiap bencana, tapi kita sebagai manusia diperintahkan untuk berusaha untuk mencegah dan menanggulangi bencana, sehingga bencana, korban dan efek dari bencana bisa diminimalisir apalagi ini bencana yang 'langganan' terjadi.

Berusaha semaksimal mungkin akan dilakukan oleh negara, seperti dalam sistem Islam. Adapun upaya yang akan ditempuh oleh sistem Islam adalah sebagai berikut: 

Pertama, negara akan memetakan daerah-daerah rendah yang rawan terkena genangan air dan membangun saluran baru agar air yang mengalir di daerah tersebut bisa dialihkan atau bisa diserap oleh tanah secara maksimal.

Kedua, negara menetapkan daerah-daerah tertentu sebagai daerah cagar alam yang harus dilindungi yang tidak boleh dimanfaatkan kecuali dengan izin dan akan menetapkan sanksi berat bagi yang merusak lingkungan hidup.

Ketiga, ketika terjadi bencana, negara akan menangani korban bencana agar mereka mendapatkan pelayanan yang baik selama berada dalam pengungsian dan memulihkan kondisi psikis mereka agar tidak depresi, stess maupun dampak-dampak psikologis kurang baik lainnya. Dan memberikan bantuan atas setiap kondisi darurat bencana yang menimpa mereka.

Itulah upaya penanggulangan bencana banjir di dalam islam, bahkan di dalam islam sangat memperhatikan bagaimana mekanisme pembangunan yang sesuai dengan ketentuan, dan tidak berdampak kerusakan pada lingkungan, karena lingkungan merupakan tempat hidup yang harus di pelihara dan di perhatikan kelangsungan nya. Seperti resapan air yang harus terus di jaga. 

Begitu mulia nya Islam dalam menjaga dan memelihara alam semesta dan isinya, dan semua hanya bisa terwujud jika islam bisa di terapkan dalam seluruh aspek kehidupan, bahkan keberkahan akan turun dari langit dan bumi jika manusia memperhatikan bagaimana keimanan mereka dan ketakwaan nya seperti dalam Al-Qur'an Allah berfirman : 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96).

Wallahualam bishawab.


Oleh: Wibi Fanisa
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar