TopSwara.com – Dunia memang melenakan. Betapa banyak manusia binasa karena godaannya. Sejarah terus berulang mulai jaman Qobil hingga hari ini.
Fenomena kekinian pun tak beda. Betapa banyak manusia rela berkorban apa saja demi dunia. Bahkan banyak alim yang menjual agamanya.
Dunia memang nyaman. Mobil mewah itu nyaman. pasti semua orang suka kenyamanan. Rumah mewah, makanan lezat, pakaian mewah, dan segala fasilitas hidup yang wah itu menyenangkan bukan? Iya pastinya begitu.
Namun, bagi manusia beriman maka ada perkara yang jauh lebih penting daripada sekedar kenyamanan mobil, rumah, pakaian dan makanan yang pasti akan rusak itu. Apa yang lebih penting itu? Ya betul, kehidupan akhirat.
Karenanya orang mukmin rela meninggalkan segala kenyamanan dunia demi kehidupan yang kekal abadi di akhirat. Demi kehidupan yang sebenarnya dalam nikmat di akhirat. Jika dibandingkan maka segala nikmat dan siksa dunia tak ada seujung kuku hitam dari nikmat dan siksa akhirat yang kekal itu.
Namun, bagi mereka yang buta hatinya maka dunia adalah segalanya. Dunia jadi tujuan. Sehingga hidupnya untuk mengejar dunia. Fokus untuk dunia. Karenanya segalanya selain dunia bisa dikorbankan termasuk agamanya.
Mereka biasa memenuhi fatwa pesanan meski itu menabrak perkara perkara yang sudah pasti dalam Islam. Mereka menolak yang wajib dan merekayasa yang haram. Mereka menolak perkara yang sudah disepakati wajibnya seperti khilafah. Dan rela mencari cari dalih untuk membela sistem kufur demokrasi. Semua itu demi dunia. Demi proyek yang terus terkucur dananya. Padahal semua itu adalah kehancuran dunia akhirat.
Karena itulah sobat, jangan jual Agamamu demi duniamu!. Hanya sekedar mencari ridho musuh Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah ﷺ bersabda;
«مَنِ التَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ، وَمَنِ التَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ»
“Siapa saja yang mencari keridhaan Allah meskipun mendatangkan kemurkaan manusia, maka Allah mencukupkannya dari bantuan mereka, dan siapa saja yang mencari keridhaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkannya kepada manusia.” (HR. Al-Tirmidzi).
Wallahu a'lam. []
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
0 Komentar