Topswara.com -- Dai muda yang juga seorang Influencer Ustaz Felix Siauw menegaskan bahwa toleransi dalam hal apapun itu tidak munkin dilakukan tanpa adanya prinsip atau titik tumpu.
"Saya menganggap begini, toleransi itu tidak mungkin kalau kita tidak punya prinsip. Makanya namanya toleransi. Kita misal menaruh satu karet disini, toleransinya sampai dimana. Kalau kita tarik lagi putus. Tapi harus ada prinsipnya, harus ada titik tumpunya," tegasnya dalam podcast: Felix Siauw VS Deddy Corbuzier, Siapa Yang Radikal Ini!, Selasa (12/12/2023) di saluran YouTube Close The Door Podcast.
Dia mengatakan, jikakalau prinsip pendirian atau titik tumpu seseorang itu digeser maka buka namanya toleransi. Walau para ulama ini ternyata berbeda pendapat tentang masalah ini. Ada yang mengatakan kalau dalam kondisi minoritas maka boleh-boleh saja mengucapkan selamat natal, tapi kalau mayoritas Muslim maka tidal bopeh mengucapkan selamat natal. Namun itu itu juga tidak menjadi efek dan malah mengkhawatirkan ada sesuatu yang jadikan umat miss persepsi disitu.
"Yang menjadi problem utama adalah, pengakuan terhadap yesus. Apakah sebagai Nabi atau sebagai tuhan. Tapi kalau sebagai tuhan tentu saja kita tidak, with all respect. Kita respect banget dengan Isa, dengan Yesus. Tapi kita tidak mengakui bahwa yesus adalah tuhan," tuturnya.
Dia mengatakan bahwa perkara ucapan selamat natal selalu jadi masalah tiap tahun. Namun ternyata yang lebih seru membahas tentang ucapan selamat natal adalah Muslim. Padahal orang-orang Muslim jaman dulu juga nggak ada masalah. Masalahnya sekarang adalah ada paksaan. Narasi desakralisasi agama yang digabungkan dengan radikalisme. Seolah-olah menjadi radikal ketika seseorang tidak mau ritual agama lain.
"Padahal harusnya toleransi itu adalah membiarkan orang-orang melakukan agamanya, saya melakukan agama saya sendiri, itu toleransi," imbuhnya.[] Tari Handrianingsih
0 Komentar