Topswara.com -- Dai Muda Influencer dakwah Ustaz Felix Siauw (UFS). Menjelaskan bahwa dakwah adalah ittiba kepada Rasulullah yang paling besar.
"Dakwah adalah ittiba kepada Rasulullah yang paling besar karena memang itu adalah pewaris daripada Rasulullah. Bahwasanya dikatakan, bahwa Al-Ulama waratsatul anbiya bahwasanya orang-orang yang berilmu dan mereka mendakwahkan ilmunya itu adalah pewaris daripada para nabi. Kenapa? karena para nabi tugasnya adalah berdakwah, tidak yang lain. Bashir wa nadzir yaitu memberi kabar gembira dan memberi peringatan agar orang-orang itu sadar agar mau untuk melaksanakan perkara-perkara yang baik," jelasnya dalam Program Live: Dakwah is Lifestyle di YouTube Cinta Quran TV pada Jumat (8/12/2023).
Ia melihat bahwa dalil tentang perintah berdakwah banyak sekali dalam Alquran, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
"Jadi dakwah selain secara logis adalah hal yang seharusnya dilakukan. Secara normatif atau dalil juga adalah perkara-perkara yang dilakukan Rasulullah Saw dan secara dalil ini perintah Allah Swt," ungkapnya.
Ia juga mengatakan ketika berbicara soal Islam maka tidak hanya bicara dakwah itu sebagai lifestyle namun dakwah juga untuk mencapai kehidupan yang diinginkan umat bersama-sama.
"Ternyata Rasulullah juga sama. Maka ketika ada orang yang berkata 'saya ini berittiba kepada Rasulullah SAW'. Tetapi ittiba nya dia itu dia cukupkan pada individu saja. Dia hanya mengumpulkan ilmu bagaimana shalat yg benar. Dia hanya mengumpulkan ilmu bagaimana berpakaian yang benar. Dia mengumpulkan bagaimana Rasulullah berkata yang benar. Ilmu-ilmu tapi tidak pernah diterapkan atau tidak pernah mengajak orang kepada keshalihan apalagi ketika dia tidak mengajak aturan-aturan negaranya menerapkan yang shalih. Maka ini bukan ittiba. Kalau kita lihat Rasulullah Saw beliau senantiasa memperbesar skala keshalihan itu," paparnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, seandainya Rasulullah mengaanggap skala kesolehan cuma cukup di Jazirah Arab atau Madinah, Maka Nusantara tidak akan pernah menerima Islam.
"Menjadi bapak biologis penting tetapi menjadi bapak ideologis lebih penting.
Artinya apa? Ittiba kepada Rasulullah itu walaupun kita bukan keturunannya beliau itu bisa. Maka nya ittiba kepada Rasulullah itu tidak terbatas pada para habaib yang merupakan orang-orang yang memiliki darah Rasulullah. Tetapi terbatas pada siapa. Terbatas pada siapapun yang mau jadi keturunan ideologisnya Rasulullah. Yang ngomong siapa, yang ngomong Allah 'inna syāni`aka huwal-abtar'," pungkasnya. []Tenira
0 Komentar