Topswara.com -- Sobat. Rasulullah SAW adalah sosok yang tenang, optimis dan murah senyum. Beliau tidak mengenal putus Asa. Beliau selalu maju dan berkelanjutan. Dalam bahasa psikolog Carol Dweck memiliki mindset pertumbuhan (growth mindset).
Sobat. Tatkala malaikat gunung mendatangi Rasulullah SAW dan menawarinya untuk menimpakan dua gunung di Mekah kepada orang-orang yang menyakitinya, beliau justru – dengan penuh harap dan opimistis – bersabda, “ Bahkan, aku berharap Allah akan mengeluarkan dari keturunan mereka golongan menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” (HR. Bukhari-Muslim). Hal itu terjadi karena kebaikan dan rahmat Allah SWT, serta berkat keoptimisan Nabi-Nya dan husnuzhannya kepada-Nya.
Sobat. Sejak risalah Nabi Muhammad SAW yang diberkati muncul disertai semangat yang membara, sikap optimisnya pun kian memenuhi masa awal itu dan rasa harapnya kian menyinari hati umatnya.
Beliau menjanjikan kepada para sahabat-sahabatnya kemenangan yang agung, penaklukan yang jelas, dan masa depan yang baik. Sikap optimisnya telah mengaliri hati mereka, meski dalam kondisi krisis dan kesusahan yang besar.
Beliau memberi mereka kabar gembira bahwa dunia akan ditaklukan untuk mereka, sebagai balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan kemenangan bagi agama Islam. Semua itu telah terjadi Alhamdulillah.
Sobat. Mindset tumbuh memungkinkan orang-orang-bahkan mereka yang menjadi sasaran label negatif sekalipun. Menggunakan dan mengembangkan pikiran mereka sepenuhnya. Kepala mereka tidak dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang membatasi, rasa memiliki yang rapuh, dan kepercayaan bahwa orang lain dapat menentukan nasib mereka.
Sobat. Mindset pertumbuhan (growth mindset) adalah konsep psikologi yang diusung oleh psikolog Carol Dweck. Mindset ini merujuk pada cara seseorang melihat dan menanggapi keberhasilan serta kegagalan, khususnya terkait dengan kemampuan dan kecerdasan.
Ada dua jenis mindset utama yang diidentifikasi oleh Dweck:
Pertama. Mindset Tetap (Fixed Mindset):
• Orang dengan mindset tetap cenderung percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan bersifat tetap atau tidak dapat diubah.
• Mereka mungkin menganggap keberhasilan atau kegagalan sebagai refleksi langsung dari kemampuan bawaan mereka, dan ini dapat membatasi ambisi dan dorongan mereka untuk mencoba hal-hal baru.
Kedua. Mindset Pertumbuhan (Growth Mindset):
• Orang dengan mindset pertumbuhan percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui upaya, latihan, dan pembelajaran.
• Mereka melihat keberhasilan sebagai hasil dari kerja keras, ketekunan, dan ketekunan dalam mengatasi hambatan. Kegagalan dianggap sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.
Beberapa karakteristik utama dari mindset pertumbuhan meliputi:
Pertama, keyakinan dalam perubahan: Orang dengan mindset pertumbuhan yakin bahwa mereka dapat mengubah dan meningkatkan kemampuan mereka melalui usaha dan dedikasi.
Kedua, ketekunan: Mereka memiliki ketekunan yang tinggi dan tidak mudah menyerah di hadapan rintangan. Mereka melihat rintangan sebagai bagian alami dari proses belajar.
Ketiga, ambisi untuk belajar: Orang dengan mindset pertumbuhan memiliki dorongan untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Mereka melihat belajar sebagai suatu pencapaian yang berkelanjutan.
Keempat, penerimaan kegagalan: Kegagalan dianggap sebagai langkah menuju sukses selanjutnya. Mereka tidak melihat kegagalan sebagai akhir dari suatu perjalanan, melainkan sebagai bagian dari proses belajar.
Kelima, mengambil risiko: Orang dengan mindset pertumbuhan cenderung lebih bersedia mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru karena mereka melihat pengalaman tersebut sebagai kesempatan untuk tumbuh.
Sobat. Mindset pertumbuhan memiliki implikasi besar dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan pengembangan pribadi. Dengan mengadopsi mindset pertumbuhan, seseorang dapat meningkatkan kapasitas untuk menghadapi tantangan, meraih tujuan, dan terus berkembang sepanjang hidupnya.
Sobat. Rasulullah SAW selalu optimistis dalam kondisi sulit dan kritis. Seperti ketika bersembunyi bersama Abu Bakar ash-Shiddiq di gua Tsur. Kaum musyrik sampai di gua dengan membawa pedang yang membawa kematian, hasad, dan racun yang mematikan.
Mereka mengelilingi gua untuk mencari Rasulullah SAW untuk membunuhnya. Namun beliau berada dalam lindungan, asuhan, dan penjagaan Allah SWT dan Allah SWT telah menurunkan ketenangan kepadanya, memakmurkan hatinya dengan rasa percaya, tawakal, dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
Beliau berada dalam surga kenyamanan dan ridha, tanpa merasa gelisah, takut, risau, ataupun sedih. Oleh sebab itu, Allah SWT menggambarkan peristiwa ini dalam firman-Nya :
إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذۡ أَخۡرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ ٱثۡنَيۡنِ إِذۡ هُمَا فِي ٱلۡغَارِ إِذۡ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَاۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيۡهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٖ لَّمۡ تَرَوۡهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلسُّفۡلَىٰۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِيَ ٱلۡعُلۡيَاۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah (9) :40).
Sobat. Ayat ini tidak membenarkan sangkaan orang-orang musyrik, bahwa perjuangan Nabi Muhammad saw tidak akan berhasil, apabila mereka tidak ikut membantunya. Nabi akan tetap menang karena Allah akan membantunya.
Hal ini telah dibuktikan ketika rumah Nabi Muhammad dikepung rapat-rapat oleh orang-orang Quraisy yang akan membunuhnya. Pembunuhan itu dimaksudkan untuk mencegah dan menghentikan dakwah Islami yang mereka khawatirkan, akan makin meluas pengaruhnya.
Atas pertolongan dan bantuan Allah swt Nabi Muhammad saw dapat lolos dari kepungan mereka yang ketat, sehingga dengan perasaan aman beliau keluar dari rumahnya menuju gua di gunung sur, tempat persembunyiannya untuk sementara, ditemani oleh sahabat setianya Abu Bakar.
Melihat situasi gawat itu Abu Bakar merasa cemas dan berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah andaikata ada salah seorang di antara mereka mengangkat kakinya, pasti dia dapat melihat kita berada di bawah kakinya." Nabi Muhammad saw menjawab, "Wahai Abu Bakar, janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita."
Nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar selama berada di dalam gua sur, senantiasa berada di bawah pertolongan dan lindungan Allah. Allah memberi ketenangan hati kepada Nabi saw dan Abu Bakar, serta memberikan bantuan tentara yang tidak dilihatnya, sehingga selamatlah keduanya di dalam gua sur, dan niat jahat orang-orang itu gagal. Firman Allah swt:
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya. (al-Anfal/8: 30)
Dan firman-Nya:
Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia. (Gafir/40: 51)
Sobat. Allah SWT selalu menempatkan orang-orang kafir itu di tingkat yang rendah, selalu kalah. Dan kalimah Allah yaitu agama yang didasarkan atas tauhid, jauh dari syirik, selalu ditempatkan di tempat yang tinggi, mengatasi yang lain.
Allah SWT Mahakuasa dan Mahaperkasa, tidak ada yang dapat mengalahkannya, Mahabijaksana, menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dialah yang selalu menolong memenangkan Rasulullah SAW dengan kekuasaan-Nya, memenangkan agama-Nya dari agama-agama yang lain, dengan kebijaksanaan-Nya, sebagaimana firman Allah swt:
هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (at-Taubah/9: 33).
Sobat. Ayat ini menerangkan bahwa sebagai jaminan atas kesempurnaan agama, maka diutuslah seorang rasul yaitu Nabi Muhammad saw dan dibekali sebuah kitab suci yaitu Al-Qur'an yang berisi petunjuk yang menjelaskan segala sesuatunya dan mencakup isi kitab-kitab sebelumnya. Agama Islam telah diridai Allah untuk menjadi agama yang dianut oleh segenap umat manusia. Firman Allah SWT:
Dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. (al-Ma'idah/5: 3)
Agama Islam sesuai dengan segala keadaan dan tempat serta berlaku sepanjang masa sejak disyariatkan sampai akhir zaman.
Oleh karena itu, tidak heran kalau agama Islam mendapat sambutan dari segenap umat manusia dan jumlahnya bertambah dengan pesat, sehingga dalam waktu yang singkat sudah tersebar ke segala penjuru dunia, menempati tempat yang mulia dan tinggi.
Meskipun orang musyrik tidak senang atas kenyataan itu, bahkan tetap menghalang-halangi dan kalau dapat menghancurkannya, tetapi kodrat iradat Allah juga yang akan berlaku, tak ada suatu kekuatan apa pun yang dapat menghambat dan menghalanginya.
Firman Allah:
(Demikianlah) hukum Allah, yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu. (al-Fath/48: 23)
Oleh: Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
0 Komentar