Topswara.com -- Sungguh biadab perbuatan zionis Yahudi hingga hari ini. Mereka menjadikan warga sipil sebagai korban kebrutalan mereka dengan membombardir perumahan, rumah sakit, kampus, fasilitas umum juga gedung-gedung sekolah yang dijadikan tempat pengungsian warga sipil Gaza dari beringasnya serangan zionis Yahudi.
Menurut sumber dari WHO, selama agresi dua bulan yang sedang berlangsung di Gaza, zionis rata-rata membunuh 115 anak per hari. Zionis Yahudi menyerang warga sipil di Gaza tidak hanya dengan rudal-rudal yang berkapasitas besar yang diangkut menggunakan jet tempur, namun juga dengan bom fosfor putih.
Hal ini jelas mengkonfirmasi bahwa zionis Yahudi telah melakukan kejahatan perang. Zionis telah melanggar hukum perang internasional karena menggunakan bom fosfor putih sebagai senjata perang.
Korban sipil tak berdosa terus berjatuhan, dari awal serangan hingga hari ini. Korban kebanyakan dari perempuan dan anak- anak juga lansia. Jumlah korban terus meningkat setiap harinya.
Dilansir dari Media Gaza Chanel, Kementerian juga mengatakan pada Kamis (14/12) bahwa setidaknya sebanyak 179 orang syahid dan 303 lainnya terluka akibat serangan udara zionis dalam sehari terakhir. Hal ini menjadikan total syuhada di Gaza sejak agresi dimulai pada 7 Oktober meningkat menjadi 18.787 dan 50.897 lainnya terluka
Sudah dua bulan penyerangan brutal zionis Yahudi terhadap warga sipil di Gaza. Kemungkinan besar korban syahid dan luka -luka akan terus bertambah jumlahnya bila penyerangan brutal zionis Yahudi tidak dihentikan. Sungguh ironis sekali, kebiadaban ini disaksikan di depan mata dunia tetapi tidak satupun penguasa muslim mengerahkan kekuatan militernya untuk menolong warga Palestina.
Mereka hanya bisa mengecam kebiadaban zionis, mengirimkan bantuan logistik seadanya dan tanpa malu-malu berharap penyelesaian peperangan ini kepada Resolusi PBB. Hal ini jelas memperlihatkan lemahnya pemimpin kaum muslim di mata dunia. Bahkan para pemimpin muslim masih melakukan normalisasi dengan zionis Yahudi.
Lemahnya sikap para pemimpin muslim akibat dari negeri-negeri muslim hari ini disekat -sekat dengan paham kebangsaan (nation state). Mereka masih menganggap permasalahan Palestina adalah bukan permasalahan seluruh umat muslim sedunia.
Jangankan mengirimkan tentaranya ke Gaza, sekedar memutuskan pasokan minyak ke wilayah zionis Yahudi saja tidak mereka lakukan. Penguasa negeri -negeri muslim tidak lagi merasakan pedihnya penderitaan umat muslim di Palestina karena sudah terputusnya setiap sendi- sendi persaudaraan muslim sedunia.
Harusnya setiap muslim memandang bahwa nyawa saudaranya lebih berharga untuk dibela dan diperjuangkan dibandingkan dengan ketundukannya terhadap zionis dan sekutunya. Inilah paham yang dihembuskan kafir Barat sejak runtuhnya kepemimpinan umum (khilafah) terakhir umat Islam di Turki Utsmani.
Semenjak runtuhnya khilafah, negeri muslim disekat-sekat menjadi 50 negeri-negeri muslim dengan menancapkan paham sekularisme disetiap kepemimpinannya.
Sudah waktunya seluruh negeri muslim mencampakkan ikatan nation state yang rusak ini. Sesungguhnya muslim itu Ibarat satu tubuh, kepala, tangan, dan kaki adalah bagian dari tubuh.
Apabila salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka bagian yang lain akan merasakan demam dan tidak bisa tidur. Seharusnya seperti itulah umat Islam. Paham kebangsaan (nation state) haram bagi umat muslim untuk mengambilnya.
Sesungguhnya masalah Palestina adalah masalah umat Islam sedunia karena terkait dengan akidah Islam. Allah SWT berfirman :"Sesungguhnya setiap mukmin adalah bersaudara " (T.Q.S. Al -Hujarat : 10).
Muslim di Gaza Palestina adalah saudara seakdah bagi seluruh umat muslim sedunia. Umat muslim wajib menolong saudaranya yang dijajah, diusir dari tanahnya, ditindas, bahkan dibunuh oleh musuh-musuh Islam. Zionis Yahudi telah mengerahkan militernya dengan peralatan perang yang canggih dari bantuan sekutunya untuk menyerang dan membunuh Muslim di Gaza.
Maka bantuan yang dibutuhkan muslim Gaza Palestina adalah bantuan militer dari negeri-negeri muslim sedunia yang saat ini sudah terpecah menjadi 50 negeri-negeri muslim. Kekuatan militer dibalas dengan kekuatan militer juga. Itulah yang sebanding perlawanan yang harus dilakukan terhadap zionis Yahudi yang telah menjajah Palestina.
Bersatunya militer-militer dari seluruh negeri muslim adalah suatu keniscayaan, apabila seluruh umat muslim sedunia bersatu di bawah Panji Islam "Tiada Tuhan selain Allah SWT".
Seperti yang dicontohkan Khalifah Umar bin Khattab Ra. saat membebaskan Palestina dan membuat Perjanjian Umariyah yang berlaku sampai hari kiamat. Dan seterusnya diikuti jejaknya oleh komandan pasukan perang Salahuddin Al Ayyubi memerangi dan mengusir pasukan Salib keluar dari tanah Palestina yang diberkahi.
Sudah seyogyanyalah penguasa negeri- negeri muslim sedunia meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW beserta para Khalifah Rasyidah dalam melindungi dan mengurusi umatnya.
Oleh: Sumarni
Aktivis Muslimah
0 Komentar