Topswara.com -- Sungguh miris, apa yang terjadi pada Seorang bocah di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya, Rabu (22/11). Aksi nekad bocah SD itu diduga dipicu karena dilarang bermain HP. Kasatreskrim Polres Pekalongan, AKP Isnovim membenarkan adanya kejadian tersebut. Isnovim mengatakan pihaknya telah menerima adanya laporan tersebut, pada Rabu sore kemarin (22/11). (detik.com/23/11/2023)
Tidak hanya sampai disitu, masih banyak lagi kasus-kasus bunuh diri pada anak dibawah umur. Pemerintah mencatat, setidaknya ada 20 kasus bunuh diri anak-anak sejak Januari 2023. Hal itu disampaikan Deputi bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Nahar. Nahar mengatakan bahwa para korban bunuh diri merupakan anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Menurutnya, kebanyakan mereka yang bunuh diri disebabkan oleh depresi. (rri.go.id/11/11/2023)
Fakta yang sangat menyedihkan bagi negeri ini, sebab generasi adalah tumpuan masa depan bangsa. Generasi muda adalah estafet bagi generasi berikut nya. Baik buruknya generasi mendatang adalah cerminan dari kondisi generasi saat ini.
Terbentuk nya kualitas generasi muda adalah gambaran kuat lemahnya suatu peradaban. Jika generasi tidak memiliki kualitas baik bagaimana bisa kita mencita-citakan suatu peradaban yg cemerlang.
Melihat kondisi generasi kita yang begitu lemah mental dan pemikirannya, maka menjadi PR besar bagi negeri ini.
Akar dari semua permasalahan buruk pada generasi dinegeri ini adalah penerapan sistem demokrasi sekularisme. Sekularisme telah merasuk dalam berbagai bidang kehidupan kita, pendidikan, pergaulan, sosial dan lain-lain sehingga terbentuk pola pikiri dan pola sikap generasi yang jauh dari islam.
Cerminan buruk generasi kita sudah jelas dan nyata. Tidak hanya menjadi generasi pecandu narkoba, pecandu game online namun sudah sampai pada mengakhiri hidup.
Banyak nya kasus bunuh diri menunjukkan adanya kesalahan dalam tata kehidupan keluarga, masyarakat dan negara.
Keluarga dalam sistem sekularisme hari ini sudah tidak lagi menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah. Tetapi keluarga yang hanya berorientasi pada aspek ekonomi semata.
Sehingga keluarga sudah tidak mampu lagi menjadi pencetak generasi unggul yang beriman dan bertakwa. Bagitu juga dengan kondisi masyarakat di sistem sekular ini. Masyarakat tidak lagi perduli dengan kondisi. Justru lingkungan masyarakat yang sangat mempengaruhi buruknya kondisi generasi.
Begitu juga negara yang menerapkan sistem sekularisme dalam seluruh tatanan kehidupan. Menjauhkan aturan agama dalam kehidupan. Negara sekular yang menerapkan aturan hidup sesuai kepentingan manusia bukan sesuai merujuk pada aturan Sang Khaliq. Pada akhirnya sekularisme menjadi biang kerusakan segala tatanan hidup kita termasuk kerusakan generasi.
Sunggu sangat jauh beda dengan penerapan sistem islam. Islam sebagaimana pernah diterapkan selama 13 abad lamanya telah membuktikan kepada dunia bahwa sistem islam (khilafah) berhasil menjadi sebuah peradaban gemilang. Tidak hanya mencetak generasi tangguh tetapi mensejahterakan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan nya dengan menerapkan syariat Islam kaffah.
Negara mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mendidik dan mencetak generasi unggul melalui sistem pendidikan dan sistrm kehidupan yang diterapkan. Pendidikan di tanggung negara.
Penerapan sistem islam secara sempurna dalam naungan khilafah kita butuhkan untuk menata kehidupan yang baik dan mendapat keberkahan dari Allah SWT. Sistem pendidikan Islam mampu mencetak generasi beriman, bertakwa dan mumpuni dalam bidang sains dan teknologi.
Keluarga di dalam Islam juga mempunyai fungsi dan peran besar dalam mencetak generasi cemerlang. Karena seorang ayah dan ibu akan menjalankan kewajiban nya masing-masing sesuai syariat.
Begitu juga kontrol masyarakat sangat berperan besar dalam pengawasan ditengah masyarakat agar pelaksanaan hukum syariat bisa berjalan dengan baik. Masyarakat akan saling mendukung dalam mematuhi aturan syariat.
Betapa kita sangat menginginkan memiliki generasi shalih shalihah yang mampu menyongsong peradaban Islam yang mulia.
Wallahua'lam bisawab
Oleh: Trisna Darsiah
Aktivis Muslimah
0 Komentar