Topswara.com -- Era digital merupakan salah satu kemajuan teknologi di masa sekarang. Wajar jika hari ini gadget tidak pernah lepas dari genggaman tangan. Penggunanya beragam. Dari para pekerja, ibu rumah tangga, kakek dan nenek serta tidak ketinggalan anak-anak termasuk pelajar.
Tidak mengherankan jika segala usia akhirnya bergantung pada benda kecil berbentuk persegi panjang tersebut. Pasalnya sekali klik kita bisa mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah.
Belum lagi adanya aplikasi transportasi online yang sangat memudahkan masyarakat jika hendak bepergian dan aplikasi belanja online yang tentu saja sangat digemari kaum hawa. Apabila gadget dipergunakan dengan tepat dan bijak akan bermanfaat bagi kebanyakan manusia.
Namun sayang nampaknya ada yang luput dari pantauan orang tua terhadap anak-anaknya yang menggunakan gadget ini, sebagaimana kita ketahui bahwa sebagian besar hari ini gadget didominasi oleh kawula muda. Anak-anak bebas mengakses game online hingga tidak mengenal waktu.
Dan lebih parahnya lagi ternyata mereka terjerat judi online yang berkedok game online. Sungguh miris ternyata judi online tidak hanya menyasar orang dewasa saja namun saat ini menargetkan generasi muda yaitu para pelajar dan hal yang semengerikan ini justru lepas kontrol dari orang tuanya.
Sebagaimana dikutip dari BBC Indonesia (Senin, 27/11/2023), pengamat keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan bahwa pemerintah mesti menyeriusi persoalan ini karena target judi online bukan lagi orang dewasa, tetapi generasi muda. Jika dibiarkan, Pratama meyakini masa depan mereka bakal hancur.
Sungguh masalah besar jika anak terjerat judi online, karena anak-anak merupakan aset masa depan suatu bangsa. Jika dibiarkan akan berdampak pada hancurnya suatu bangsa itu sendiri.
Lalu bagaimana nasib generasi mendatang jika anak-anak berstatus pelajar ini kecanduan judi online?
Judi Online Masalah Besar
Munculnya judi online di kalangan pelajar bukan tanpa sebab. Tentu banyak hal yang akhirnya mempengaruhi kondisi pelajar hari ini yang semakin tidak terkendali.
Setidaknya ada beberapa faktor penyebab di kalangan pelajar. Pertama, faktor keluarga. Dengan diterapkannya sistem sekularisme alias pemisahan agama dari kehidupan, membuat peran orang tua dalam mendidik anak-anak sangatlah berat. Karena anak-anak sengaja dijauhkan dari agama dalam pergaulan sehari-hari. Ditambah diberikan fasilitas dan sarana yang memudahkan mereka untuk mengakses segala hal di dunia maya.
Akhirnya penggunaan gadget pun tidak terkontrol dan mengakibatkan sang anak kecanduan akan game online dan judi online. Tentu jika sudah kecanduan maka akan lebih sulit lagi untuk mendidik anak-anak dan ini sangat berbahaya mengingat perilaku anak mulai berubah seperti mudah sensitif, emosi tidak terkontrol, tidak bergairah dalam menjalani hidup, stres, depresi, minat belajar berkurang dan yang lebih parah berakhir dengan bunuh diri.
Kedua, faktor masyarakat. Sungguh sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini menghasilkan output-output masyarakat yang individualis (mementingkan diri sendiri). Walhasil kepekaan dan kepedulian terhadap sekitar sangat rendah. Mereka lebih bersikap masa bodoh, menutup mata, dan menarik diri terhadap perkara atau persoalan yang terjadi di sekitarnya.
Termasuk peduli terhadap kerusakan anak-anak yang berada di lingkungannya akibat game ataupun judi online ini. Di masyarakat sekularis dan kapitalis ini membuat masyarakat tidak mau terlalu mencampuri urusan orang lain dan tidak adanya pembiasaan untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kejahatan (kerusakan).
Ketiga, faktor negara. Kasus judi online pada anak seharusnya membuka mata negara saat ini bahwa nasib generasi di masa depan tidak baik-baik saja. Hal ini menjadi kewajiban negara untuk menjadi pelindung bagi generasi calon penerus bangsa. Negara juga seharusnya terdepan dalam melakukan upaya memberantas hal-hal yang merusak anak.
Islam Melindungi Generasi
Anak-anak apalagi pelajar merupakan generasi yang harus dijaga. Karena generasi muda inilah yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Apa jadinya suatu bangsa jika calon pemimpin masa depan kecanduan judi online dengan perilaku buruk yang melekat pada dirinya?
Di dalam Islam, generasi muda merupakan aset yang sangat berharga bagi negara. Maka Islam memberikan perhatian dan penjagaan penuh terhadap generasi muda ini. Tentu negara harus melakukan berbagai cara untuk melindungi generasi muda hari ini.
Pertama, dari sisi keluarga maka di dalam Islam peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya sangatlah penting. Sebab orang tua inilah yang akan menjadikan anak-anaknya menjadi anak yang shalih dan shalihah yaitu berakhlak terpuji, gemar beribadah, taat kepada Allah dan berkepribadian Islam.
Kedua, dari sisi masyarakat. Di dalam Islam, masyarakat akan tumbuh kepedulian dan kepekaan terhadap keadaan sekitar. Mereka pun terbiasa nasihat menasihati dan gemar mnyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran (kerusakan). Dengan begitu masyarakat menjadi suport system bagi tumbuh kembang anak dan mampu menciptakan suasana penuh keimanan. Sehingga perilaku dan tingkah laku ananda di tengah masyarakat bisa terjaga.
Terakhir yaitu dari sisi negara. Tentu di dalam Islam, negara berperan sangat penting untuk memastikan agar generasi mudanya tumbuh menjadi calon pemimpin penerus peradaban bangsa. Negara di dalam dunia pendidikan akan menerapkan sistem pendidikan Islam berbasis akidah Islamiyah. Di mana anak-anak akan dibentuk kepribadiannya menjadi kepribadian Islam yang tentunya akan mempengaruhi pola pikir dan pola sikapnya sesuai syariat Islam.
Negara pun akan melakukan segala upaya untuk memberantas apa saja yang akan menimbulkan kerusakan terhadap generasi mudanya, termasuk menutup akses judi online ini bagi masyarakat.
Negara pun akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok baik secara langsung maupun tidak langsung seperti negara akan memberi kemudahan dalam mengakses pekerjaan (mencari nafkah) dan kemudahan dalam harga.
Sehingga tidak ada alasan melakukan judi online. Bukan hanya perkara membahayakan semata bagi manusia. Lebih dari itu, judi online merupakan suatu keharaman bagi seorang Muslim yang wajib dihindari jika tidak mau berurusan dengan dosa.
Agar semua langkah ini berjalan sebagaimana mestinya maka butuh penerapan Islam secara kaffah hingga berjalan maksimal. Insya Allah, anak-anak calon penerus peradaban akan terselamatkan dari bahaya kecanduan judi online ini dan kemaksiatan lainnya.
Oleh: Novita Mayasari, S.Si.
(Pemerhati Generasi)
0 Komentar