Topswara.com -- "Ibuku.
Ibuku.
Ibuku.
Ayahmu.
Lalu kerabat terdekat, lantas yang terdekat."
Pengorbanan.
Ketulusan.
Kesabaran.
Itulah ibu.
Jadilah ibu menjadi sosok pertama dan utama tempat bakti ananda. Dan meski seberapa pun banyak seorang anak membalas kebaikannya, tidak akan pernah sebanding dengan peluh, nafas, dan darah yang telah dikeluarkannya.
Maka, saat bakti anak mulai reda, ketika sabar menghadapi orang tua kian setipis lembaran tisu, kala ikhlas melayani mereka entah melayang ke mana, maka pandang wajah tuanya.
Sembari memutar kembali memori masa kecil kita. Betapa hangat tangannya mendekap tubuh mungil ini. Terbayang wajah cemasnya saat memindai sang anak sedang tidak baik-baik saja. Entah karena sakit atau keluhan lainnya. Tanpa jijik membersihkan kotoran yang hinggap di badan kita.
Apa pun dilakukan demi melihat senyum terkembang dari bibir anak-anaknya. Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala tidak mengapa. Asal ananda bahagia.
Alhamdulillaah, saya terlahir dari orang tua yang kasih sayangnya masih terasa hingga saya pun beranjak senja. Hanya doa yang selalu terpanjat untuk ibu di penghujung usia dan bapak yang telah tiada.
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارً
Aamiin yaa rabbal 'alamiin
Puspita Satyawati
Analis Politik dan Media, Redaktur Topswara
0 Komentar