Topswara.com --
ﺣﻜﻲ ﺃﻥ ﺑﻌﺾ اﻟﺨﻠﻔﺎء ﺳﺄﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ: ﻟﻢ ﺧﻠﻖ اﻟﺬﺑﺎﺏ ﻓﻘﺎﻝ: ﻣﺬﻟﺔ للمملوك ﻭﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻟﺤﻴﺘﻪ ﺫﺑﺎﺑﺔ.
Dikisahkan ada seorang khalifah bertanya kepada Al Imam Asy Syafi'i: "Untuk apa diciptakan lalat?", beliau menjawab: "Untuk menghinakan seorang 'raja' (raja dunia yang merupakan hamba Allah), seekor lalat bisa hinggap di jenggotnya." (Faidhul Qadir)
Qultu: bahkan lalat bebas buang air dan nyampah di tubuh dan pakaian raja, tanpa ada pengawal atau "Paspampres" yang bisa mencegahnya. Dan dalam riwayat At Thabari, raja Namruz yang durjana itu otaknya digerogoti hanya seekor lalat yang dikirim oleh Allah, tersiksa kesakitan selama 4 abad lamanya.
Bahkan dalam menghinakan sesembahan kaum musyrik Allah mengambil ciptaanNya satu ini untuk i'tibar:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ} [الحج : 73]
"Hai manusia, telah dibuatkan perumpamaan, maka dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.
Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka tiadalah mereka dapat merebut kembali sesuatu itu dari lalat itu. "Alangkah lemahnya at-thalib dan alangkah lemahnya pula al-mathlub."
Untuk bagian ayat:
ضعف الطالب والمطلوب
Banyak terjemahan menyandarkan pada penjelasan dari tafsir jalalayn yang asalnya adalah tafsiran oleh imam as suddy.
Yaitu dengan arti:
"Alangkah lemahnya yang menyembah dan alangkah lemahnya pula yang disembah."
Menurut alfaqir, lebih pas nya adalah tafsiran Imam Ibnu Abbas yang dipilih juga oleh Imam Ibnu Jarir Aththabari, dengan keterangan Ibnu Katsir: secara eksplisit sesuai konteks (wahuwa zhâhirus siyâq).
Yakni dengan arti:
"Alangkah lemah berhala dan alangkah lemah lalat itu."
Maksudnya, alangkah lemahnya berhala yang mereka sembah, jangankan menciptakan ribuan/jutaan/milyaran ekor lalat, menciptakan seekor lalat saja tidak mampu padahal lalat adalah ciptaan yang kecil, bahkan jangankan menciptakan seekor lalat, merebut kembali sesuatu yang diambil oleh lalat saja sesembahan mereka itu tidak mampu.
Maka alangkah lemahnya sesembahan mereka itu, yang terhadap binatang yang sangat lemah, ringkih, ringan, dan kecil, saja mereka tidak punya kuasa!.
"Alangkah lemah yang mengejar (yaitu: berhala) dan alangkah lemah yang dikejar (yaitu: lalat)."
Jika ada yang bertanya: jika memang begitu bukankah semestinya yang disebutkan dulu adalah lemahnya lalat, sehingga berbunyi:
ضعف المطلوب والطالب
"alangkah lemahnya yang dikejar (yaitu: lalat) dan (sehingga) alangkah lemah yang mengejarnya (yaitu: berhala)."
Jawabnya: alur pemahaman dasarnya memang demikian, akan tetapi dalam bahasa Arab dimajukannya sesuatu itu dapat memunculkan makna tertentu, dalam hal ini adalah untuk menonjolkan sisi lemahnya sesembahan selain Allah tersebut, yaitu agar mendapatkan perhatian lebih bagi para pembacanya.
Dengan begitu aspek penghinaannya terhadap sesembahan mereka itu lebih menonjol dan lebih menjatuhkan lagi.
WaLLahu ta'ala a'lam
Oleh: Ustaz Azizi Fathoni
Ulama Aswaja
0 Komentar