Topswara.com -- Padahal sudah menduduki kursi jabatan, sudah memiliki kehidupan enak yang menjadi dambaan rakyat kecil, namun sifat serakah menguasai diri manusia, entah karena ada kesempatan atau memang sudah diniatkan, korupsi selalu menjadi jalan pintas meraih lebih banyak harta kekayaan.
Dalam laman Kompas.com 17/12/2023.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan bahwa para koruptor di Indonesia kebanyakan berlatar pendidikan lulusan perguruan tinggi. "Dari total koruptor yang ditangkap KPK, 84 persen nya adalah lulusan perguruan tinggi." kata mahfud di hadapan ribuan wisudawan Universitas Negeri Padang.
Gagalnya Sistem Demokrasi
Keberhasilan KPK menangkap banyaknya koruptor selama ini, sangat di apresiasi berbagai pihak, namun dalam sudut pandang lain, itu artinya sangat banyak para koruptor yang merajalela di negeri kita ini, ratusan bahkan ribuan total keseluruhan jumlah para koruptor dalam tahun-tahun belakangan ini, belum lagi yang tidak tertangkap tentu juga banyak sekali.
Saat ini negara kita menjunjung tinggi sistem demokrasi, semboyan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, begitu di elu-elu kan. Sayangnya sangat jauh panggang dari api, sistem demokrasi justru menjadi batu loncatan para koruptor melakukan aksi kotornya.
Korupsi makin subur, sebab di sistem buatan manusia ini, mereka yang memiliki kuasa bebas membuat dan mengubah hukum sesuai kepentingannya, sudah banyak contoh yang terjadi, termasuk kasus MK baru-baru ini. Makin menjadi bukti bahwa manusia selalu menuruti hawa nafsunya, melakukan berbagai cara demi tercapai keinginannya, tidak perduli soal rakyat dan nurani, yang penting dompetnya terisi.
Demokrasi juga didukung oleh pemilik modal, dalam kapitalisme siapa yang ber 'uang' maka dia punya 'peluang'. Wajar jika pemerintahan selalu mengutamakan pemilik modal, membuat undang-undang, walau ditentang dan demo ribuan buruh mereka tetap acuh, sebab kantong sudah terisi penuh.
Tidak tegasnya dalam pemberian sanksi juga menjadi alasan korupsi selalu terulang kembali, denda dan penjara sekian tahun tentu tidak cukup membuat jera, apalagi penjaranya difasilitasi kemewahan bak hotel bintang lima, juga bisa bebas liburan seperti kasus Gayus Tambuhan. Peran negara sangat kurang tegas dalan menindak para tikus berdasi ini, padahal mereka sudah menggerogoti, mencuri dan merampas hak rakyatnya sendiri.
Islam Solusi Korupsi
Sudah jelas bahwa sisten demokrasi sekuler kapitalis ini tak mampu membawa kesejahteraan bagi rakyat. Berbeda dengan sistem Islam, Islam membentuk sistem pendidikan berbasis syariat, peserta didik ditempa akidahnya, diberikan kurikulum yang bertujuan menciptakan siswa dengan kepribadian Islam, sesuai Al-Qur'an dan sunnah, yang mempu membedakan haq dan batil, halal dan haram sehingga tidak mungkin berani mengambil apa yang bukan hak nya.
Pendidikan dalam Islam diberikan secara gratis untuk rakyat, sebab seluruh biaya akomodasi nya ditanggung oleh negara, sehingga tidak perlu lagi rakyat merogoh kocek begitu dalam demi mengenyam pendidikan.
Negara juga menerapkan sistem dan aturan Islam secara menyeluruh, sehingga akan menindak tegas para pelaku , sebagai penebusan dosa dan memberi sanksi yang akan berefek jera, serta mencegah orang lain kembali mengulang kesalahan yang sama.
Negara juga akan menghitung kekayaan para pejabat pemerintahannya dan membandingkan jumlahnya dengan sebelum menjabat, seperti yang pernah dilakukan Khalifah Umar bin Khattab pada masa pemerintahannya.
Khatimah
Seperti inilah sedikit gambaran pemerintahan dalam Islam, dimana pemerintah dianggap sebagai pekerja, dan diberi upah. Mereka sebagai pelayan umat, bukan penguasa atau atasan sehingga tak ada jurang yang dalam antara pemerintah dan masyarakat, masyarakat juga bebas mengkritik pemerintah jika dilihat lalai dalam melaksanakan tugasnya.
Islam mengayomi dan melindungi seluruh masyarakatnya tanpa pandang bulu, baik non muslim sekalipun. Demikianlah kesejahteraan masyarakat hanya bisa dicapai dengan menerapkan aturan dan sistem Islam dalam kehidupan.
Wallahu Alam Bisshawab.
Audina Putri
Aktivis Muslimah
0 Komentar