Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Anak Bunuh Diri karena Handphone, Bagaimana harusnya Menyikapi Perkembangan Teknologi?


Topswara.com -- Miris. Seorang anak SD di Pekalongan, Jawa tengah, ditemukan tewas gantung diri di kamarnya akibat dilarang bermain handphone oleh orang tuanya (detik.com, 23/11/2023).

Fakta ini menyadarkan kita, khususnya sebagai orang tua bahwa kemajuan teknologi yang sangat pesat, haruslah diimbangi dengan pemahaman benar. Kasus seperti ini bukanlah kasus pertama yang terjadi. Banyak kasus serupa yang dialami oleh anak-anak. Seperti anak marah ketika tidak dibelikan handphone hingga membakar rumah orang tuanya. Naudzubillahi mindzalik.

Handphone alias telepon genggam memang sudah menjadi kebutuhan saat ini. Bahkan saat pandemi beberapa waktu silam, anak sekolah wajib menggunakannya sebagai media pembelajarannya. Mau tidak mau, anak yang tadinya tidak bisa mengoperasikannya menjadi bisa dan terbiasa. 

Namun, jika pada akhirnya kemajuan teknologi ini bisa membuat anak melakukan hal yang tidak patut bahkan membahayakan dirinya, maka hal tersebut tidak bisa dikatakan kemajuan. Bahkan suatu kemunduran.

Jika dibandingkan dengan anak-anak zaman dahulu yang tidak mengenal gawai, karena teknologi zaman dahulu belum secanggih sekarang. Anak-anak zaman dulu bermain dengan bebas di alam. Fisik mereka kuat, karena tanpa disadari mereka terus melakukan aktivitas fisik. 

Mereka juga memiliki empati tinggi dengan orang lain, karena sering berinteraksi, tidak asyik sendiri dengan gawai. Pun mental mereka kuat seperti baja tidak lembek seperti generasi stroberi saat ini. 

Kemajuan teknologi di zaman kapitalisme saat ini hanya diperuntukkan untuk menghasilkan keuntungan materi bagi pemodalnya yakni produsen. Target mereka adalah penjualan sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan apakah target pasarnya sesuai kebutuhan penggunaan gawai tersebut. Juga tanpa penjelasan mengenai dampak dan efek samping penggunaan teknologi, khususnya untuk anak.

Apalagi konten-konten yang ada di dalamnya minim faedah. Sedikit banyak konten mempengaruhi pola pikir dan pola sikap generasi. 

Negara hari ini tidak mengatur media. Isi (konten) media diserahkan kepada pemilik media. Dalam industri media pada sistem kapitalisme jelas hanya mengejar keuntungan tanpa melihat dampak yang ditimbulkannya. 

Konten media hari ini jsangat merusak, mulai dari pornografi sampai kekerasan ditampilkan. Jika dalam sistem Islam pasti diatur, tidak boleh menayangkan konten-konten yang melanggar syariat.

Tidak adanya aturan pasti tentang batasan usia kepemilikan sebuah gawai menjadikan masyarakat umum khususnya yang awam (tidak mengerti) akan dampak yang bisa ditimbulkan dari penggunaan yang berlebihan. Kecanduan, anti sosial, dan penyimpangan perilaku yang anak adopsi dari gawainya sendiri. Bahkan bisa membuat anak meregang nyawa seperti kasus dalam berita di atas.

Islam memandang kemajuan teknologi sebagai suatu bentuk madanyiah yang boleh seorang Muslim menggunakannya, dengan catatan tidak ada unsur hadharah di dalamnya (bersifat khas). 

Syekh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Nidzamul Islam, bahwa hadharah adalah sekumpulan mafahim (ide yang dianut dan memiliki fakta) tentang kehidupan. Sedangkan madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan.

Gawai ataupun handphone merupakan suatu bentuk kemajuan teknologi yang sangat didukung oleh Islam. Oleh karena itu boleh hukumnya bagi seorang Muslim menggunakan dan mengambil manfaat baginya. Namun, apabila dalam penggunaannya terdapat kemudharatan besar bahkan menjadi penyebab seorang anak memilih mengakhiri hidupnya, maka diperlukan evaluasi dalam segala aspek. 

Mulai dari kondisi mental anak, peran orangtua, kondisi lingkungan masyarakat, dan negara juga turut andil sebagai instansi yang menerapkan suatu aturan. Kondisi mental generasi saat ini adalah paparan bagaimana buruknya konten media itu sendiri. 

Pembatasan hak kepemilikan handphone mungkin bisa menjadi perhatian orang tua. Kapan waktunya anak memiliki handphone. Orang tua pun harus memberikan literasi digital dan mendampungi anak saat bermain handphone. 

Untuk pengaturan waktu penggunaan gawai pada anak di bawah umur perlu diperhatikan. Sebab, sudah banyak studi yang menjelaskan tentang efek samping yang diderita oleh anak usia dini karena paparan radiasi ponsel. Berbagai hambatan pertumbuhan dialami oleh anak-anak yang kecanduan gawai, seperti speechdelay (keterlambatan bicara).

Islam sangat memperhatikan tumbuh kembang anak dan menjaga kekuatan mental anak melalui pendidikan yang berkualitas. Islam pun menjadikan kemajuan teknologi sebagai aspek penunjang kehidupan manusia. 

Teknologi ini lahir dari ilmu dan sistem pendidikan Islam. Maka, akan menghasilkan ouput yang saling menunjang dan melahirkan pula generasi yang tangguh.


Oleh: Siti Nursobah
(Aktivis Muslimah) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar