Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Teman tetapi Lawan


Topswara.com -- Baru-baru ini telah terjadi ledakan di Balata, yaitu pada salah satu markas gerakan Fatah / Brigade Syuhada Al-Aqsha yang menewaskan beberapa pemimpin Brigade Izzuddin Al-Qassam dan pemuda Brigade Syuhada Al Aqsha.

Mengingat lokasi ini sangatlah rahasia, disinyalir adanya aktivitas mata-mata (intelijen) diantara para pemuda disana. Bagaimana Islam memandang aktivitas intelijen?

Mata-mata (intelijen) adalah salah satu elemen kekuatan penting dalam menghadapi kekuatan musuh. Umat Islam juga diperintahkan untuk menyiapkan kekuatan apa saja dalam menghadapi musuh yang memerangi mereka. Hal ini difirmankan Allah SWT dalam surah al-Anfal ayat 60.

"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya." (TQS. Al Anfal : 60).

Istilah kegiatan intelijen dalam Islam disebut dengan tajassus. Tujuannya adalah menyelidiki pilar kekuatan musuh termasuk jumlah personel, senjata, taktik perang, bahkan jumlah dan alur logistik mereka. Informasi apapun terkait hal tersebut kemudian dilaporkan kepada pimpinan pasukan. Petugas yang menyelidiki rahasia musuh ini disebut dengan mata-mata (al-jasus).

Mata-Mata dalam Islam

Dalam kehidupan Islam, aktivitas tajassus hanya ditujukan kepada manuver yang dilakukan oleh negara-negara kafir (darul harb). Hukum melakukannya mengikuti hukum perang, dikarenakan hukum asal hubungan dengan negara-negara tersebut adalah hubungan perang. Rasulullah SAW pun mengutus ‘Abdullah bin Jahsy untuk memata-matai kafir Quraisy.

Bahkan dalam setiap peperangan, Rasulullah SAW juga selalu menjalankan aktivitas intelijen terlebih dulu untuk mengetahui kekuatan dan strategi musuh Islam. Tujuannya agar diperoleh informasi tentang titik-titik kelemahan mereka. Keterangan tentang kegiatan intelijen Rasulullah banyak kita jumpai pada kitab-kitab Sirah Nabawiyah.

Memata-matai Umat Islam

Bagaimanakah bila aktifitas tajasus dilakukan oleh seorang muslim terhadap umat Islam atau saudara muslim lainnya?

"Waspadalah dengan buruk sangka karena buruk sangka adalah sejelek-jeleknya perkataan dusta.” (HR. Bukhari/Muslim).

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang.” (TQS. Al Hujurat : 12).

Allah SWT mengharamkan secara mutlak individu atau negara untuk memata-matai atau melakukan aktivitas intelijen terhadap kaum Muslimin yang menjadi warga negaranya. Sedangkan mematai-matai kafir harbi bagi warga negara negeri-negeri Muslim hukumnya mubah. Bagi negara Islam, melakukan aktivitas intelijen yang ditujukan terhadap negara-negara kafir hukumnya adalah wajib.

Korban Tajasus di pihak umat Islam

Khalifah kedua umat Islam, yaitu Umar bin Khattab tewas ditikam oleh seorang budak mualaf yang menjadi seorang jasus sekaligus eksekutor di lapangan.

Salah seorang komandan pertama dari Brigade Izzuddin Al-Qassam, Imam Aqil, syahid oleh seorang teman dekat yang menjadi mata-mata musuh.

Yahya Ayyash, seorang insinyur yang mempelopori dibuatnya roket di Palestina juga tewas oleh orang dekatnya sendiri yang memasang bom di telponnya.

Masih banyak korban lainnya yang semuanya telah menjadi Qadha' bagi kita, namun bisa menjadi ibrah bagi kita diwilayah mukhayyar dan bisa kita usahakan untuk menghindarinya.

Menjadi Mata-Mata Musuh?

Bagaimana bila ada orang Islam yang ternyata menjadi mata-mata musuh? Sesungguhnya mereka adalah orang munafik yang bersandar pada orang kafir. Allah SWT berfirman :

"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah." (TQS. An Nisa : 138-139).

Bagaimana Sikap Kita?

Dalam dunia aviasi, ada alat yang disebut dengan Identification Friend or Foe (IFF) untuk membedakan mana pesawat teman dan pesawat mana musuh untuk mendukung keputusan operasional.

Bahkan lebih luas lagi sebenarnya ada yang disebut dengan Combat Identification (CID), yang bisa membedakan mana musuh, teman, netral atau tak dikenal yang dapat mengurangi insiden tembak-menembak, dan berkontribusi penting terhadap pengambilan keputusan taktis secara keseluruhan.

Cara musuh merusak pasukan adalah dengan cara mengacaukan sistem IFF dan CID sehingga terjadilah baku tembak diantara teman, atau bahkan masuknya musuh tanpa ketahuan karena dianggap sebagai teman.

Sistem pembinaan yang benar adalah IFF dan CID yang sudah terverifikasi. Ideologi dan tsaqofah Islam yang diadopsi adalah salah satu instrumen keamanan. Hati-hati terhadap orang yang mudah mengatakan bahwa seorang teman adalah musuh, karena bisa jadi dia adalah agen musuh yang sebenarnya. 

Wallahu A'lam bish Shawwab.


Trisyuono Donapaste
Pengamat Sejarah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar