Topswara.com -- Semangat Sumpah Pemuda 1982 terus bergelora. Namun sayang, segala semangat yang ada, hanya menguap. Bak embun yang tertimpa panasnya terik mentari. Tidak mampu menggugah rasa. Apalagi membangkitkan dunia.
Sekularisme, Racun Kehidupan
Pemuda yang kini ada terus bergelut dengan egonya. Lifestyle, hedonisme, buruknya pergaulan dan beragam masalah pemuda yang belum tuntas tersolusikan.
Tingkat kekerasan yang makin mengkhawatirkan, pergaulan bebas, rendahnya adab pemuda.
Masalah-masalah ini hanya secuil masalah dari ribuan masalah yang menimpa pemuda saat ini. Keterbelakangan moral berujung pada mundurnya peradaban.
Salah satu masalah yang timbul dalam benak pemuda adalah sulitnya mengakses pendidikan yang layak. Biaya yang mahal luar biasa menjadi sandungan pertama. Hal ini disampaikan beberapa pemuda dalam Kongres Muslimah Muda (2023) di Bandung, 29/10/2023 (muslimahnews.com, 30/10/2023). Tidak ayal, tanpa pendidikan yang benar tidak akan ada kepribadian pemuda yang kokoh dan tangguh.
Tidak hanya pendidikan, para lulusan sarjana yang telah merampungkan jenjang pendidikan tingginya pun kesulitan memperoleh pekerjaan yang sesuai.
Semua fenomena terkait pemuda telah mencapai taraf yang memprihatinkan.
Banyak yang nekat mengakhiri masalahnya dengan cara yang salah. Depresi, stress tingkat tinggi menjadi muara berbelitnya kasus pemuda. Caria Ningsih, SE., M.Si, Ph.D, pengamat generasi, menyebutkan bahwa Indonesia jauh dari sejahtera karena buruknya tata kelola negara. Negara mandul dalam setiap kebijakan. Semuanya dalam kendali tangan korporasi.
Alhasil, setiap kebijakan yang ada pasti ditetapkan berdasarkan konsep untung rugi. Sementara kepentingan generasi selalu dikesampingkan. Segala sumberdaya yang ada akhirnya dikapitalisasi. Mulai dari pendidikan, kesehatan, sandang, pangan dan sektor lainnya yang menunjang kehidupan.
Menyoal masalah pemuda, sektor pendidikan menjadi salah satu incaran yang dibidik sistem destruktif ini. Tujuan pendidikan yang awalnya demi mencerdaskan generasi, justru diselewengkan.
Alih-alih demi mendongkrak perekonomian, generasi dengan segala potensi dan kreatifitasnya diboncengi tujuan licik para kapitalis untuk merogoh keuntungan materi yang besar.
Kebijakan pendidikan pun oleng dengan beragam kebijakan sekuleristik. Kebutuhan industri menjadi tujuan utama pendidikan. Materi menjadi satu-satunya tujuan. Konsep agama dikesampingkan. Tidak ada standar benar salah.
Semua menjadi bias dan hilang arah. Sekularisme akhirnya menjajah pemikiran pemuda. Rusaknya pola pikir melahirkan buruknya pola tindakan yang terlahir. Memprihatinkan.
Parahnya lagi, sebagian besar dari pemuda menganggap bahwa aturan agama sebagai penghambat kemajuan. Label radikal, fanatik disematkan kepada generasi yang berusaha keras memegang teguh aturan agama.
Tidakkah kita semua menyadari bahwa sekularisme adalah biang kerusakan? Buruknya sekularisme menjebloskan pemuda dan pemikirannya dalam kebusukan dan kesengsaraan. Mustahil pemuda akan bangkit dalam lilitan sistem rusak yang kian mencekik.
Islam Menjaga Peran Mulia Generasi
Pemuda yang cerdas adalah tonggak kemajuan peradaban. Dari tangannya, kekuatan itu tumbuh dan berkembang kuat.
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW. bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya,..., (HR. Bukhari).
Tertautnya pemuda pada aturan syariat Islam merupakan kunci suksesnya peran pemuda dalam kemajuan. Betapa banyak pemuda pada masa Rasulullah SAW. yang menjadi teladan. Pendidikan yang berlandaskan akidah Islam melahirkan pemuda Islam yang taat.
Pola pikir yang cerdas melahirkan pola tindakan yang cermat. Mampu menjadikan dunia sebagai ladang demi sejahteranya kehidupan akhirat. Bangkitnya pemuda, akan membangkitkan semangat umat untuk sadar dan bangkit menuju kebangkitan yang hakiki. Yakni kebangkitan berlandaskan akidah Islam.
Menerapkan syariat Islam kaffah sebagai dasar kehidupan dan arah pandangnya.
Kebijakan negara pun memegang peranan penting dalam membentuk watak pemuda gemilang. Semua konsep ini hanya mampu tersaji dalam sistem Islam yang mengelola konsep pendidikan.
Kecerdasan umat adalah hal yang utama. Anggaran negara dalam kepengurusan Baitul Maal, mampu optimal menyokong semua kebutuhan umat. Termasuk pendidikan yang menjadi sektor kunci kemajuan.
Sistem Islam-lah satu-satunya harapan. Menyajikan yang terbaik untuk kehidupan. Sistem Islam dalam naungan khilafah. Sistem terbaik yang dicontohkan Rasulullah SAW. Tidak ada pilihan lain.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
0 Komentar