Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sampai Kapan Palestina Dijajah Entitas Yahudi?


Topswara.com -- Kementrian kesehatan Palestina melaporkan bahwa serangan udara Israel dalam sehari atau 24 jam terakhir telah menewaskan lebih dari 700 orang di jalur Gaza. Angka ini tercatat sebagai angka kematian tertinggi selama 24 jam sejak Israel menggempur jalur Gaza selama lebih dari dua pekan terakhir (Detiknews.com 25 Oktober 2023)
    
Militer Israel mengatakan pasukannya membunuh puluhan militan Hamas dalam serangan semalam, yang menargetkan lebih dari 400 target Hamas di Jalur Gaza. Namun diakui oleh Tel Aviv bahwa dibutuhkan waktu untuk menghancurkan kelompok militan itu setelah serangan mematikan yang dilancarkan pada 7 Oktober lalu.

Menanggapi perkembangan situasi di Gaza, penggiat kemanusiaan asal Indonesia yang tinggal di jalur Gaza Abdillah Onim, menjelaskan bagaimana Israel selalu melanggar hukum internasional dan berbagai perjanjian yang telah ditandatangani. 

Israel bahkan terus memperluas wilayahnya dan sekarang sudah menguasai lebih dari 80 persen wilayah Gaza. Israel terus membangun pemukiman Yahudi di tepi barat yang sebenarnya melanggar hukum internasional, namun dunia tampaknya membutakan mata. (Voa Indonesia 14 Oktober 2023)

Satu satunya cara yang dilakukan oleh para pejuang Palestina adalah mengangkat senjata untuk melakukan perlawanan. Karena dengan diplomasi tidak didengar, dengan perundingan dilanggar, dengan penderitaan tidak didengar, dengan perampasan tanah mereka tidak didengar.

Mereka sangat yakin dengan perlawanan senjata mereka akan menang. Demikian juga perlawanan bersenjata yang dilakukan Hamas bertujuan untuk meraih kemerdekaan.

Selama ini yang sering digaungkan solusi Palestina adalah solusi dua negara, dengan solusi dua negara berarti menerima otoritas negara zionis Yahudi yang sejatinya musuh di wilayah palestina. Semestinya penjajah harus diusir dari wilayah yang dijajah.

Karena jelas, masalah Palestina tidak bisa diselesaikan dengan perundingan perundingan semata, tapi harus diselesaikan dengan militer atau persenjataan sebagaimana yang dilakukan oleh pejuang Palestina.

Namun belum cukup perlawanan ini hanya dilakukan oleh pejuang Palestina saja. Karena Israel adalah negara yang didukung oleh negara-negara Barat. Maka seharusnya umat Islam di wilayah manapun membantu. 

Umat Islam adalah satu tubuh. Saat ini, bagian dari tubuh kita, Palestina, dalam kondisi menderita. Mereka dibunuh, dibantai, diusir dan dirampas tanahnya. Sehingga umat Islam tidak boleh membiarkan pejuang Palestina berjuang sendiri. 
 
Jika zionis Yahudi telah memerangi kaum muslimin, Allah SWT memerintahkan kaum muslim untuk memeranginya, sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 190, "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian (kaum muslim), (tetapi) janganlah kalian melampaui batas". 

Oleh karena itu, kaum muslim khususnya para tentara yang memiliki kekuatan, senjata, pesawat tempur, rudal dan lainnya harus jihad fii sabilillah, jika kekuatan tentara seluruh kaum muslim dari berbagai negeri bersatu maka zionis Yahudi akan hancur. 

Yang menjadi pertanyaan saat ini, mengapa tentara kaum muslimin tidak membantu Palestina? Apakah tentara kaum muslimin takut? Ternyata sebenarnya, mereka tidak bergerak karena tidak digerakkan, tidak diperintahkan oleh penguasa-penguasa mereka. 

Maka seharusnya seluruh penguasa negeri muslim mengirim tentaranya, seharusnya penguasa negeri muslim menunjukkan pembelaan kepada Palestina.

Karena dibelakang Israel ada negara adidaya yang mendukung dan membelanya maka yang bisa menyelesaikan dan mengusir Israel dari Palestina hanyalah negara adidaya yang memiliki kekuatan mendunia, dan negara adidaya yang mampu melawan adidaya saat ini hanyalah negara khilafah yang melakukan jihad fii sabilillah. Jadi Israel akan keluar dari Palestina jika ada jihad yang dipimpin oleh khalifah. 

Wallahu a'lam bish shawab


Dewi Asiya
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar