Topswara.com -- Tanya : Assalaamua'alaikum Wr Wb.
Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga, ada yang ingin saya tanyakan terkait dengan pola tidur balita. Berapa jam kebutuhan tidur balita yang ideal? Jika balita suka tidur larut apa dampak bagi tumbuh kembangnya? Bagaimana membiasakan anak balita agar bisa tidur lebih cepat dan terbiasa bangun pagi. Terima kasih untuk sarannya.
Wassalaamu'alaikum Wr Wb.
Wa'alaikumussalam Wr Wb.
Jawab: Ibu IM yang baik, tidur adalah kebutuhan manusia. Salah satu proses untuk beristirahat dan juga menjaga tubuh agar tetap bugar dan fit.
Dalam Al-Qur'an juga dijelaskan bahwa tidur adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah ti- durmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu men- cari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mende- ngarkan" (TQS. Ar-Ruum: 23).
"Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat" (TQS. An- Naba': 9).
Betapa Islam memperhatikan masalah ini, bahkan ada tuntunan (adab) tidur seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, agar umat Islam tidak salah melakukan.
Ibu IM yang baik,
Anak yang dalam masa pertumbuhan, terutama anak balita sebaiknya tidur selama 10-12 jam setiap hari, sudah termasuk tidur siang.
Tidur siang merupakan salah satu kebutuhan utama bagi kesehatan anak, karena tidur siang adalah saat penting dimana proses metabolisme dalam tubuh bekerja bagi tumbuh kembangnya.
Biasakan anak untuk tidur dalam waktu yang sudah ditentukan. Orang tua adalah pemeran utama dalam pengaturan pola tidur anak. Apabila anak membutuhkan waktu tidur 12 jam, pastikan 10 jam telah didapatkan pada malam hari dan 2 jam pada siang hari. Aturlah agar anak bisa tertidur jam 20.00 dan bisa bangun paling lambat jam 06.00 pagi keesokan harinya.
Ibu IM yang baik,
Memang harus diakui gangguan hiburan seperti televisi misalnya, bisa menjadi penghalang pola tidur anak, tetapi dengan menerapkan disiplin dalam hal pola tidur, insyaallah anak akan terbiasa disiplin dalam berbagai aspek.
Untuk tidur siang, maksimal 2 jam. Tidur siang yang terlalu lama akan mengganggu pola tidur pada malam hari. Bangunkan anak bila sudah terlalu lama tidur.
Selain untuk kedisiplinan, pola tidur anak yang sehat juga akan membawa dampak pada metabolisme tubuh yang juga sehat. Balita yang kurang tidur akan menunjukan sikap impulsif, marah-marah, tantrum.
Waktu tidur yang cukup juga memainkan peran penting terhadap perkembangan kognitif anak, yaitu kemampuan untuk berpikir dan memahami, mengolah informasi, belajar bahasa, dan lain sebagainya.
Ibu IM yang baik,
Pola tidur tidak teratur sebagian besar disebabkan oleh jam tidur yang salah. Bila anak bangun siang, berikan aktivitas dan tidak tidur kembali sebelum saatnya tidur siang. Hindari tidur siang yang terlalu sore.
Menjelang tidur malam, kondisi tempat tidur, hindari mainan, suasana yang dapat membuat anak tetap terbangun. Membacakan buku cerita akan membuat mereka merasa nyaman dan cepat merasa mengantuk, dan anak pun akan mudah untuk tidur.
Membacakan buku cerita menjelang tidur juga akan merangsang perkembangan bahasa anak, sekaligus menjadi sarana untuk mendekatkan anak dan orang tua.
Sebelum tidur biasakan mengajak anak menggosok gigi, mencuci tangan dan kaki, mengganti bajunya dengan pakaian tidur yang nyaman agar membuanya cepat tertidur. Jangan lupa, berdoa sebelum terlelap.
Ibu IM yang baik,
Mengatur pola tidur pada dasarnya adalah suatu upaya untuk menanamkan kedisiplinan anak. Pola tidur yang baik, selain menyehatkan juga akan membawa pada suatu pola keteraturan yang pada akhirnya juga akan menjadi dasar anak untuk belajar disiplin dalam berbagai hal.
Pola tidur yang baik akan membawa hasil yang baik pula, bagi anak dan orang dewasa. Selain menjaga ritme dan metabolisme tubuh agar terjaga dengan baik, pola tidur yang sehat juga akan menghindarkan anak dari gangguan kesehatan.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat dan berkembang sesuai usia bukan? Semoga anak-anak kita semua tumbuh sehat, ceria, dan menjadi anak-anak yang shalih penyejuk mata.
Oleh: Dra. (Psi) Zulia Ilmawati
Pemerhati Keluarga dan Generasi
0 Komentar