Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penyelewengan Hal Biasa dalam Sistem Kapitalisme

Topswara.com -- Dilansir dari antaranews.com pada tanggal (18/10/23) bahwa anggota komisi pemilihan umum atau disingkat KPU RI yakni Idham Holik menyatakan bahwa bakal calon presiden calon maupun wakil presiden yang masih menjadi menteri tidak perlu mundur dari jabatannya selama mendapatkan izin dari presiden untuk cuti. "Cuti dapat dilakukan oleh capres maupun cawapres yang masih berstatus menteri pada saat kegiatan yang terkait dengan pemilu." Kata Idham Holik kepada antaranews.com melalui pesan singkat yang diberikan pada hari Rabu (18/10/23).

Idham menjelaskan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemilu tersebut antara lain: tahap pendaftaran, pemeriksaan kesehatan, penetapan pasangan calon peserta pilpres 2024, pengundian dan penetapan nomor urut calon serta kampanye. 

Menyoal hal tersebut, Pakar Komunikasi Politik yakni Ari Junaedi berharap para menteri yang bersinggungan dengan pusaran koalisi Pilpres 2024, termasuk mereka yang menjadi bacapres dan bacawapres, untuk segera mundur dari jabatannya. Selain untuk menghindari konflik kepentingan. Tujuan lainnya adalah mencegah berdirinya posko pemenangan di kantor-kantor kementerian tempat mereka menjabat (Tribunnews.com, 25/10/23). 

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kursi kekuasaan menjadi hal utama yang di dambakan dan selalu dicita-citakan dengan segala cara untuk dapat memiliki kursi kekuasaan. Mereka tidak peduli akan nasib rakyat yang terpenting keinginan tercapai dan hanya mengikuti hawa nafsu yakni gharizah baqa (mempertahankan eksistensi diri). 

Dalam politik di era modern sekarang ini akan berhasil dan berjalan lancar karena adanya dinasti politik, berbuat curang dan mengejar kekuasaan yang lebih. Bukan hal yang baru di dalam politik yang di atur oleh manusia itu sendiri. Inilah sistem kapitalisme yang menjadikan manusia haus akan kekuasaan tanpa amanah pada tugas yang diemban dan tidak bertanggung jawab atas tugas yang berat di pundaknya serta tidak ada rasa takut kepada Allah SWT. 

Bahkan sekelas menteri bisa double kekuasaan tanpa melihat lagi amanah yang dijalankan sudah tertunaikan dengan baik dan benar, sudah mengurus urusan umat dengan cara yang di ridhai Allah atau tidak. Sebab, mereka mengejar dunia bukan akhirat serta mementingkan diri mereka sendiri tanpa memperdulikan nasib rakyatnya. 

Oleh karena itu butuhnya solusi yang dapat menyelesaikan masalah ini dari belenggu kekuasaan politik kotor di sistem kapitalisme. Yakni sistem Islam secara kaffah bukan yang lain. Islam memberikan efek jera (zawajir) dan penebus dosa pasti (zawabir) diberikan hukuman dan sanksi yang tegas atas perbuatannya. 

Pada saat Rasulullah SAW wafat sangat sulit untuk mencari pengganti Rasulullah SAW sebagai pengganti kepala negara daulah Islam. Bukan mereka  _insecure_ merasa tidak pantas menjadi pemimpin. Tetapi amanah nya yang diemban berat untuk dijalankan atas dasar takut kepada Allah SWT dan keimanan mereka yang kuat. 

Walaupun pada akhirnya Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terpilih menjadi khalifah pengganti Rasulullah SAW yang amanah bertanggungjawab, lembut, adil dan tegas terhadap orang yang tidak mampu membayar zakat. 

Masyaallah allahuakbar...Sungguh Islam agama yang sangat sempurna, memilih pemimpin pun diatur dengan syarat sesuai hukum syara tidak melakukan penyelewengan kekuasaan dan benar. Sejatinya menjadi sosok pemimpin adalah yang betul-betul mau berkorban segalanya bahkan harta, nyawa dan tahta begitu yang diajarkan Islami serta kedaulat ada pada hukum syara bukan ada di tangan rakyat apalagi rakyat yang mewakilkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

Rasulullah SAW bersabda: 

 عن ابن عمر رضي الله عنهماعن النبى - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - انه قَالَ – أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ  

Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: _"Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya (HR Muslim).

Maka sudah saatnya kita berjuang dan ikut bergabung dalam kelompok dakwah Islam secara kaffah. Agar kita bisa kembali meraih kepemimpinan yang menolak keras adanya penyelewengan kekuasaan, suap dan segala bentuk kedzaliman lainnya. 

Hanya dalam sistem Islam dalam naungan khilafah yang memberikan kesejahteraan terhadap rakyat, menjalankan politik Islam dengan amanah tanggung jawab untuk meraih ridho Allah SWT, takut pada Allah SWT, menjalankan segala tugas yang diemban karena keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT.[]

Oleh: Yafi'ah Nurul Salsabila
(Aktivis Muslimah)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar