Topswara.com -- Ustadz Felix Siauw mengatakan bahwa penjajahan itu bukan terjadi secara fisik, melainkan penjajahan di dalam kepala.
"Penjajahan pemikiran di dalam kepala itu tidak akan terjadi selama seseorang tidak menyerah atau pikirannya masih benar" ujarnya dalam Perang Itu Bukan Hanya di Gaza, Tetapi Juga di Kepala Kita, di YouTube Channel Felix Siauw, (13/11/2023).
Dai Muda juga mengatakan bahwa salah satu tentara Izuddin Alqasam itu tentara. khususnya Hamas pernah berkata "saya kira waktu itu Gaza yang dikuasai Israel, yang sebenarnya terjadi adalah dunia yang dikuasai, sementara Gaza itu masih bebas dari penjajah zionis.
"Kenapa mereka belum bisa dikuasai? Karena mereka masih melawan, sementara banyak orang yang diluar Gaza dan di luar Palestina mereka seolah merdeka, tetapi sebenarnya mereka terjajah pikirannya," lugasnya.
Ia menceritakan, dahulu orang-orang Belanda datang ke Nusantara untuk menjajah orang-orangnya secara fisik, dijadikan budak, dibunuh, dan diperangi. Namun, itu zaman dulu karena penjajahan fisik ternyata terbukti tidak pernah berhasil, karena orang pasti akan melelawan balik," jelasnya
Kemudian katanya, setelah tahun 1990 an itu menggunakan perang pemikiran. Perang pemikiran itu tidak perlu perang fisik, belenggunya bukan borgol, bukan rantai, tetapi belenggunya ada di dalam kepala.
"Perbedaan penjajahan fisik dan pemikiran adalah orang yang dijajah fisik itu enggak akan rida, tetapi kalau penjajahan pemikiran itu bisa jadi yang dijajah rida," ujarnya.
UFS sapaan akrabnya juga mengatakan bahwa zaman sekarang tidak perlu penjajahan secara fisik. Orang-orang sudah membela penjajah sendiri, begitu juga di Palestina di depan mata gamblang seterang matahari di siang bolong orang-orang tidak perlu untuk punya pendidikan untuk melihat di sana ada anak-anak yang dibunuh. Seandainya kemarin di Barat ada satu orang hitam mati dipiting polisi, maka seluruh dunia berteriak black live matters.
"Sungguh, orang hitam itu juga berhak hidup. Dalam Al-Qur'an bahkan dijelaskan membunuh satu orang bukan perkara yang benar seolah-olah seperti rusaknya satu dunia. Jadi, kalau ada orang yang diam satu nyawa dan kata Al-Qur'an sebaliknya, menyelamatkan satu nyawa dengan perkara yang benar saja seperti memperbaiki seluruh dunia," terangnya.
Sedangkan saat ini yang terjadi di Palestina, imbuh Ustaz Felix, sekitar 50.000 anak meninggal. Bahkan dalam keadaan badan terpisah sama kaki, tinggal kaki saja. Andai itu terjadi misalnya di Amerika dan yang melakukan seorang Muslim kira-kira dunia sudah jadi apa?
"Perihal kondisi umat Islam yang sedang terjajah pemikirannya, seterang itu terjadi pembunuhan, kebiadaban, genosida yang dilakukan oleh zionis Israel, tetapi banyak yang diam saja," tutupnya.[] Indah
0 Komentar