Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pendidikan Bahasa Arab di Indonesia

Topswara.com -- Bahasa Arab merupakan bahasa tertua di dunia, dengan jumlah penutur 372 juta di 25 Negara. Mengenai pertumbuhan juga perkembangannya, Bahasa Arab tidak bisa diketahui dengan pasti asal-muasalnya. Akan tetapi, teks Bahasa Arab tertua ditemukan dua abad sebelum Islam datang yang saat ini dikenal dengan sebutan Sastra Jahiliyyah (Al-Adab Al-Jahiliyy).

Dalam penggunaannya, Bahasa Arab terbagi menjadi dua, yakni Bahasa Arab ‘Amiyyah yang digunakan dalam percakapan atau komunikasi sehari-hari oleh penuturnya dan Bahasa Arab Fushah yang mencakup bahasa Al-Qur’an juga Hadist dan dapat didapati juga dalam karya tulis, seperti bahasa sastra, majalah, surat kabar, syair, prosa, dan beberapa karya tulis lainnya.

Kedudukan Bahasa Arab di dunia
Bahasa Arab merupakan salah satu Bahasa Internasional yang diakui oleh PBB pada tanggal 18 Desember 1973 dan juga menempati urutan ke-6 dari 22 Bahasa Internasional UNESCO. Bahasa Arab juga merupakan bahasa resmi di sebagian besar negara Timur Tengah dan sebagian besar organisasi regional seperti Liga Arab.

Selain memiliki kedudukan khusus, Bahasa Arab juga memiliki andil besar dalam agama. Bagi umat Islam Bahasa Arab memiliki nilai khusus, karena Al-Qur'an ditulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, banyak umat Islam di seluruh dunia mempelajari Bahasa Arab untuk memahami dan menghafal ayat-ayat Al-Qur'an.

Beberapa problematika pelajar Indonesia dalam mempelajari Bahasa Arab
Indonesia  merupakan negara dengan penduduk muslim yang  populasinya cukup banyak. Oleh karena itu, banyak lembaga-lembaga pendidikan yang membekali pelajarnya dalam mempelajari Bahasa Arab.

Dari tingkat dasar (Madrasah Ibtidaiyyah) hingga tingkat Perguruan Tinggi sekalipun, khususnya di Program Studi yang didalamnya mempelajari islam seperti Ilmu Hadist, Pendidikan Agama Islam, Bahasa dan Sastra Arab, dan beberapa jurusan lainnya.

Pada tahap implementasinya, ternyata para pelajar di Indonesia juga mengalami kesulitan yang beragam. Bahkan santri pondok pesantren sekalipun yang notabenenya selalu berkutat dengan Bahasa Arab. Adapun kesulitan-kesulitan yang dialami pelajar Indonesia dalam mempelajari Bahasa Arab adalah sebagai berikut:

Pertama, sistem tulisan dan bacaan yang berbeda. Bahasa Arab selalu ditulis dari kiri ke kanan berbeda dengan Bahasa  Indonesia yang ditulis dari kanan ke kiri. Dalam segi bacaan,tulisan  Bahasa Arab mudah dibaca ketika terdapat harokat (tanda baca) pada huruf-hurufnya. Akan tetapi, jika huruf-huruf ini gundul (tidak berharokat) maka disinilah kesulitan itu muncul, terlebih bagi pemula. Kedua hal ini bisa menghambat para pelajar untuk memahami Bahasa Arab.

Kedua, dialek dan variasi dalam Bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki dua variasi, yaitu Bahasa Arab Fushah (yang dipelajari oleh pelajar maupun santri di Indinesia) dan Bahasa Arab  ‘Amiyyah (bahasa komunikasi sehari-hari yang digunakan Bangsa Arab, yang tentunya memiliki dialek yang berbeda). Kesulitan disini muncul ketika pelajar Indonesia berkomunikasi dengan penutur dialek Arab Golfo atau Magrhribi.

Ketiga, tata bahasa yang kompleks
Sistem tata bahasa dalam Bahasa Arab cukup rumit, terutama dalam hal konjugasi kata kerja dan struktur kalimat. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi pembelajar yang tidak terbiasa dengan aturan-aturan ini.

Keempat, pembelajaran yang bersifat teori
Dalam mempelajari bahasa, tidak cukup hanya dengan sekedar teori. Inilah kenapa kurangnya praktik langsung bisa menyebabkan seorang pelajar kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab, meskipun secara teori dia memahaminya.

Kelima, kesalahan kalimat atau kosa kata secara turun temurun. Kesalahan umum atau kesalahan yang terjadi turun-temurun ini sering terjadi di Pondok Pesanatren dan tidak pernah diketahui siapa pencetus pertamanya. Hal ini bisa menyebabkan seorang pelajar tidak bisa membedakan mana kosa kata yang kaidah nya sesuai dengan Bahasa Arab dan mana yang menyelisihi kaidah dalam Bahasa Arab.

Keenam, penggabungan kata Bahasa Arab dengan bahasa daerah. Hal ini sering terjadi di kalangan pesantren, seperti menambahkan unsur kata “loh” dan “sih” atau mengarabkan bahasa Indonesia. Contoh “sih Ø£َÙ†ْتِ Ù„ِÙ…َاذَ” (kamu kenapa sih?) juga kalimat  “lohÙ„َÙŠْسَ ÙƒَØ°َالِÙƒ”   (bukan begitu loh).

Solusi pembelajaran Bahasa Arab bagi pelajar di Indonesia

Hidup tidak terlepas dari masalah maka dari itu setiap masalah yang terjadi pasti ada solusinya. Terkait permasalahan pelajar Indonesia dalam mempelajari Bahasa Arab, maka beberapa solusinya adalah sebagai berikut:

Pertama, memperbanyak literasi Bahasa Arab. Buku adalah jendela ilmu, maka dari itu dalam mempelajari bidang apapun diperlukan literasi yang memadai. Termasuk dalam mempelajari Bahasa Arab.

Kedua, Menonton atau mendengar musik yang mengandung Bahasa Arab
Bagi beberapa orang, membaca bisa jadi membosankan. Oleh karena itu, menonton atau mendengar musik Bahasa Arab bisa menjadi salah satu alternatif untuk menambah kosa kata Bahasa Arab.

Ketiga, menggunakan sumber daya online
Era modernisasi saat ini banyak didapati kursus Bahasa Arab daring, aplikasi, dan situs web pembelajaran. Beberapa platform menyediakan modul pelajaran, latihan, dan tes yang dapat membantu meningkatkan pemahaman bagi pelajar Bahasa Arab.

Keempat, mengikuti kursus atau kelas Bahasa Arab. Apabila pelajar merasa pembelajaran daring tidaklah efektif dan ia tinggal di lingkungan yang mendukung pembelajaran Bahasa Arab,  maka ia bisa mengikuti kursus atau kelas Bahasa Arab.

Kelima, fokus dalam pembelajaran dan tidak malu untuk bertanya
Seperti kata pepatah, “malu bertanya sesat di jalan."

Keenam, keinginan yang kuat untuk belajar Bahasa Arab
Dengan niat dan landasan yang kuat juga keyakinan bahwa tidak ada yang sia-sia dalam usaha kita.

Ketujuh, praktik berbicara secara aktif
Bahasa adalah alat komunikasi, maka dari itu mempelajari Bahasa Arab membutuhkan praktik secara aktif (terus-menerus).

Kedelapan, berbicara Bahasa Arab sesuai kaidahnya. Sesuai kaidahnya yakni dari segi susunan kata, variasi, dan dialeknya harus sesuai dengan kaidah Bahasa Arab.
Demikian, mudah-mudahan tulisan ini dapat membuka wawasan kita semua dalam mengenal lebih jauh Bahasa Arab, sehingga kita mudah memahami Al Qur'an serta mengamalkan nya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh: Falentina Eka Nurrahma
(Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan)


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar