Topswara.com -- Kan ku arungi tujuh samudra, kan kudaki pegunungan himalaya. Apapun akan kulakukan. Begitulah jika kita berbicara mengenai pemuda tekad yang kuat serta semangat yang menginspirasi dalam meraih impian.
Baru-baru ini peringatan sumpah pemuda yang merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia yang menandai semangat persatuan, kesatuan, dan perjuangan para pemuda dalam mencapai kemerdekaan dari penjajahan baru saja diperingati.
Peringatan ke-95 Hari Sumpah Pemuda (HSP) Tahun 2023 diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan persatuan para pemuda untuk memajukan Indonesia. Ini sejalan dengan tema HSP ke-95 “Bersatu Memajukan Indonesia” dengan semangat persatuan dan kerja keras para pemuda.
Pemuda adalah pilar-pilar bangsa, masa depan bangsa. Bahkan banyak para penguasa berharap agar para pemuda menjadi pemuda yang sangat tangguh untuk membangun bangsa dan negara kelak.
Apalagi mengingat bonus demografi pemuda tidak main-main di tahun 2030-an hingga 2045. Dikutip dari sosial media @luhut.pandjaitan, bapak satu ini berpesan kepada para pemuda ''Jika engkau punya “privilege”, ambillah kesempatan untuk terus men-challenge dirimu menjadi lebih baik dari sebelumnya"
Tidak ketinggalan Presiden Jokowi juga menekankan bahwa bangsa Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang melalui dua strategi utama. Pertama, mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia agar siap memasuki pasar tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi.
Kedua, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan rakyat melalui eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki.Tentu dibutuhkan kolaborasi seluruh ekosistem dunia pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi juga.
Apalagi perkembangan teknologi yang serba instan, jangan menjadikan generasi muda saat ini menjadi generasi instan. Proses, kerja keras, pengalaman menjadi hal yang penting untuk menjadikan para pemuda ditempa.
Pemuda, kemana langkahmu menuju. apa yang membuat engkau ragu?
Peringatan sumpah pemuda seharusnya menjadi refleksi peran pemuda hari ini untuk memajukan bangsa di tengah berbagai program pembajakan potensi pemuda dalam berbagai bidang.
Tidak dipungkiri memang beban berat ditanggung para pemuda sebagai pewaris peradaban selanjutnya, disatu sisi pemuda hari ini disibukkan dengan berbagai target kemajuan kesejahteraan baik dibidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, politik dan sosial yang belum terasa hasilnya.
Belum lagi kebutuhan yang harus ditanggung pemuda hari ini tidak main-main bahkan hari ini kemiskinan ekstrem melanda banyak kalangan, padahal dari kalangan pemuda sendiri sudah terjun lapangan untuk membantu perekonomian yang ada.
Banyak anak muda yang dari tingkat SD, SMP, SMA rela sekolah sambil jualan demi membantu meringankan beban berat ekonomi, mahasiswa rela untuk freelance bahkan ada juga yang sampai ambil kelas karyawan hanya agar bisa sekolah.
Setelah lulus Perguruan Tinggi para pemuda bersinergi untuk membangun usaha lewat UMKM bahkan dari pagi hingga petang bekerja tetapi jauh panggang dari api upaya pemuda memang belum terasa hari ini.
Bahkan dukungan pemuda melalui pemberdayaan ekonomi yang sejak dini ditanamkan lewat pendidikan melalui kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk menyelesaikan permasalahan pengangguran, kemiskinan dan berbagai problem industri sudah diberikan.
Bahkan banyak dari kalangan perempuan rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk berkontribusi bekerja untuk membantu perekonomian, pemuda juga sudah bersinergi dalam membeli produk dalam negeri.
Tetapi masih saja pengusaha kelas kakap (para kapitalis) yang menang. Peribahasa yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin semakin tak berkesudahan.
Belum lagi, di tengah sistem hari ini yang sekularisme yaitu sistem yang memisahkan antara agama dengan kehidupan melahirkan pemuda yang berpikir pragmatis dan individualistis.
Solusi pemuda bersinergi hanya sekala individual sehingga tidak terlihat perubahan yang signifikan. Membuat pemuda makin lelah karena beban berbagai masalah ini seakan ditanggung sendiri. Alhasil dengan berbagai tekanan membuat mental para pemuda terganggu karena standar kehidupan yang digunakan adalah materi di sistem sekularisme hari ini.
Berbagai kasus fristasi anak muda pun ramai di sosial media dari menyakiti diri sendiri, hingga bunuh diri.
Para pemuda dididik bukan lagi bervisi misi untuk menjadi para ahli dan mengetahui identitas diri melainkan menjadi budak industri yang berorientasi hanya mencari materi hal ini terlihat dari berbagai proyek dan kurikulum yang ada dalam MBKM yang saat ini diterapkan.
Gaya hidup hedon menjadi pilihan saat frustasi. Keinginan untuk happy-happy seperti shopping, travelling, nonton konser, kulineran, diskotik, free sex, bahkan narkoba menjadi pelarian ketika lelah dengn tuntutan sistem hari ini.
Sadar atau pun tidak ada pihak yang diuntungkan saat mental pemuda terguncang yaitu para kapital. Sekularisme adalah turunan dari kapitalis yang menjadi racun dalam memporak porandakan diri. Alhasil pemuda harus berjuang dengan ujian berat untuk memajukan negeri . Untuk diri sendiri sudahlah "mobat mabit" apalagi untuk negeri?
Islam memperhatikan peran pemuda dan mengarahkan negara untuk membangun pemuda menjadi generasi pembangun peradaban mulia yang berkepribadian islam, orientasi hidup jauh ke depan, bukan hanya duniawi semata.
Ilmu adalah penuntun kehidupan, ia laksana air untuk membedakan antara madu dan racun. Maka lewat pendidikan seharusnya pemuda diberikan pemahaman terhadap identitas dirinya sebagai hamba Allah dan diberikan tugas dar penciptanya untuk beribafah dan menjadi para pemimpin dibumi.
Sehingga paham pula untuk menjadi problem solver dalam masyarakat lewat penyebar pemikiran islamnya. Dan tentu kemajuan bangsa tidak bisa diraih hanya dengan peran pemuda harus ada peran pendukung para pemuda yaitu masyarakat dan negara.
Masyarakat harus bersinergi dalam beramar makruf nahi mungkar dalam kehidupan. Masyarakat tidak boleh individualis karena manusia terutama pemuda adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi.
Adapun tanggung jawab negara adalah memberdayakan pemuda dengan mencetak SDM yang berkualitas dan berintegritas lewat kurikulum pendidikan, yang pembiayaan pendidikan dijamin secara gratis karena pendidikan adalah kebutuhan yang vital yang seharusnya bisa dirasakan dan dinikmati setiap warganegara.
Negara juga memikirkan dalam memberdayakan berbagai karya serta memberikan lapangan kerja yang banyak untuk para pemuda lewat pengelolaan SDA.
Sehingga para pemuda bisa memaksimalkan peranannya dalam memajukan bangsa lewat berbagai bidang tanpa khawatir kemiskinan, pendidikan kesehatan dan kesejahteraan nya terbengkalai.
Islam adalah solusi untuk kesejahteraan yang sesungguhnya bukan hanya bualan. Berjuang dan berkorban semua lini baik individu, masyarakat dan negara sangat diperlukan untuk kemajuan bangsa.
Hal ini hanya bisa kita nikmati saat adanya konstitusi yang menjamin aturan islam diterapkan dalam semua lini kehidupan bernama khilafah islamiah. Suara pemuda suara perubahan.
Wallahualam bisawab.
Oleh: Wilda Nusva Lilasari, S.M.
Aktivis Muslimah
0 Komentar