Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Para Syuhada Itu, Mereka Masih Hidup di Sisi Allah


Topswara.com -- Sobat. Imam al-Ghazali pernah mengatakan, “ Berbekallah ilmu dan keyakinan, menyebabkan hati manusia akan menjadi lebih bersih dan hasilnya adalah kebahagiaan bagi manusia di dunia dan di akherat.

Sobat. Saydina Ali Bin Abi Thalib pernah mengatakan, “ Sesungguhnya Allah mempunyai wadah di muka bumi ini yang berbentuk hati-hati manusia. Hati yang paling dikasihi Allah adalah hati yang paling lembut, suci dan kuat. Yang dimaksud kuat adalah kuat berpegang teguh pada agama. Maksud dari suci adalah paling suci dari sudut pandang keyakinan dan maksud dari lembut adalah paling lemah lembut kepada sahabat dan handai taulan.” Itulah hati orang-orang mukmin, bertaqwa dan para syuhada.

Allah SWT berfirman :

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ  

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran (3) : 169).

Sobat. Orang-orang yang telah terbunuh sebagai syuhada dalam perang fi sabilillah, janganlah dikira mereka mati, sebagaimana anggapan orang- orang munafik, tetapi mereka masih hidup di sisi Allah, mendapat rezeki dan nikmat yang berlimpah.

Bagaimana keadaan hidup mereka seterusnya, hanyalah Allah yang mengetahui. Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Nabi SAW bersabda 

Para syuhada berada di tepi sungai dekat pintu surga, mereka berada dalam sebuah kubah yang hijau. Hidangan mereka keluar dari surga itu setiap pagi dan sore. (Riwayat al-hakim, Ahmad dan at-thabrani dari Ibnu 'Abbas).

Para syuhada itu menikmati pemberian-pemberian Allah, mereka ingin mati syahid berulang kali. Hal ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw:

"Tidak ada seorang yang telah mati dan memperoleh kenikmatan di sisi Allah, kemudian ingin kembali ke dunia kecuali orang yang mati syahid. Ia ingin dikembalikan ke dunia, kemudian mati syahid lagi. Hal itu karena besarnya keutamaan mati syahid.." (Riwayat Muslim).

فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ وَيَسۡتَبۡشِرُونَ بِٱلَّذِينَ لَمۡ يَلۡحَقُواْ بِهِم مِّنۡ خَلۡفِهِمۡ أَلَّا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ  

“Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Ali Imran (3):170)

Sobat. Para syuhada Perang Uhud setelah menikmati karunia Tuhan, mereka berkata, "Mudah-mudahan teman-teman kami mengetahui kenikmatan ini." Kemudian dijawab oleh Allah, "Akulah yang menyampaikan hal ini kepada mereka." Para syuhada itu bergembira atas nikmat dan kemurahan yang telah diberikan Allah kepada mereka. Dan mereka berharap terhadap kawan-kawan mereka seperjuangan yang tidak gugur dalam perang fi sabilillah sekiranya mereka dapat pula memperoleh kemurahan dan nikmat Allah yang serupa dengan apa yang mereka peroleh. Bagi mereka ini tidak ada kekhawatiran dan kesusahan.

۞يَسۡتَبۡشِرُونَ بِنِعۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٖ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ  

“Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran (3) : 171).

Sobat. Orang mukmin dan mujahidin bergembira atas nikmat dari Allah sebagai pahala amal mereka dan atas tambahan karunia yang lain. Sungguh Allah tidak akan mengurangi pahala yang telah ditentukan bagi para mukmin dan mujahidin.

Sobat. Hati yang cemerlang adalah hati yang bersih suci dan mampu melihat alam ghaib sehingga ia mengenal Allah tanpa keraguan sedikit. Apabila hati bersinar dan gemilang. Allah mengilhamkan kepada hati itu berbagai ilmu dan petunjuk. Hati yang bertaqwa lagi bersih yang tidak ada di dalamnya penipuan, sikap melampaui batas, tipu daya, khianat dan dengki.

Sobat. Hati perlu digosok agar selalu bersinar. Andaikata tugas ini diabaikan, maka hati akan mati. Syeikh Ibrahim bin adham mengatakan ada 8 hal yang bisa mematikan hati yaitu :

Pertama, mengetahui hak Allah tetapi tidak menegakkan hak itu.
Kedua, membawa Al-Qur’an tetapi tidak melaksanakan apa yang diperintahkan.
Ketiga, mencintai Nabi tetapi mengabaikan sunnahnya.
Keempat, takut mati tetapi tidak mempersiapkan diri.
Kelima, mengetahui setan itu adalah musuh tetapi semangat mengikuti kehendaknya.
Keenam, takut neraka tetapi melakukan maksiat.
Ketujuh, menginginkan surga tetapi tidak beramal shalih.
Kedelapan, kekurangan diri sendiri dilupakan tetapi kekurangan orang lain dibesar-besarkan.

Sobat. Untuk memantapkan hati, diperlukan beberapa bahan-bahan atau ramuan. Di antaranya adalah ilmu, mujahadah (perang melawan hawa nafsu) dan Dzikrullah. Imam Abu Laith As- Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghafilin menjelaskan ada lima penawar yang dapat membersihkan hati :

Pertama, bergaul dengan orang-orang yang shalih.
Kedua, senantiasa membaca Al-Qur’an.
3. Memelihara perut dari makanan yang haram.
Keempat, melakukan shalat malam.
Kelima, belalu berzikr dan berdoa kepada Allah terutama di waktu shubuh.

Sobat. Berbekal bahan ramuan ini, potensi dan prestasi hati akan meningkat hingga akhirnya manusia akan mencapai tempat yang mulia yaitu takwa.


Oleh: Dr. Nasrul Syarif M.Si, 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar