Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Nation State Racun Pemikiran Mematikan


TopSwara.com – Nasionalisme menurut KBBI adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Yakni kesadaran dalam berbangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa.

Nasionalisme muncul pertama kali di Eropa pada abad ke-18, ditandai dengan munculnya nation state atau negara kebangsaan. Latar belakang munculnya nasionalisme karena ada persamaan fisik seperti persamaan keturunan, budaya, adat istiadat, bahasa, maupun agama. Nasionalisme masuk dan diterima Umat Islam karena ide cinta tanah air hingga mengantarkan pada gerbang kemerdekaan dan mengusir penjajah. Slogan "Hubbul wathan minal iman", cinta tanah air sebagian dari iman, makin mengokohkan ide ini dibenak kaum Muslim. 

 
Nasionalisme, Ikatan Batil

Nasionalisme produk pemikiran Barat yang dimasukkan ke tubuh umat Islam untuk melemahkan eksistensinya. Syekh Taqiyuddin an Nabhani dalam bukunya Nizam Islam menegaskan, nasionalisme merupakan ikatan yang rusak. Pertama, mutu ikatannya rendah tidak mampu mengikat manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju kebangkitan. Kedua, ikatannya bersifat emosional yang muncul dari naluri mempertahankan diri, berpeluang berubah-ubah sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang langgeng antara manusia dengan yang lainnya. Ketiga, ikatannya bersifat temporal, muncul saat membela diri ketika ada ancaman. Ketika kondisi stabil, ikatan ini tidak muncul.

Cinta tanah air merupakan fitrah, sebagaimana Nabi SAW mencintai Kota Makkah. Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Alangkah baiknya engkau (Makkah) sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu” (HR Ibnu Hibban).

Nasionalisme bukan sekedar ide cinta tanah air, tapi tipu daya musuh-musuh Islam. Ide ini merupakan strategi Prancis, Inggris dan Amerika menabur benih kehancuran umat. Fanatisme ini awalnya dikendalikan orang-orang Nasrani Libanon yang terdidik oleh Barat. Nasionalisme menjadi tikaman yang cepat dan telak menghunjam jantung kesatuan Negara Islam. Fanatisme inimemicu rasa permusuhan, kebencian dan peperangan antar kaum Muslim. Bermula dari pelataran Bumi Syam, fanatisme ini menyebar di seantero kekuasaan Khilafah Utsmani. Tujuannya menumbangkan Khilafah Utsmani yang dipegang oleh orang Turki. Nasionalisme masih tetap eksis hingga hari ini, efektif mencegah kebangkitan Islam.

 
Bahaya Nasionalisme

Sebelum Utsmani runtuh pada 3 Maret 1924, umat Islam bersatu dalam satu kepemimpinan. Umat ibarat satu tubuh, meski berbeda suku, bangsa, budaya, bahasa serta adat istiadat, umat bersatu dalam ikatan akidah Islam.

Sejak Utsmani runtuh, umat dikerat-kerat Barat menjadi lebih dari 50 negara. Umat tersekat garis batas khayalan yang diciptakan Barat. Ikatan akidah berubah menjadi ikatan nasionalisme, ukhuwah islamiyah berubah menjadi fanatisme sempit. Penderitaan umat Islam di negara lain bukan lagi urusan muslim yang tinggal di negara berbeda. Umat muslim tak berdaya, menjadi sasaran empuk musuh-musuhnya.

Ketika Muslim Palestina dibantai dan digenosid Yahudi laknatullah, Muslim dinegara lain hanya bisa menyaksikan tindakan brutal tersebut sembari memberi bantuan makanan dan obat-obatan. Penguasa di negeri-negeri Muslim hanya mengecam, tanpa aksi nyata. Padahal mereka mampu mengerahkan pasukan untuk menolong dan menyelamatkan jiwa saudaranya seakidah, yang hingga hari ini lebih 10.000 melayang. Lantas, sampai kapan penderitaan rakyat Palestina kita biarkan. Hujjah apa yang akan kita sampaikan di hadapan Allah, ketika kelak mereka menuntut kita dihadapan Allah.

Sudah saatnya, umat membuang ide batil nasionalisme, kembali bersatu dalam satu kepemimpinan, yakni Kekhilafahan Islam. Institusi super power yang akan menghancurkan yahudi laknatullah dan pelindungnya, yakni AS dan kroninya. []


Oleh: Ida Nurchayati
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar