Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Meraih Derajat Muqarabin dan Mutakin


Topswara.com -- Sobat. Bila kau menolong Allah dengan menentang nafsumu, tidak mengeluh dan menyalahkan-Nya, tidak menolak kehendak-Nya, menjadi musuh nafsumu demi Allah, bersedia memancungnya dengan pedang bila ia bergerak menuju syirik atau kekufuran, menebas kepalanya dengan kesabaran dan keselarasanmu dengan Tuhanmu, serta dengan keridhaanmu terhadap kehendak dan janji-Nya maka Allah akan menjadi penolongmu. 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ  

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad (47) : 7).

Sobat. Allah menyeru orang mukmin, jika mereka membela dan menolong agama-Nya dengan mengorbankan harta dan jiwa, niscaya Ia akan menolong mereka dari musuh-musuhnya. Allah akan menguatkan hati dan barisan mereka dalam melaksanakan kewajiban mempertahankan agama Islam dengan memerangi orang-orang kafir yang hendak meruntuhkannya, sehingga agama Allah itu tegak dengan kokohnya.

Sobat. Pelajarilah ilmu. Sebab tidak ada baiknya beribadah tanpa ilmu. Tidak ad baiknya berkeyakinan tanpa ilmu. Belajarlah dan beramallah, niscaya engkau akan beruntung dunia dan akhirat. 

Namun, jika engkau tidak bersabar dalam mendapatkan ilmu, bagaimana engkau mendapatkan keuntungan? Sesungguhnya jika engkau memberikan dirimu sepenuhnya kepada ilmu maka ilmu akan memberikan sebagiannya. Jika engkau benar-benar mendapatkan ilmu dan meraih kemenangan maka amalkanlah. 

Sesungguhnya, ilmu itu kehidupan, sedangkan kebodohan adalah kematian. Orang yang alim yang beramal ikhlas dengan ilmunya serta bersabar mengajarkannya demi al-Haq azza wajalla, sejatinya tidak ada kematian baginya.

Sobat. Yahya bin Mu’adz ar-Razi berkata : Ilmu itu penuntun amal. Kepahaman itu wadahnya ilmu. Akal itu pembimbing pada kebaikan. Hawa nafsu itu kendaraan dosa. Harta itu pakaiannya orang-orang sombong. Dunia itu pasarnya akhirat.

Sobat. Utsman bin affan ra berkata, “Tanda-tanda orang makrifat kepada Allah itu ada delapan ; Hatinya dipenuhi rasa takut dengan murka dan azab Allah. Hatinya dipenuhi rasa harap akan rahmat Allah. Lisannya selalu memuji Allah. Lisannya selalu menyanjung Allah. Kedua matanya selalu disertai rasa malu. Kedua matanya selalu diiringi tangisan karena Allah. Keinginannya adalah meninggalkan kesenangan dunia. Keinginannya adalah mendapatkan ridha Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “JIka rasa takut dan harap berkumpul di dalam hati seorang mukmin, Allah akan mengabulkan harapannya dan memberi rasa aman dari ketakutan.” (HR. Ath-Thabrani).

Sobat. Sumber munculnya rasa takut adalah pengetahuan hati tentang keagungan Allah SWT. Rasa takut juga dapat muncul karena ketidakbutuhan-Nya terhadap segala makhluk. Pedihnya azab bagi hamba yang durhaka kepada-Nya juga menjadi penyebab rasa takut itu. Dari pengetahuan-pengetahuan semacam inilah terlahir suatu kondisi batin yang dinamakan takut. Manfaatnya akan mendorong seorang hamba untuk meninggalkan maksiat.

Sobat. Sumber munculnya rasa harap kepada Allah SWT adalah pengetahuan hati tentang luasnya rahmat Allah SWT dan betapa agung karunia-Nya serta janji-Nya bagi hamba-hamba yang taat. Dari pengetahuan ini, akan muncul kondisi batin yang dikenal dengan harapan. Manfaatnya mendorong seorang hamba untuk bersegera dalam melakukan kebaikan.

Sobat. Manusia itu terbagi tiga golongan dan berikut ciri khasnya terkait penyembahannya kepada Allah SWT menurut Abu bakar ash-Shiddiq :

Pertama, golongan manusia yang menyembah Allah karena takut terhadap azab-Nya. Adapun ciri-ciri khasnya : Merendahkan dirinya di hadapan Allah. Menganggap kebaikannya sedikit. Menganggap keburukannya banyak.

Kedua, golongan manusia yang menyembah Allah karena berharap rahmat-Nya. Adapun ciri-ciri khasnya : Menjadi teladan bagi orang lain dalam segala kondisi. Menjadi paling dermawan dengan harta dunianya karena dia zuhud dalam urusan duniawi. Selalu berbaik sangka kepada Allah terhadap segala yang diciptakan-Nya.

Ketiga, golongan manusia yang menyembah Allah karena cinta kepada-Nya. Adapun ciri-ciri khasnya : Akan memberikan apa yang dicintainya dan tidak menghiraukan apa pun jika telah mendapatkan ridha Allah SWT. Akan mengerjakan amal shalih sekalipun kemauannya menolak dan tidak memberi ruang untukmengikuti hawa nafsu, yang penting Allag meridhoinya. Selalu menaati perintah Tuhannya dan menjauhi larangan-Nya.

Allah SWT berfirman :
لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ  

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imran (3) : 92)

Sobat. Seseorang tidak akan mencapai tingkat kebajikan di sisi Allah, sebelum ia dengan ikhlas menafkahkan harta yang dicintainya di jalan Allah. Yang dimaksud dengan harta yang dicintai adalah harta yang kita cintai. Ayat ini erat hubungannya dengan firman Allah.

Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik (al-Baqarah/2:267).

Setelah ayat ini diturunkan, para sahabat Nabi berlomba-lomba berbuat kebaikan. Di antaranya, Abu thalhah al-Anshari, seorang hartawan di kalangan Ansar datang kepada Nabi SAW memberikan sebidang kebun kurma yang sangat dicintainya untuk dinafkahkan di jalan Allah.

Pemberian itu diterima oleh Nabi dengan baik dan memuji keikhlasannya. Rasulullah menasihatkan agar harta itu dinafkahkan kepada karib kerabatnya, maka thalhah membagi-bagikannya kepada karib kerabatnya. 

Dengan demikian ia mendapat pahala sedekah dan pahala mempererat hubungan silaturrahmi dengan keluarganya. Setelah itu datang pula Umar bin al-Khaththab menyerahkan sebidang kebunnya yang ada di Khaibar, Nabi SAW menyuruh pula agar kebun itu tetap dipelihara, hanya hasil dari kebun itu merupakan wakaf dari Umar.

Sobat. Utsman bin Affan RA berkata, “Siapa saja yang sanggup menjaga shalat lima waktu tepat pada waktunya, lalu dia melestarikannya, Allah akan memuliakannya dengan Sembilan kemuliaan ; Allah akan mencintainya, badannya akan selalu sehat, Dia akan selalu dijaga oleh para malaikat. Keberkahan akan turun kepada keluarganya. 

Tanda-tanda orang shalih akan tampak pada wajahnya. Allah akan melunakkan hatinya. Dia akan melintasi shirat secepat kilat. Allah akan menyelamatkannya dari api neraka. Allah akan menempatkannya berdampingan dengan orang-orang yang tidak merasa takut dan tidak pula merasa sedih pada hari kiamat.”

Sobat. Baginda Rasulullah SAW bersabda, “ Hanya orang yang mengharap surga yang akan masuk ke dalamnya. Hanya orang yang takut masuk neraka yang akan menjauhkan diri darinya. Hanya orang yang mengasihi yang akan dikasihi oleh Allah.”

Sobat. Sahabat utama Nabi Abu Bakar ash-Shiddiq menasehatkan pada kita, “Seorang hamba yang diberi 10 perkara terpuji pasti akan selamat dari berbagai macam bencana dan petaka. Dia akan meraih derajat muqarrabin dan derajat muttaqin. 

Sepuluh perkara itu : Ucapan yang selalu jujur disertai hati yang selalu qana’ah. Kesabaran yang sempurna disertai rasa syukur yang terus menerus. Kefakiran yang langgeng disertai sikap zuhud. Tafakur yang langgeng disertai perut yang kosong. Kesedihan yang langgeng disertai rasa takut kepada Allah. Keprihatinan yang langgeng disertai tubuh yang tawadhu’. Sikap lemah lembut yang langgeng disertai kasih sayang, kecintaan yang langgeng disertai rasa malu. Ilmu yang bermanfaat disertai amal sholeh. Keimanan yang langgeng disertai akal yang sempurna.”

Sobat. Para ahli sastra dan balaghah pernah mengatakan, “Akal itu merupakan sumber budi pekerti. Sebaik-baiknya pemberian itu adalah akal yang sempurna dan seburuk-buruk musibah itu adalah kebodohan. Sahabat setia setiap orang adalah akalnya, sedangkan musuhnya adalah kebodohan. Allah SWT telah menjadikan akal sebagai fondasi agama sekaligus tiang penyangganya.”


Oleh: Dr Nasrul Syarif M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Sirituality
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar