Topswara.com -- Mari kita siapakan ananda menjadi para mujahidin pembebas Palestina. Kita bisa belajar dari keluarga muslim di Gaza mengkader anak-anak mereka di Palestina menjadi mujahid dan mujahidah yang di awali dengan menumbuhkan kesadaran kecintaan anak-anak pada kitab suci Al-Qur’an. Menghidupkan Al-Qur'an menjadi petunjuk nyata serta membangkitkan ghirah semangat dakwah dan jihad fii sabilillah
Keluarga di Gaza mendirikan banyak lembaga-lembaga penghafal Al-Qur'an bagi anak muslim dan muslimah. Saat ini ada puluhan ribu anak-anak mengikuti program tahfidz Al-Qur’an dan mendapat support langsung dari pemerintah.
Dalam segala keterbatasan sarana dan dana mereka tidak berhenti berjuang dan berkarya. Semoga kita menjadi terinspirasi untuk terus bersemangat membekali anak-anak kita untuk menghafal Al-Qur’an sedari kecil.
Tinggal di Gaza yang sudah 75 tahun genosida yang dilakukan Israel bahkan hingga hari ini ditengah perang Taufan Al Aqsha, bukan hal yang mudah menghilangkan trauma bagi para Ibu dan anak-anak. Namun, para Ibu di Gaza punya cara dan semangat yang luar biasa dalam mempersiapkan anak-anaknya menghadapi gempuran Israel.
Lewat video kita akan termangu-mangu melihat bocah-bocah lucu yang telah dicetak mentalnya sebagai calon mujahid, yang berani melakukan perlawanan terhadap Israel. Modal cinta Allah, paham, dan hafal Al-Qur’an adalah bekal yang diberikan oleh Ibunda mereka, Masya Allah bahkan walau dalam kondisi perang tetap mengupayakan menghafal Al-Qur'an, menjadikan Al-Qur'an sebagai syifa obat penyembuh bahkan saat diamputasi tanpa obat bius.
Tiap Keluarga di Palestina minimal memiliki 1 anak yang hafidz Al-Qur'an, mereka mendidik anak untuk kuat memberikan perlawanan, memberikan rasa berani dalam melawan Israel.
Walaupun ada keluarga, yang hanya seorang istri yang ditinggal syahid suami, seorang istri yang suaminya dipenjara, atau seorang Ibu yang ditinggal syahid anaknya, mereka masih bisa berteriak lantang ketika mendapat serangan, atau ketika anak-anak mereka cacat: “Ini adalah tebusan dari kami untuk Al-Aqsha…!!!”
Para mujahid sering mendekatkan perjuangan jihad kepada anak-anak, mengadakan kirab akbar merapatkan barisan beserta memperlihatkan kekuatan persenjataan para mujahid. Hal ini membangkitkan gelora jihad anak anak, menjadikan cita cita tertinggi anak anak yakni hidup mulia atau mati syahid berjihad melawan penjajahan karena mengharap ridha Allah SWT.
Apabila anak mereka gugur satu di medan pertempuran, mereka akan mengirim anak-anak mereka berikutnya untuk berjihad maju lagi memberi perlawanan lagi.
Beberapa syarat menjadi mujahid yang ditetapkan oleh Hamas. Hamas merupakan Harakat al-Muqawama al-Islamiya (Gerakan Perlawanan Islam), didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang ulama Palestina, dalam pengumuman resminya 2021 lalu antara lain:
Pertama, mendapat izin dari ibu bapak untuk Syahid.
Kedua, mendapat izin dari ketua masjid di tempat tinggalnya dengan pengesahan individu itu tidak meninggalkan shalat subuh berjamaah selama tiga bulan.
Ketiga, tidak melakukan maksiat atau menghisap rokok.
Keempat, wajib mempelajari tafsir Al-Qur’an.
Kelima, wajib membaca Al-Qur’an satu juz sehari dan Wajib Hapal Al-Qur’an 30 Juz atau paling minim 15 Juz.
Keenam, wajib menghafal 40 hadis Arba’in (Imam Nawawi).
Ketujuh, puasa sunah dan bertahajud.
Kedelapan, memiliki kecerdasan tinggi.
Kesembilan, kerap hadir di majlis pengajian ilmu.
Kesepuluh, mengamalkan zikir harian
Subhanallah mari kita belajar dari perjuangan keluarga bumi para syuhada Palestina yang luar biasa terus menyiapkan, menyadarkan, membangkitkan gelora semangat jihad fii sabilillah. Allahu Akbar.
Imanda Amalia, S.K.M.,M.P.H.
Founder Rumah Syariah Institute
0 Komentar