Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menang Ketagihan, Kalah Penasaran

Topswara.com -- Menang ketagihan kalah penasaran. Ungkapan inilah yang tepat kita sematkan bagi pelaku judi Online yang kian hari kian merasehakan.
Transaksi judi online di Indonesia kian bertambah dari waktu ke waktu. Total hingga 2023 mendatang akan mencapai Rp 200 triliun.

Untuk angka di tahun 2023 ini sudah lebih dari Rp 200 triliun," kata Kepala Biro Humas PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), Natsir Kongah kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (27/9/2023).

 RI Darurat Judi Online

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyatakan bahwa Indonesia darurat judi online. "Karena sekarang ini Indonesia sudah masuk darurat judi online, keluhan-keluhan sudah cukup banyak, dan kita tidak bisa biarkan lebih lama," kata Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria saat ditemui di kawasan Senayan (CNBCIndonesia,17 October 2023).

Tidak hanya itu baru-baru ini ditemukan di sebuah sekolah di kota Demak menunjukan banyaknya siswa yang mengakses judi online ini. Dari data yang diambil oleh Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) menyebut hampir 2.000 pelajar di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terlibat main judi online.

Temuan tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan PGSI Kabupaten Demak terhadap 40.000 siswa SD, MI, Mts, SMP, MA. SMA dan SMK. Terdapat 30 persen siswa atau 12.000 anak terdampak permainan game yang disponsori judi online. Dari 5 persen atau 2.000 siswa sudah mengakses permainan judi online (iNewsJateng, 27 Oktober 2023).


Take Down Tapi  Hidup lagi

Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kominfo telah membuat satgas khusus yang bekerja 24 jam dengan tiga sif untuk memberantas situs-situs judi online. Satgas ini kata dia telah bekerja sama dengan Kepolisian.
Namun, Nezar mengakui, dalam memberantas keberadaan situs-situs judi online tidak hanya bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah dan instansi terkait. Sebab, tiap kali ada penindakan, seperti pemblokiran, akan muncul kembali website atau situs baru sebagai penggantinya.

Takedown yang berulang ternyata tidak membawakan hasil yang maksimal. Buktinya judi online terus menjamur disegala usia. Kini anak-anak menjadi sasaran empuk bagi para pembisnis judi online. Bentuk yang menarik mampu membius perhatian anak untuk memainkannya.

Kadang Untung Kadang Buntung

Kadang untung dan kadang buntung beginilah hukum yang terjadi saat main judi online. Keuntungan yang ditawarkan bisa mengiurkan orang bermain secara berulang. Namun kekalahan juga tidak akan menyurutkan hasrat mereka dalam bermain kembali sebab rasa penasarannya akibat iming-iming keuntungannya.

Judi online menjadi jalan pintas meraup cuan. Tanpa bekerja keras mereka mampu menghasilkan uang hanya bermodal kuota dan jari-jemari. Bahkan terkadang banyak para pelajar yang berani menggunakan uang SPPnya hanya karena ingin kembali mengakses judi online.

Ketagihan menjadi faktor utama kembali diaksesnya judi online ini.  Mereka tidak akan peduli apakah itu merusak atau tidak. Dalam pikiran generasi saat ini hanyalah kesenangan sesaat. Mereka akan menggunakan uang dari hasil judi online itu untuk kesenangan mereka.

Penyumbang Kerusakan Negeri Ini

Jika kita ingin menyelesaikan suatu masalah tentulah kita harus mengerti apa penyebab masalah itu datang. Judi online ini bukan sekedar permasalahan individu atau masyarakat, ini adalah masalah negara.

Data para penguna judi online yang kini tersebar tentunya hanya secuil dari data yang sesungguhnya yang tidak terekspose ke media massa. Fenomena ini seperti gunung es yang pada dasarnya jika digali lebih dalam lagi kita pasti menemukan angka yang spektakuler.

Kemajuan teknologi di era digital ini tidak hanya memberikan dampak baik, namun juga menyimpan dampak buruk bagi kehidupan. 

Sektor perekonomian yang berbasis liberal telah menjadikan judi online sebagai penyokong bagi pendapatan negara. Tanpa harus menelaah lebih jauh sebuah media atau tontonan layak atau tidak di publish.

Hal ini membuktikan betapa kentalnya cengkraman kapitalis di negeri ini. Halal dan haram bukan menjadi corong dalam sebuah aktifitas namun kemanfaatan lebih menjadi dorongan kekuatan dalam interaksinya. 

Teknologi yang seharusnya digunakan untuk mempermudah komunikasi dan bisa dijadikan sebagai media edukasi berubah menjadi sosok pembunuh berdarah dingin. Pembunuh berdarah dingin ini perlahan-lahan akan memangsa korbannya tanpa disadari oleh korban itu sendiri.

Media yang begitu vulgar mempertontonkan apapun menjadi penyebab utama kehancuran bangsa ini. Tidak ada satupun pihak yang mampu memberantas kemaksiatan dari sebuah aplikasi termasuk judi online ini.

Orang tua yang beralih fungsi ini menjadi penyumbang bagi kerusakan generasi. Semula orang tua berperan menjadi pendidik utama dan pemula berubah menjadi sosok yang hanya mengawasi tanpa berbuat apa-apa.

Kehidupan yang hedonis menjadikan tolak ukur kebagiaan adalah materi, alhasil para orang tua dipaksa oleh sistem kapitalis untuk menghabiskan waktunya diluar rumah untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Ibu yang seharusnya berada di dalam rumah kini dipaksa untuk keluar rumah untuk membantu sang ayah mencari nafkah. Fenomena ini menjadikan anak besar tanpa asuhan kedua orang tuanya.
Ia bebas tanpa batas mengekspresikan kehidupannya yang terkadang harus bersentuhan dengan kemaksiatan seperti judi online ini.

Orang tua terus memberikan fasilitas berupa hp dan kuota agar si anak aman menurut kaca mata mereka. Pada dasarnya anak yang seperti ini sedang dalam kondisi darurat menuju kehancuran.

Ditambah lagi dengan kondisi masyarakat yang tidak mau peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya. Masyarakat tidak lagi menjadi polisi pemukiman hanya karena takut jika dikatakan turut campur dalam masalah orang lain.

Abainya masyarakat ternyata menjadikan semakin buruknya kerusakan yang terjadi. kontrol yang hilang menjadi kartu as bagi pelaku kejahatan. Negara sebagai suatu support sistem telah me;epaskan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakatnya. Negara dalam era kapitalis hadir sebagai regulator semata. Negara tidak akan mampu memberantas judi online ini hingga tuntas. 

Khilafah Itu Solusi Bukan Delusi

Bukan suatu omong kosong sejarah telah membuktikan betapa tangguhnya daulah Islam dalam kepemimpinan seorang khilafah mampu meregulasikan kerusakan menjadi sebuah kedamaian yang dirasakan puluhan tahun lamanya.

Diawali dengan kepemimpinan Rasulullah yang telah berhasil merubah masyarakat jahilia menjadi masyarakat Islami. Kepemimpinan Islam ini kemudian dilanjutkan dengan para sahabat dan khilafah berikutnya.

Tidak ada yang mampu membuktikan keboborokan kepemimpinan seorang khilafah dalam mengelola Negara, sebab tidak akan mungkin sengsara ketika hidup dibawah daulah.

Seperti halnya kasus judi online ini yang kian hari terus menghantui semua kalangan dengan mudahnya semuanya akan teratasi dengan cepat dan tepat. Sebab dalam penerapannya daulah Islam senantiasa menjadikan hukum syara sebagai landasan kehidupan.

Segala sesuatu prilaku akan terus disandingkan dengan haram atau halal. Negara akan teerus bereupaya mewujudkan ketaatan individu dan masyarakat agar senantiasa berjalan diatas ridho Allah.

Penerapan aturan Allah yang secara totalitas telah menghasilkan kemajuan peradaban manusia yang luar biasa. Islam telah menjadi contoh keberhasilan itu.

Pada dasarnya Islam memiliki 3 Pilar dimana pilar ini akan terus bersinergi untuk terciptakan kesimbangan dan menghapuskan kerusakan.

Pertama, adanya pilar Keluarga. Seorang ayah akan terus menjadi figure terbaik bagi keluarganya. Ia akan berusaha mengkondisikan keluarganya agar terus menjalankansyariatnya. Seorang ayah akan menjadi patner terbaik bagi seorang ibu. Ibu sebagai madrah pertama bagi anak-anaknya akan menghabiskan waktu dan pikirannya untuk perkembangan anaknya menjadi pribadi yang Islami.

Ayah dengan kekuatannya akan hadir sebagai pencari nafkah yang berada diluar rumah, sementara ibu hanya focus mengurusi rumahnya. Dengan seimbangnya peran dan tanggung jawab ini akan melahirkan generasi terbaik bagi negeri ini. 

Kedua, Pilar Masyarakat. Masyarakat akan dibina dan dijadikan sebagai duta-dutanya Allah. Dimana duta ini akan memiliki kewajiban untuk menjaga keberlangsungan masyarakat yang Islami. Amar makruf nahi mungkar akan menjadi aktifitas utamanya.

Mayarakat hadir dengan sikap kepedulian terhadap sesame. Mayarakat yang Islami akan terus menjadi penjaga terehadap pelaku penyimpangan. Dengan aktifitas ini dengan harapan akan mampu menekan angka kemaksiatan.

Judi Online yang terus meresahkan masyarakat saat ini akan terus diawasi perkembangan agar tidak meracuni satu sama lain. Dakwah akan terus digencarkan agar masyarakat menyadari akan bahaya yang ditimbulkan dari aktifitas ini.

Ketiga, Pilar Negara. Pilar ini adalah penyokong terakhir bagi keutuhan masyarakat yang Islami. Negara akan memberikan sanksi tegas berupa zawajir dan jawabir bagi para pelaku kemaksiatan. Negara akan melakukan takedown yang benar dan tepat terhadap situs judi online. Media yang memiliki peran besar bagi tersebarnya informasi apapun akan dikondisikan agar melahirkan tayang-tayangan yang menghantarkan kepada ketaqwaan. Tidak ada satupun media yang akan mencari keuntungan dari praktek haram ini. 

Selain media penyediaan lapangan kerja untuk para laki-laki terutama sang ayah akan terus diperluas dan dipermudah, agar tidak adalagi laki-laki yang menumpukan kehidupannya dari kemengan judi online ini.

Pengelolaan sumber daya alam secara mandiri oleh daulah islam akan menghantarkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Segala biaya kehidupan akan dikondisikan agar tidak membebani masyarakatnya.

SDA akan mapu menyediakan fasilitas kesehatan, pendidikan dengan biaya yang tidak membebani masyarakat. Bahkan dulu daulah telah membuktikan kemampuannya memberikan biaya gratis bagi jalur kesehatan dan pendidikan.

Pendidikan dalam daulah akan disusun agar mampu melahirkan ketaqwaan bagi generasi muda. Generasi khairu ummah atau generasi terbaik akan menjadi tujuan utama dalam pendidikan Islam.

Para pelajar akan terus berupaya menimba ilmu dengan maksimal dengan menyandingkan ketaqwaan pada Allah sebagai modal utama. Sehingga bisa dipastikan praktik judi Online tidak akan disentuh oleh pelajar, sebab mereka tau mana haram dan halal.[]

Oleh: Putri Rahmi DE, SST
(Aktivis Muslimah)


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar