Topswara.com -- Ada sekitar 11.000 orang meninggal dunia dan sekitar 28.000 orang luka-luka sejak agresi militer yang dilancarkan tentara zionis Israel ke wilayah Gaza, Palestina. Sebulan lebih zionis membombardir Gaza tanpa ampun, kepada dunia Israel mengaku ini adalah konflik antar Negara. Namun fakta yang ada justru ini merupakan genosida suatu bangsa.
Disebut genosida karena zionis justru menargetkan rudal-rudal mereka ke warga sipil Palestina terutama anak-anak dan wanita. Sungguh keji dan biadab perbuatan zionis Israel ini. Demi ambisi menguasai tanah suci tega menghilangkan rasa kemanusiaan dalam diri mereka.
Pantaslah Allah mengibaratkan bangsa Yahudi ini layaknya binatang kera, “Kemudian, ketika mereka bersikeras (melampaui batas) terhadap segala yang dilarang, Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.” [Al A’raf : 166].
Begitulah aslinya sifat bangsa Yahudi Israel. Banyak kisah dalam Al-Qur’an yang menerangkan sifat-sifat buruk mereka. Dan saat ini mereka sedang menunjukkan pada dunia betapa sombong dan angkuhnya mereka terhadap umat manusia terutama umat Islam.
Genosida yang dilakukan zionis Israel sudah memasuki tahap yang ke sekian kalinya. Namun kali ini adalah genosida terparah dan tersombong yang pernah ada. Sudah lebih 10.000 anak-anak yang mereka bunuh. Mulai dari bayi yang baru lahir, hingga anak-anak remaja. Belum lagi rumah-rumah warga yang dibumi hanguskan, sudah tak terhitung jumlahnya.
Bahkan yang lebih kejam lagi dilakukan oleh zionis Israel adalah mereka dengan pongahnya menargetkan rumah sakit yang masih beroperasi. Kejam dan brutal zionis Israel ini, sehingga tidak layaklah mereka di sebut sebagai manusia.
Namun yang lebih menyayat hati lagi adalah respon dari penduduk dunia. Dunia hanya bisa menonton kekejaman zionis tanpa melakukan tindakan pencegahan genosida secara terang-terangan ini. Dunia hanya mengecam dan mengecam saja atas tindakan zionis ini. Padahal zionis itu hanya bangsa kecil dan luas wilayahnya tak seberapa dibandingkan negara-negara yang ada di sekitarnya.
Apalagi ketika melihat negeri-negeri Arab yang berada di sekitar Palestina, tak bergeming sedikit pun untuk menolong dan membantu saudaranya dari pembantaian zionis. Mereka hanya menonton dan bersimpati mengirimkan hal-hal yang tidak urgen bagi Palestina. Mereka butuh bantuan tentara, para mujahid untuk melawan zionis Israel, bukan sekedar makanan dan minuman saja.
Miris, melihat kondisi Al-,Quds yang sedang dibantai habis-habisan oleh zionis Israel tanpa bisa melakukan apa-apa. Sedih melihat saudara-saudara kita di sana bersimbah darah dan kehilangan nyawa. Marah, melihat ketidakpedulian para pemimpin Islam dunia kepada mereka.
Padahal tentara Islam di berbagai negara itu sangatlah banyak. Jika dikirim saja sebagian dari mereka ke Al-Quds, pastilah zionis itu sudah kalah dan mundur dari sana. Namun apa daya, sekat-sekat nasionalisme yang di doktrin oleh Barat kepada pemimpin-pemimpin muslim, membuat mereka tutup mata atas pembantaian di Gaza, Palestina.
Perjuangan rakyat Palestina bukanlah perjuangan atas nama sebuah negara. Namun perjuangan mereka, bertahannya mereka di sana karena janji mereka kepada sang Rasul. Kewajiban ini diberikan kepada seluruh umat Islam di dunia. Bukan hanya bangsa Palestina. Tanah Palestina adalah tanah sucinya umat Islam, di sana terdapat masjid Al-Aqsha tempat Rasul melaksanakan Israk dan Mikraj.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mendengar dan Yang Maha Mengetahui.”
Tanah Palestina adalah tanah milik umat Islam, yang tak boleh jatuh ke tangan bangsa manapun.
Diamnya para pemimpin Islam beserta tentara-tentara Islam melihat saudaranya di Gaza dibantai karena mempertahankan Al Quds dari serangan dan penjajahan zionis Israel adalah bukti bahwa pemahaman Barat yaitu nasionalisme telah mengakar di benak dan hati para pemimpin-pemimpin muslim di seluruh dunia.
Maka, solusi satu-satunya untuk bisa menyelamatkan Al-Quds adalah dengan mencampakkan paham nasionalisme bangsa-bangsa, segeralah kembali kepada Islam dalam Naungan Khilafah. Hanya dengan kembali kepada syariat Islam, maka seluruh permasalahan di dunia ini akan terselesaikan.
Buang sekat-sekat nasionalisme yang ada di negeri-negeri Islam di dunia, dan kirimkanlah militer ke Al-Quds untuk menolong dan membantu mereka dari pembantaian keji zionis Israel.
Wahai umat Islam di seluruh dunia, bersatulah dalam satu pemikiran dan solusi yang sama. Kembali kepada syariat adalah solusi satu-satunya yang mampu menyetop sekat-sekat nasionalisme yang ada saat ini.
Syariat Islam hanya bisa diterapkan disebuah negara yang menerapkan sistem pemerintahan khilafah islamiah. Satukanlah pikiran kita bahwa kewajiban menegakkan khilafah harus segera direalisasikan. Sehingga solusi mengirimkan tentara ke Al-Quds adalah haq, dan mendatangkan ridha dari Allah.
Wallahu’alam bishawwab.
Oleh: Rika Lestari Sinaga, Amd.
Aktivis Muslimah
0 Komentar