TopSwara.com -- Sobat, secara bahasa, dakwah adalah seruan. Adapun menurut syariah, dakwah adalah seruan kepada manusia untuk memeluk dan mengamalkan Islam serta melakukan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Dakwah juga dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mengubah masyarakat baik pemikiran, perasaan maupun system aturannya dari masyarakat jahiliah ke masyarakat Islam.
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Sobat. Dalam ayat ini, Allah swt memberikan pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia (dakwah) ke jalan Allah. Jalan Allah di sini maksudnya ialah agama Allah yakni syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Allah swt meletakkan dasar-dasar dakwah untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwah.
Pertama, Allah swt menjelaskan kepada Rasul-Nya bahwa sesungguhnya dakwah ini adalah dakwah untuk agama Allah sebagai jalan menuju rida-Nya, bukan dakwah untuk pribadi dai (yang berdakwah) ataupun untuk golongan dan kaumnya. Rasul saw diperintahkan untuk membawa manusia ke jalan Allah dan untuk agama Allah semata.
Kedua, Allah swt menjelaskan kepada Rasul saw agar berdakwah dengan hikmah. Hikmah itu mengandung beberapa arti:
a. Pengetahuan tentang rahasia dan faedah segala sesuatu. Dengan pengetahuan itu sesuatu dapat diyakini keberadaannya.
b. Perkataan yang tepat dan benar yang menjadi dalil (argumen) untuk menjelaskan mana yang hak dan mana yang batil atau syubhat (meragukan).
c. Mengetahui hukum-hukum Al-Qur'an, paham Al-Qur'an, paham agama, takut kepada Allah, serta benar perkataan dan perbuatan.
Arti hikmah yang paling mendekati kebenaran ialah arti pertama yaitu pengetahuan tentang rahasia dan faedah sesuatu, yakni pengetahuan itu memberi manfaat.
Dakwah dengan hikmah adalah dakwah dengan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi, dengan cara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, agar mudah dipahami umat.
Ketiga, Allah swt menjelaskan kepada Rasul agar dakwah itu dijalankan dengan pengajaran yang baik, lemah lembut, dan menyejukkan, sehingga dapat diterima dengan baik.
Tidak patut jika pengajaran dan pengajian selalu menimbulkan rasa gelisah, cemas, dan ketakutan dalam jiwa manusia. Orang yang melakukan perbuatan dosa karena kebodohan atau ketidaktahuan, tidak wajar jika kesalahannya itu dipaparkan secara terbuka di hadapan orang lain sehingga menyakitkan hati.
Khutbah atau pengajian yang disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut, sangat baik untuk melembutkan hati yang liar dan lebih banyak memberikan ketenteraman daripada khutbah dan pengajian yang isinya ancaman dan kutukan-kutukan yang mengerikan. Namun demikian, menyampaikan peringatan dan ancaman dibolehkan jika kondisinya memungkinkan dan memerlukan.
Untuk menghindari kebosanan dalam pengajiannya, Rasul saw menyisipkan dan mengolah bahan pengajian yang menyenangkan dengan bahan yang menimbulkan rasa takut. Dengan demikian, tidak terjadi kebosanan yang disebabkan uraian pengajian yang berisi perintah dan larangan tanpa memberikan bahan pengajian yang melapangkan dada atau yang merangsang hati untuk melakukan ketaatan dan menjauhi larangan.
Keempat, Allah swt menjelaskan bahwa bila terjadi perdebatan dengan kaum musyrikin ataupun ahli kitab, hendaknya Rasul membantah mereka dengan cara yang baik.
Suatu contoh perdebatan yang baik ialah perdebatan Nabi Ibrahim dengan kaumnya yang mengajak mereka berpikir untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri, sehingga menemukan kebenaran.
Tidak baik memancing lawan dalam berdebat dengan kata yang tajam, karena hal demikian menimbulkan suasana yang panas. Sebaiknya dicipta-kan suasana nyaman dan santai sehingga tujuan dalam perdebatan untuk mencari kebenaran itu dapat tercapai dengan memuaskan.
Perdebatan yang baik ialah perdebatan yang dapat menghambat timbulnya sifat manusia yang negatif seperti sombong, tinggi hati, dan berusaha mempertahankan harga diri karena sifat-sifat tersebut sangat tercela. Lawan berdebat supaya dihadapi sedemikian rupa sehingga dia merasa bahwa harga dirinya dihormati, dan dai menunjukkan bahwa tujuan yang utama ialah menemukan kebenaran kepada agama Allah swt.
Kelima, akhir dari segala usaha dan perjuangan itu adalah iman kepada Allah swt, karena hanya Dialah yang menganugerahkan iman kepada jiwa manusia, bukan orang lain ataupun dai itu sendiri. Dialah Tuhan Yang Maha Mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang tidak dapat mempertahankan fitrah insaniahnya (iman kepada Allah) dari pengaruh-pengaruh yang menyesatkan, hingga dia menjadi sesat, dan siapa pula di antara hamba yang fitrah insaniahnya tetap terpelihara sehingga dia terbuka menerima petunjuk (hidayah) Allah swt.
Sobat. Dakwah itu hukumnya wajib karena Allah berjanji akan memberikan rahmat kepada yang berdakwah. Hal ini merupakan indikasi (qarinah) yang menunjukkan ketegasan perintah tersebut. Demikian pula qarinah yang tegas itu terlihat pada sabda
Rasulullah SAW :
“ Demi Zat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya kalian (memiliki dua pilihan, yaitu) benar-benar melakukan amar makruf dan nahi munkar ataukah Allah akan mendatangkan siksa dari sisi-Nya yang akan menimpa kalian kemudian kalian berdoa, tetapi doa itu tidak akan dikabulkan.” ( HR at-Tirmidzi dan Ahmad )
Sobat. Pelaku dakwah atau subyek dakwah adalah siapa saja yang terkena taklif syar’I, yaitu Islam, baligh dan berakal. Adapun orang yang menerima dakwah atau obyek dakwah adalah orang kafir sebagai individu maupun Negara dan orang Islam.
Sobat. Tujuan dakwah Islam adalah mengubah keadaan yang tidak islami menjadi islami agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena itu, dakwah bukan hanya sekedar menyerukan untuk berbuat baik atau melarang berbuat mungkar, melainkan harus disertai dengan usaha untuk melakukan perubahan. Secara rinci perubahan tersebut terlihat pada saat :
1. Menyeru orang kafir agar masuk Islam.
2. Menyeru orang Islam agar melaksanakan hukum Islam secara total.
3. Menegakkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun Negara.
Sobat. Secara umum dakwah diarahkan pada :
1. Mentauhidkan Allah SWT. Melalui dakwah ditanamkan dengan kuat kalimat Laa ilaaha illa Allah yang berarti tidak ada lagi yang patut disembah, ditakuti, dan diharapkan keridhaannya selain Allah SWT semata.
2. Menjadikan Islam sebagai rahmat. Keimanan kepada Allah SWT tentu harus membawa pada keyakinan dan ketundukan pada seluruh hukum dan syariah-Nya.
وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’ (21) : 107 )
Sobat. Tujuan Allah mengutus Nabi Muhammad yang membawa agama-Nya itu, tidak lain adalah memberi petunjuk dan peringatan agar mereka bahagia di dunia dan di akhirat. Rahmat Allah bagi seluruh alam meliputi perlindungan, kedamaian, kasih sayang dan sebagainya, yang diberikan Allah terhadap makhluk-Nya. Baik yang beriman maupun yang tidak beriman, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Sobat. Jika dilihat sejarah manusia dan kemanusiaan, maka agama Islam adalah agama yang berusaha sekuat tenaga menghapuskan perbudakan dan penindasan oleh manusia terhadap manusia yang lain. Seandainya pintu perbudakan masih terbuka, itu hanyalah sekedar untuk mengimbangi perbuatan orang-orang kafir terhadap kaum Muslimin. Sedangkan jalan-jalan untuk menghapuskan perbudakan disediakan, baik dengan cara memberi imbalan yang besar bagi orang yang memerdekakan budak maupun dengan mengaitkan kafarat/hukuman dengan pembebasan budak. Perbaikanperbaikan tentang kedudukan perempuan yang waktu itu hampir sama dengan binatang, dan pengakuan terhadap kedudukan anak yatim, perhatian terhadap fakir dan miskin, perintah melakukan jihad untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan, semuanya diajarkan oleh Al-Qur'an dan Hadis. Dengan demikian seluruh umat manusia memperoleh rahmat, baik yang langsung atau tidak langsung dari agama yang dibawa Nabi Muhammad. Tetapi kebanyakan manusia masih mengingkari padahal rahmat yang mereka peroleh adalah rahmat dan nikmat Allah.
3. Menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Dakwah Islam ditujukan untuk menjadi Islam sebagai pedoman hidup artinya adalah mengajak manusia untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan. Karena Islam mengatur seluruh aspek kehidupan maka Islam hanya dapat dijadikan pedoman hidup jika diterapkan secara kaffah dalam kehidupan.
4. Menggapai Ridha Allah SWT. Seluruh amal yang dilakukan, termasuk dakwah, ditujukan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Dengan demikian. Dakwah dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT dan sesuai dengan tuntunan Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Sobat. Apabila secara jernih kita melihat kondisi kaum muslim di seluruh dunia saat ini maka kita akan mendapati bahwa ternyata setelah Daulah Khilafah runtuh pada tahun 1924 kaum muslim berada dalam keterpurukan di berbagai bidang kehidupan; mulai dari terpecah-belahnya kaum muslim oleh sekat-sekat nasionalisme, terancamnya aqidah kaum muslim oleh serangan misionaris agama Kristen, diterapkannya system demokrasi kufur dalam kancah kehidupan hingga pola hidup barat yang sudah mengakar di negeri-negeri kaum muslim sehingga tidak ada satu pun negeri kaum muslim yang menerapkan Islam sebagai ideologi. Semua ini berpangkal pada rendahnya taraf berpikir kaum Muslim yang amat parah.
Sobat. Umat membutuhkan orang-orang yang mau dan mampu membawa umat kembali menuju kemuliaan dan ketinggiannya dengan jalan meningkatkan taraf berpikir umat dengan pemikiran Islami. Dengan begitu, bukan mustahil masa kejayaan Islam seperti pada masa Rasulullah SAW para sahabat, khulafaur Rasyidin dan para khalifah sesudahnya akan terulang kembali. Allah SWT berfirman :
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًاۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًاۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” ( QS. An-Nur (24) : 55)
Sobat. Dakwah adalah poros hidup seorang muslim jadi bukan hanya tugas pak Kyai, seluruh waktu dan tenaga diarahkan kepada dakwah Islam, keluarga anak-anak dan isteri, harta benda, ilmu dan keahlian, ide atau pemikiran dan jabatan atau kedudukan semuanya diarahkan kepada dakwah Islam dalam kerangka meraih ridha Allah SWT.
Oleh: DR Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality
0 Komentar